Satya menggeram marah saat melihat Arya ada didepannya.
"Untuk apa bajingan ini kesini!"pikirnya.
"Pergi atau aku akan menembakmu!"Satya mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkannya pada Arya.
Arya tidak bergeming, dia mengalihkan pandangannya pada kertas yang ada dilantai, disana dia melihat ada gambar remaja laki-laki yang dia temui waktu itu.
"Kau menyelidikinya?"
"Bukan urusanmu mu! Pergi atau aku tembak!"sergah Satya yang sudah geram betul dengan Arya yang tidak mau mendengarkan dirinya.
"Apa kau menemukan sesuatu?"Arya mengambil kertas yang berada dilantai, Satya yang melihat itu menembakkan peluru kearah Arya.
Dor....
Arya menghindarinya dengan mudah, dia hanya melihat Satya dengan acuh, tahu akan anaknya ini memang sangat mudah emosi.
Arya membaca kertas itu, tapi wajahnya menjadi datar,"Tidak benar.."lirihnya.
Tidak mungkin, data ini pasti palsu, mana mungkin Via dinyatakan meninggal.
"Aku harus menyelidikinya!"
Dor...
Arya menatap tajam pada Satya yang kembali menembakkan peluru pada dirinya.
"Jika itu benar akulah yang pertama kali melihat jasadmu!"tekan Satya pada Arya, dia akan membunuh Arya jika data yang dia dapatkan itu terbukti benar.
Arya pergi dari sana dengan cepat, dia akan mengecek lagi data-data ini.
Tidak peduli jika Satya mengenal Saka dari mana tapi yang pasti Arya tahu jika Satya sudah bertindak maka jawabannya pasti Satya juga berpikir seperti dirinya, jika Saka merupakan anak dari dirinya dan Via.
Arya memukul setir mobil dengan kuat, matanya memerah karena menahan rasa sakit pada hatinya.
"Maafkan aku Via."
Sungguh Arya menyesal, jika saja dia tidak percaya waktu itu pasti dirinya dan Via tidak akan berpisah, kembaran Raka juga tidak akan pergi meninggalkan dirinya.
"Bodoh! Kau manusia terbodoh Arya! "
Arya menampar dirinya berulang kali, ditangan kanannya juga terdapat bekas goresan, bisa dipastikan jika Arya sudah melukai dirinya sendiri, bahkan seluruh tubuhnya juga terdapat goresan dan bekas bakaran.
"Maafkan aku Via, aku menyesal, aku tidak percaya padamu."Air mata Arya menetes, sedih sekali rasanya ketika orang yang kita sayang pergi dari hidup kita.
"Kau masih hidupkan Via?"
* * *
Anka yang sedang beristirahat dikejutkan dengan suara ketukan pintu.
"Siapa Cio?"
"Sarah tuan, dia berada diluar sekarang."
Anka menaikkan alisnya bingung, untuk apa Sarah datang kesini,"Jangan bilang dia mau ngengoda Saka?"
"Bisa jadi tuan, secara tuan tidak memperhatikan dirinya lagi."
"Nggak usah dibuka aja kalo gitu!"Anka menaikkan selimutnya dan menutup telinga, seolah tidak mendegar ketukan dari luar.
Sedangkan diluar Sarah menghentakkan kakinya dengan kesal, dia sudah mengetuk pintu kos'an Saka dari tadi, tapi tidak ada juga sahutan dari dalam sana.
"Ini kemana lagi Saka! Biasanya kalo gua dateng dia pasti cepet keluar! Ini kok lama banget sih! Udah itu panas lagi! "Sarah mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri.
"Kalo nggak demi Raka mana mau gua kesini!"
"Sapa nih? Tumben-tumbenan kesini!"
Sarah langsung berbalik kebelakang dan seketika mengubah wajahnya agar tidak terlihat sedang marah, disana sudah ada Devan, Revan, Rendy, Rendra dan Gilang.
"Lo mau apa kesini?"Gilang menaikkan alisnya heran, Sarah biasanya dekat dengan Raka dan selalu bersamanya, tapi dia melihat hari ini jika Sarah pergi ke kos'an Saka.
Apa hari ini ada musibah yang akan terjadi?
"Mendingan lo pulang, kita nggak mau kalo ada masalah sama geng Xaron lagi."ucap Rendra, bisa-bisa kedatangan Sarah kesini membuat mereka jadi salah paham.
"Aku ... aku kesini cuma mau nengokin Saka kok, aku nggak maksud apa-apa."ucap Sarah sambil menunduk takut ketika melihat anggota King Varos yang menatapnya tajam.
"Nggak usah kek gitu ya! Kek jalang tahu nggak!"sinis Devan yang membuat Sarah membolakan matanya.
"Aku bukan jalang."lirihnya pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kan kan mulai lagi! Pergi deh! Gua nggak mau war sama Xaron!"Devan semakin muak melihat Sarah yang seperti itu."Kalo gua jadi Saka nggak mau gua sama cewek kegatelan kayak lo!"lanjutnya lagi.
"Devan!"Revan menyudahi aksi Devan yang terus saja berbicara kasar, jika sampai terdengar ditelinga Raka bagaimana, bisa saja Raka akan membawa gengnya dan mereka akan tauran kembali.
"Yang gua omongin fakta!"Devan masih saja tidak mau diam.
Sedangkan anggota lain hanya diam tidak bergeming, bukannya tidak mau berbicara hanya saja mereka muak dengan sifat Sarah yang seperti ini, bisa saja dia mengadu domba kejadian ini dengan anggota Xaron.
Terdengar suara deru motor yang mendekat, mereka yang ada disana melihat, tampak salah satu anggota Xaron datang kearah mereka.
"Apa gua bilang! Pasti dia bawa pengawalnya!"ucap Devan pada mereka.
Disana terlihat Ivan, salah satu inti geng dari Xaron.
"Sarah?"Ivan turun dan menuju kearah Sarah, wajahnya memerah saat melihat Sarah yang menangis.
"Lo apain Sarah!"marahnya pada mereka semua.
"Lo buta? Kita nggak ngapa-ngapain dia! Liat noh! Lecet nggak dia! Nggak kan! Makanya kalo punya mata itu dipake! "Rendy sedikit terbawa emosi saat Ivan malah menuduh mereka melakukan sesuatu pada Sarah.
"Kalo nggak apa-apain nggak mungkin Sarah nangis!"Ivan masih saja nyolot ingin membenarkan perkataannya, dia tahu Sarah pasti diapa-apakan oleh para anggota King Varos ini.
Sarah menahan tangan Ivan yang akan meninju Rendy.
"I-van aku nggak apa-apa kok, tadi aku hanya kelilipan."Sarah mencoba tersenyum dan menatap Ivan seolah dirinya tidak kenapa-napa.
Ivan menatap Sarah kembali, dia mengusap air mata Sarah yang mengalir,"Kamu beneran nggak apa-apa?"tanyanya dengan nada yang lembut.
"Aku nggak apa-apa, kamu anterin aku pulang aja ya."pinta Sarah yang membuat Ivan luluh.
"Ok, kamu naik kemotor dulu."Ivan mengusap rambut Sarah dengan pelan.
Pemandangan itu membuat anggota King Varos hanya menaikkan alis mereka dengan bingung, Sarah dan Ivan terlihat seperti orang yang berpacaran.
Jika Raka melihat itu pasti dia akan mengamuk karena Sarah disentuh oleh orang lain, secara saat Sarah dekat dengan Saka saja membuat Raka sangat marah, pikir mereka.
Ivan kembali menatap tajam pada anggota King Varos,"Kalo gua tahu kalian lukain Sarah, gua nggak akan segan-segan buat lo lo pada mati!"tekannya yang membuat para anggota King Varos emosi, Ivan ini apa memang sengaja memancing mereka agar berkelahi dengannya.
"Kalo ngomong jangan sembarangan!"
Revan menahan Gilang yang mencoba memukul Ivan, dia muak dengan bacotan dari Ivan yang terus saja memojokkan king Varos.
"Nggak usah diladenin sebelum mereka dulu yang mulai."ucap Revan, dia tidak mau jika para anggota King Varos lebih dulu memukul, mereka akan melawan orang yang lebih dulu mencari masalah dengan mereka.
Ivan hanya mengacungkan jari tengahnya pada mereka, dia memasang helm dan pergi dari sana dengan Sarah.
"Huuuu! Kalo nggak berani jangan nantangin! "Devan juga memberikan jari tengahnya pada Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Traveler Man
Teen Fiction(Season 1,2,3,4,5,6) (Belum di Revisi) Jadi bocil? Bisa! Jadi Abang ? Bisa! Jadi ayah? Juga Bisa ! Baca aja di TIME TRAVELER MAN . Tentang Anka yang melakukan perjalanan misi kebanyak dunia novel dan ditemani oleh sistem tersayangnya yaitu Cio. Ba...