"Hari ini dia pergi ke Court of Fontaine lagi?"
"Iya. Sepertinya Alex bersenang-senang saat melihat latihan para Anggota Patroli dan Marechaussee Phantom."
"...."
Saat Wriothesley terdiam dengan ekspresi termenung, [Name] menuangkan teh ke gelasnya yang sudah kosong. Navia yang datang untuk menyerahkan laporan ekspedisi pada sang Duke tersenyum sumringah mendengarnya, ia berkata setelah menyesap tehnya sekali, "aku melihat dia berlatih dengan Clorinde kemarin. Tuan Muda sangat menggemaskan saat terlihat serius."
"Apa tidak masalah membiarkannya dengan Clorinde, [Name]?" tanya Wriothesley akhirnya.
"Ini hanya latihan gabungan, jadi tidak apa-apa. Lagi pula ada Chevreuse juga di sana yang mengawasinya."
"Bukankah kau baru saja marah padanya beberapa hari yang lalu?"
[Name] menautkan kedua alisnya. "Itu karena aku tidak menduganya kalau dia akan terlibat dengan hal seperti itu."
"Apa kau lupa kalau dia juga diam-diam masih latihan di Ring Pankration?"
[Name] terkekeh. "Benar, dia sedang masuk masa-masa memberontaknya dan tidak mendengarkanku. Tapi Suster Kepala bilang lukanya sudah pulih semuanya jadi tidak apa-apa."
"Bagaimana kalau dia terluka lagi karena mengikuti latihan para Anggota Patroli di sana?"
"Bukankah aku sudah bilang itu tadi?" Alis [Name] naik sebelah. "Ada Clorinde dan Chevreuse yang mengawasinya, selama tidak ikut terlibat dalam tugas mereka jadi bukan masalah. Kenapa Yang Mulia terus berkata seperti itu?"
Mendapati perdebatan suami-istri itu, Navia tertawa geli karena menyadari sesuatu. "Yang Mulia, jangan bilang kau cemburu pada Clorinde karena lebih sering bermain dengan Putramu sendiri?"
"... !?" Bahu Wriothesley tersentak dan dia pun diam.
Navia tertawa lagi. "Astaga, kau menyedihkan sekali."
[Name] yang tersenyum lembut padanya berkata, "dia hanya tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Sigewinne sudah mengatakannya, 'kan?"
"...."
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang," ucap Navia sambil berdiri dari posisinya, ia tersenyum kecil. "Aku ingin memberikan kudapan manis untuk Tuan Muda yang sedang latihan."
"Navia ...! Apa sifat menyebalkan Clorinde tertular padamu?"
Navia hanya tertawa kecil sebagai balasan lalu keluar dari kantor Duke. Wriothesley pun terdiam dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti.
Namun saat itu, [Name] melihat suaminya yang tidak fokus dan sesekali dia mendapati Duke yang berhenti menggerakkan tangannya, mengetuk meja kerjanya dengan ujung jemarinya, lalu bertopang dagu sambil mengembuskan napasnya.
[Name] yang menyadari kegusaran sang Duke berkata, "sore ini ada pertemuan dengan perwakilan Perusahaan Bolean. Karena ini hanya untuk menandatangi surat perjanjiannya, jadi Yang Mulia tidak perlu hadir."
"...?"
"Dengan kata lain jadwal Yang Mulia saat itu akan kosong."
Usai berkata begitu, [Name] mengambil dokumen logistik dan penyediaan barang yang Navia bawa sebelumnya di atas meja di depan sofa, wanita itu melihatnya sejenak dalam diam.
Saat itulah tiba-tiba sebuah tangan besar melingkarinya dari belakang, merengkuh tubuhnya yang terlampau kecil darinya.
"Aku mencintaimu, [Name]."
[Name] yang terkejut sesaat kemudian terkekeh. "Yang Mulia, kenapa bersikap menggemaskan seperti ini?"
"Karena aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...