Chapter 3

1.5K 216 28
                                    

"Apa kabarmu, Yang Mulia Wriothesley!"

Melewati koridor lantai Mess, [Name] melihat Wriothesley sedang sibuk memantau kinerja para pekerjanya di dalam benteng dengan dua orang sipir mengikuti di belakangnya, dengan riang [Name] menyapanya.

Di tangan pria itu terdapat lembaran kertas jumlah produksi komponen Meka sampai hari ini, sementara di depannya ada seorang pekerja sekaligus Narapidana yang ada di Benteng Meropide.

Saat [Name] mencoba mendekati Wriothesley, dua orang sipir di belakangnya mencegah gadis itu untuk mendekat.

"Tidak bisakah kau menjauhi Yang Mulia? Kau yang paling mencurigakan di sini." Salah satu sipir berujar dengan penuh ketidaksukaannya pada [Name].

Perempatan di dahi [Name] muncul, dia hampir saja berumpah serapah karena dia menghalanginya. Tapi dengan tetap sopan, gadis itu membalas, "apakah sopan mencegat dan memotong kata-kata orang lain begitu saja? Apalagi aku sedang berbicara dengan Yang Mulia."

"Apa!? Jangan kurang ajar! Kau ini hanya tahanan—"

"Perlu kukoreksi kalau aku ini bukan tahanan, tetapi tamu Yang Mulia."

"Uh...."

"Seperti katanya, Maupoil."

"Ya-Yang Mulia...."

Seorang petugas bernama Maupoil itu memberengut kesal, ia melirik ke arah [Name] yang masih tersenyum bahagia dengan tajam. Pria ini terlihat hampir ingin menangis dan mengadukannya pada sang Duke.

"Kalian berdua bisa melakukan tugas lainnya, sisanya yang di sini serahkan padaku," ujar Wriothesley kembali.

"Baik, Yang Mulia!"

"Lalu kau, [Name]...." sang Duke memanggil. "Ada yang perlu kita bicarakan tentang kesepakatan itu."

Ekspresi [Name] berubah menjadi antusias. "Tentu saja."

Ah, ini dia!

[Name] sudah menunggu pagi ini dengan tidak sabar, ia bahkan hampir tidak bisa tidur semalaman hanya karena memikirkan ini layaknya anak sekolah dasar yang ingin pergi karyawisata pada keesokan harinya.

Sebetulnya [Name] tidak masalah jika para sipir mendengar kesepakatan yang dibuatnya dengan sang Duke, sebaliknya ia akan sangat senang jika mereka tahu. Alasannya untuk mengurangi hal-hal tidak diinginkan seperti sebelumnya.

Memang Duke tidak menunjukan ketidaksukaannya atau sepertinya dia pun tidak terlalu peduli dengan itu, tapi tidak dengan sipir lainnya. Bagaimana pun [Name] memang terlihat seperti pengacau yang baru memasuki Benteng Meropide terlebih Duke sendiri yang menyeretnya karena masalah buku yang ia tulis.

"Sekali lagi aku harus mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia," ucap [Name]. "Aku merasa seperti Yang Mulia barusan melindungiku. Aku makin menyukaimu."

Wriothesley memberikan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan. Sungguh, dia tidak paham dengan jalan pikir gadis ini. "Kau... berhentilah menggodaku," katanya.

"Astaga! Apa Yang Mulia malu mendengar pengakuan cintaku barusan?"

"Tolong jangan jadi liar, [Name]...."

Reaksi yang bagus dari Wriothesley, [Name] menyukainya. Itu seperti dirinya sudah pasrah menerima pengakuan cintanya yang bertubi-tubi dan dia bingung harus bereaksi seperti apa.

"Baiklah, maafkan aku." Sambil berkata begitu, [Name] mengeluarkan kertas dari dalam sakunya dan berkata, "aku tahu kalau Yang Mulia cepat atau lambat akan membicarakan kesepakatannya, jadi aku sudah menyiapkan ini!"

"... kapan kau membuat syarat untuk kontraknya?"

"Semalaman."

"Semalaman ...?" Wriothesley rasanya seolah tidak bisa membalas apa pun lagi. Dia seperti baru saja ragu dengan pendengarannya sendiri. "Karena itulah matamu seperti itu?"

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang