Masih di minggu yang sama, Wriothesley masih mencari informasi tentang narasumber untuk halaman gosip itu.
Namun hal tak terduga terjadi saat seorang petugas datang ke kantornya dan membawakannya beberapa lembar foto untuknya. Itu adalah foto yang persis sama dengan foto yang ada di halaman gosip, tidak salah lagi.
"Dari mana kau menemukannya?" tanya sang Duke.
"Itu...." petugas itu dengan agak ragu menjawab, "Mess yang digunakan Nona Sekretaris."
"Apa ...?"
Dia tidak bisa mempercayai pendengarannya. Dia sangat yakin kalau [Name] tidak akan melakukan itu, tetapi petugas sipir ini mengaku dia menemukannya di ruangan Mess yang digunakan gadis itu?
Mana yang benar dan mana yang salah? Siapa yang harus dia percaya disaat seperti ini?
Detik berikutnya Wriothesley mendesis dan meminta petugas itu untuk keluar dari kantornya, segera petugas itu menuruti perintahnya. Apa dugaannya salah? Kalau [Name] benar-benar tidak melakukannya, lantas kenapa foto-foto asli yang ada di halaman berita itu kini ada padanya? Sang Duke jelas sudah tahu jawabannya, tapi hatinya kukuh tidak ingin mempercayai itu. Gadis itu punya alasannya, pasti.
Meninggalkan Duke yang seorang diri, dia baru ingat kalau hari ini [Name] izin untuk pergi ke Court of Fontaine. Dari apa yang dikatakan padanya, dia sedang membuat daftar pertanyaan untuk wawancara eksklusifnya dengan Neuvillette minggu depan. Harusnya dia segera kembali siang ini.
Tidak ingin meragukan gadis itu terus menerus, Wriothesley memutuskan untuk pergi ke Mess yang digunakan [Name] di lantai Mess.
Seperti yang ia duga, tidak ada yang istimewa. Mejanya penuh dengan tumpukan buku yang diambil dari kantornya, pena yang digunakannya terjejer di sana, bahkan sketsa buatannya tersebar di atasnya seolah ia biarkan begitu saja.
Baru saja Wriothesley memutuskan bahwa foto itu hanyalah kebetulan belaka ditemukan di Mess yang digunakannya, Wriothesley tidak sengaja melihat sebuah tumpukan kertas yang disembunyikan di bawah bantalnya. Ia pun menarik keluar kertas itu dari sana dan membacanya.
Tubuh Wriothesley menegang seketika, tangannya tiba-tiba kaku. Headline pada berita itu persis seperti yang tertulis pada halaman gosip itu, gaya tulisan dan bahasanya pun serupa. Tidak salah lagi, apa yang ada di tangannya adalah berita untuk konten berikutnya yang belum dicetak.
"Yang Mulia? Kenapa ada di ruanganku?"
Wriothesley dengan wajah biasa menoleh ke arah [Name]. Ia bergumam, "... [Name]."
"Oh? Apa Yang Mulia sangat merindukanku sampai datang ke sini?" Dia tertawa ringan seperti biasa, lalu mendekat perlahan.
"[Name], katakan padaku...." kerongkongan Wriothesley terasa berat, tapi ia tetap berkata, "... apa kau yang menulis berita gosip itu?"
"Berita gosip?" Kemudian [Name] langsung menyadari apa yang ada di tangan Duke. Dia segera meraihnya tapi Wriothesley menjauhkannya dari gadis itu.
"Katakan sejujurnya," kata sang Duke menekannya.
"Bukan aku yang menulisnya."
"Lalu ini apa? Bagaimana bisa ada berita yang sama di ruanganmu?"
"Itu bukan milikku, Yang Mulia."
Wriothesley mendengus. Ia meletakkan kertas-kertas itu di atas meja di belakangnya dan mengusap wajahnya dengan lelah. Sang Duke sedang berusaha menahan amarahnya, dadanya terasa dipukul berkali-kali hingga ia merasa sakit.
Sementara [Name] terus menyangkalnya dihadapan semua bukti yang mengarah padanya.
"Yang Mulia, aku tahu apa yang sedang kau pikirkan tapi aku bukan penulisnya," [Name] menekankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...