"[Name]—!"
Napasnya memburu dengan kuat, andrenalin dalam tubuhnya meningkat hingga membuat ritme jantungnya menjadi cepat.
Kini sufah berdiri Bathysmal Vishap dihadapan—tepatnya, di depan wajah—[Name] dengan mulutnya yang setengah terbuka. Matanya membola karena terkejut.
"Tenanglah...."
[Name] perlahan memutar pandangannya ke belakang. Tepat di belakangnya kini berdiri pria jangkung dengan kulit pucat, bertelinga lancip dan rambut perak yang panjang.
"Mo-Monsieur Neuvillette—!" Chevreuse berkata dengan gagap.
"Syukurlah ...! Kukira [Name], kau—akan dimakan oleh Bathysmal Vishap itu...."
"Kau tidak apa-apa, Nona [Name]?"
Awalnya [Name] juga berpikir begitu, dia benar-benar tidak menyangka akan kedatangan Neuvillette yang tiba-tiba.
Dia tidak menyerang Bathysmal Vishap itu, melainkan mengulurkan sebelah tangannya, menyentuh moncong makhluk itu, dan seketika Vishap itu pun berhenti menyerang. Sementara tangannya yang terbebas ia gunakan untuk menarik [Name] mundur beberapa langkah dari posisinya hingga kini punggung gadis itu menempel pada dada bidang sang Hakim Agung Fontaine.
"... aku baik-baik saja," jawab [Name] akhirnya begitu kesadarannya sepenuhnya kembali padanya.
"Apa kau terluka?" tanya Neuvillette pada [Name].
"Saya baik-baik saja. Terima kasih banyak atas pertolongan Anda, Monsieur Neuvillette."
Bathysmal Vishap itu pun bergerak mundur beberapa langkah, diikuti oleh Vishap lainnya yang ada di belakang. [Name] pun menarik dirinya kembali dan mendekati Charlotte yang menatapnya dengan cemas.
Charlotte beberapa kali menanyakan keadaan [Name] kembali, takut gadis itu menjadi trauma atau yang terburuknya terluka. Chevreuse pun memandangi [Name] dari atas sampai bawah kakinya, memastikan tidak ada apa pun di sana.
Saat suasana mulai kembali normal, Neuvillette berkata, "sepertinya mereka mengendus aroma yang mereka suka dari barang-barang yang Nona bawa."
"Eh?" Seolah baru mengingat sesuatu, [Name] mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Apa mungkin... ini?"
"Tidalga?"
"Untuk apa kau membawa itu?"
Dalam tasnya, terdapat setoples besar tidalga di sana. Aroma laut yang khas mungkin menarik perhatian para Batysmal Vishap kearahnya.
[Name] ingat saat di dalam gamenya, Pahsiv melakukan transaksi dengan Pengembara menggunakan tidalga sebagai alat tukarnya.
Vishap tidak memerlukan mora, karena itulah dia menggunakan tidalga sebagai alat pembayarannya yang merupakan makanan mereka. Oleh karena itulah [Name] membawanya, dia berpikir mungkin jika ia melakukan itu maka para Vishap akan bersikap lebih bersahabat padanya.
"Makanan mereka?" tanya Chevreuse penasaran
"Bagaimana kau bisa yakin kalau mereka menyukai itu?" Charlotte juga demikian.
"Itu seperti... keyakinanku saja?" [Name] menjawab dengan agak ragu. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa ia tahu itu dari dalam game aslinya, 'kan? "Ya, karena aku sudah hampir dilahap jadi dugaanku benar."
"Kau benar-benar...."
"Vishap tidak memakan manusia. Bagi mereka, manusia makanan yang sulit dicerna karena aksesoris dan pakaian yang mereka kenakan," ujar Neuvillette berusaha mencairkan suasana.
Namun pada akhirnya, ia hanya ingin berkata bahwa para Vishap bisa saja memakan manusia jika mereka menanggalkan pakaian dan aksesoris yang dikenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...