(Enam)

4.5K 474 12
                                    

Vanno membawa Dion ketaman yang tidak jauh dari mansionnya.

"Jangan menangis,jangan menangis ,Jangan."Vanno memeluk Dion dengan erat .

Padahal Dion tidak menangis lagi,Dion menatap heran pada Vanno."Abang"lirihnya.

Vanno memandang Dion "Dion tidak apa apakan ,"Dia memegang wajah Dion dengan kedua tangannya.

"Dion tidak apa apakan?"

"Dion tidak kenapa napa kan?"

"Tidak boleh tidak boleh."

"Dion tidak boleh kenapa napa"

"Tidak  tidak boleh boleh tidak"

Vanno menggelengkan kepalanya , matanya mulai melihat kesana kemari.

Dion yang melihat itu panik,"Abang ,Abang Kenapa."Dion memegang pipi Vanno,"Abang jangan nakutin Dion."Dion takut sekarang , Vanno tidak merespon sama sekali apa yang  di ucapnya.

"Tidak ,tidak Dion tidak boleh kenapa napa ,ya ,Dion tidak,tidak boleh ."Vanno mengecek seluruh tubuh Dion,"Dion tadi terkejut,ya ,ya Dion terkejut aku harus membawa nya kerumah sakit ,ya ,benar."

"Abang ,Abang kenapa?"Dion mulai menangis dia menepuk pelan wajah Vanno.

"Ya,ya ,bawa kerumah sakit,kerumah sakit,"Vanno menatap Dion ,"ayo ,ayo kita kerumah sakit,ayo."Vanno mulai membawa Dion tapi Dion langsung menarik tangannya,"Abang ,Dion baik baik saja , tidak perlu kerumah sakit."

"Tidak, tidak,kau harus kerumah sakit ,ya ,ya kau harus kerumah sakit."Vanno kembali menarik tangan Dion membuat Dion merasa sedikit sakit dipergelangan tangannya.

"Abang , sakit"Dion meneteskan air matanya , Vanno sangat kuat menarik tangannya.

Vanno langsung melepaskan tangan nya yang memegang tangan Dion ,"apa ,apa yang aku lakukan,aku tidak boleh menyakiti Dion "Vanno mengusak rambutnya kasar,"Argg apa yang aku lakukan!"teriak nya membuat Dion sangat terkejut.

"Abang Abang kenapa ? Jangan menakuti Dion!"

Vanno menutup telinganya ,dan dia tidak berhentinya bergumam sesuatu.

Vanno langsung terduduk di rumput dan semakin berbicara yang tidak jelas.

Dion langsung memeluk Vanno dengan erat,"Abang ,Abang kenapa,tolong!"

"Tolong!"

Sepi , tidak ada satupun orang yang berada ditaman itu , membuat Dion bertambah panik.

Dion dengan sekuat tenaga menggoyangkan badan Vanno dan memukul pipinya sedikit kuat,"Abang jangan gini!"

Vanno langsung terdiam,dia mengambil nafas sebanyak banyaknya dan menatap sekitar,dia menatap Dion .

"Abang ,Abang tidak apa apa ? Abang jangan nakutin Dion."Dion memeluk Vanno dengan erat.

Vanno yang sudah tersadar pun langsung membalas pelukan Dion,"maaf ,maafkan Abang."

Dion menatap Vanno dengan mata yang berkaca-kaca,"Abang kenapa seperti tadi ? Dion takut."

Vanno terdiam sebentar,dia langsung mencium pipi Dion ,"tidak apa apa ,Abang baik baik saja ."Dia mengusap rambut Dion pelan.

"Beneran?"

"Ya."Vanno melihat jam dipergelangan tangannya,dapat dia lihat waktunya sudah telat untuk mengantar Dion kesekolah,pasti sudah memasuki pelajaran.

"Bagaimana jika kita ke mall?"

"Em?"Dion bingung dengan perubahan sikap dari Vanno yang tiba tiba ini .

"Maukan?"

"I-ya."

Time Traveler ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang