~~~Status~~~
Nama Asli Pemain : Anka
Judul Novel : My Angel
Nama Peran yang akan dijalankan : Saka
Visual :
-Ketampanan:60%
-Keimutan:40%
Healthy :50%
-Kelicikan:99%
"Misi utama: "Menjauhi pemeran female and secret mission ."
* * *
Revan yang tengah melihat kondisi Saka terkejut saat melihat tangan Saka mulai bergerak, dia sedang sendirian sekarang karena teman temannya baru saja pulang, dia sendiri yang menyuruh mereka pergi karena pasti mereka akan dimarahi oleh orang tua mereka jika mereka tidak pulang sekarang, secara mereka tidak pulang semalaman menjaga Saka.
Sedangkan dia berbeda, Revan sudah mandiri dan tinggal di apartemennya sendiri.
"Sak? Lo denger gua? Bentar, dokter bentar lagi dateng."
Saka membuka matanya perlahan, Anka langsung merasakan jika kepalanya sangat pusing, mungkin karena kecelakaan waktu itu membuat luka di kepala Saka sedikit parah.
"Denger gua kan?"Revan melambaikan tangannya pada wajah Saka, melihat apa Saka merespon dengan ucapannya.
"Permisi saya ingin memeriksa pasien."ucap seorang dokter yang baru saja tiba.
"Ya dok, periksa temen gua, dia baru aja sadar tapi gua nggak tahu apa dia udah sadar beneran atau nggak,"ucap Revan pada dokter itu.
"Baik, saya akan segera memeriksanya."Dokter itu segera mengambil tindakan dan memeriksa kondisi tubuh Saka.
"Sebenarnya dia sudah sadar tapi mungkin karena luka dikepalanya membuat dia diam dan menahan sakit, jadi saya akan memberikan suntikan agar teman kamu tidak terlalu merasa sakit dan nyeri."
"Gitu ya dok, lakuin aja dok yang penting temen gua sembuh."
Dokter itu menganggukan kepalanya, dia mengode suster yang ada dibelakang dan membawakan sebuah botol kecil dan suntikan, dia menyuntikkan suntikan itu pada tangan Saka.
"Sudah, kondisinya juga mulai bagus, jadi saya pikir dia akan cepat pulih jika terus diajak berkomunikasi agar dia tidak terlalu stres."
"Stres? Kenapa dokter ngomong gitu? Apa temen gua stres dok?"heran Revan, pasalnya selama ini Saka tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu, bahkan dia sangat aktif disekolah.
"Ya, dia sepertinya punya masalah yang berat, mungkin ini terlalu sensitif jika dibicarakan sekarang karena kondisinya bisa saja memburuk, untuk sekarang kamu dapat mengajaknya berbicara dengan hal-hal yang positif agar pikirannya tidak kacau."
"Makasih ya dok."
"Sama-sama, kalau begitu saya pergi dulu."
Revan menganggukan kepalanya dan menatap Saka,"Sebenarnya lo ngerasain apa, Sak? Apa yang lo pikirin? Apa ini ada hubungannya dengan Sarah sama Raka? Aneh banget lo ya, Sak, udah tahu Sarah nggak suka sama lo tapi terus aja lo ngincer Sarah."pikir Revan.
"Min-um"
Revan tersadar dari lamunannya, dia lupa tadinya dia akan memberikan Saka minum terlebih dahulu, tapi setelah mendegar ucapan dari dokter dia jadi lupa melakukan itu.
"Sorry Sak, gua lupa ini minum dulu."Revan segera meletakkan sedotan pada bibir Saka yang tampak kering.
"Lo istirahat aja, nanti gua kabarin yang lain kalo lo udah sadar."
Anka hanya mengangguk tipis sebagai jawaban,"Bukannya dari tadi, haus banget gua."batin Anka mendumel.
Revan menatap wajah Saka, entah kenapa dia merasa jika wajah Saka tampak lebih imut sedikit dibandingkan dulu.
"Nggak kayak biasanya."pikir Revan, biasanya wajah Saka akan terlihat tegas dan garang, tapi lihat wajah yang memandangnya."Mungkin gua nggak sadar selama ini."pikirnya.
* * *
Raka menghentikan motornya, Sarah yang ada dibelakang langsung turun, dia menatap Raka dengan wajah yang memerah.
"Makasih Raka, kamu udah anterin aku pulang."
"Hm."
"Kamu mau mampir nggak?"
"Tidak ini sudah larut, aku pulang dulu."
"Tapi Rak.."
Raka tidak memperdulikan Sarah, dia menghidupkan motornya dan pergi dari sana.
Sarah hanya mendumel kesal melihat itu, dia merasa jika Raka akan baik padanya jika ada teman-temannya saja.
"Mungkin dia takut, secara kost-kostan gua kan cuma boleh cewek yang masuk."Sarah masuk pada kost-kostannya.
Raka membawa motornya dengan kecepatan penuh, entahlah dia merasa sedikit khawatir tentang keadaan Saka.
Dia tidak tahu kenapa tapi setelah dia pikir-pikir, dia suka saat melihat Saka marah padanya, dia suka saat dia berkelahi dengan Saka, walaupun pada akhirnya dia sebenarnya mengalah pada Saka, tapi untuk kecelakaan tadi, dia benar-benar tidak menyangka akan terjadi hal yang seperti ini.
Raka tiba pada mansion tempat tinggalnya, para bodygard yang tahu jika itu adalah motor Raka membukakan pintu gerbang.
Setelah memarkirkan motor, Raka masuk kedalam, tampak sudah sepi mungkin para penghuninya sudah tidur.
"Dari mana?"langkah kaki Raka berhenti saat suara bariton itu terdengar ditelinganya.
Raka mendatarkan wajahnya, itu ayahnya Arya Allen Stewart.
Raka naik keatas tanpa memperdulikan sang ayah.
Arya yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar, dia memandang foto pada dinding yang menunjukkan keluarga lengkap yang bahagia, dua orang laki-laki yang satunya tampak sudah berumur mengendong balita, satunya lagi masih remaja, ada juga seorang wanita yang juga menggendong balita lebih kecil dari yang satunya.
"Dimana kau baby?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Traveler Man
Teen Fiction(Season 1,2,3,4,5,6) (Belum di Revisi) Jadi bocil? Bisa! Jadi Abang ? Bisa! Jadi ayah? Juga Bisa ! Baca aja di TIME TRAVELER MAN . Tentang Anka yang melakukan perjalanan misi kebanyak dunia novel dan ditemani oleh sistem tersayangnya yaitu Cio. Ba...