Pagi hari Anka bangun dan bersiap-siap pergi kesekolah, dengan pakaian yang berantakan serta gaya yang cool membuat Anka terlihat tampan.
Dia melihat jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh yang berarti mungkin beberapa menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
"Tuan memang sengaja buat terlambat ya?"Ucap Cio.
"Biasanya juga gitu, gua cuma ngikutin aja."ujar Anka sambil memakai jaket kebanggaan Saka, King Varos.
"Tidak boleh tuan, itu tidak baik."
"Baik kok, gua juga males dateng cepet, gua males belajar, lagian pasti nanti disana juga bolos sama yang lain."
"Ih tuan! Cio kan lagi nasehatin jangan gitu ya!"
"Diem Cio, gua nggak mau denger bacotan lo di pagi hari yang indah ini."Anka keluar dari sana dan menuju kearah motornya yang terpakir dihalaman.
"Terserah tuan saja deh!"
Anka memakai helm dan menghidupkan motornya, dia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, ya mungkin sengaja karena dia tidak mau cepat-cepat masuk kesekolah.
Tak lama Anka tiba pada sekolahan milik Saka, tampak gerbang sekolah sudah ditutup.
Tanpa peduli, Saka malah mengklakson motornya berulang kali membuat kebisingan.
Satpam yang ada disana hanya bisa mendelik kesal dengan Saka, tapi jika tidak dibukakan pasti Saka akan mengamuk.
Saka yang melihat jika gerbang sudah terbuka mencoba masuk, sesudah sampai diparkiran dia memarkirkan motornya pada tempat yang sudah di klaim King Varos.
Saka melepaskan helm miliknya dan melihat sekitar, pandangannya teralihkan pada para siswa yang juga sedang dihukum disana, ternyata Raka dan Sarah juga berada disana.
"Saka! Cepat kesini atau saya menghukum kamu lebih dari ini!"ucap Pak Supri, dia salah satu guru yang sedang piket untuk mengontrol siswa pagi ini.
Saka berjalan dengan langkah pelan sambil menyandang tas pada bahunya tanpa melirik arah Revan dan Sarah.
"Saka, kamu terlambat juga?"tanya Sarah pada Saka, dia tersenyum lembut menampilkan wajah imut yang membuat siapa saja menjadi tertarik.
Aneh sekali pertanyaan Sarah ini, apa dia tidak bisa melihat jika Saka baru saja muncul, tentu saja jawabannya sudah pasti.
"Sarah bertanya kenapa kau tidak menjawab! "sinis Raka yang melihat Saka hanya diam tanpa memperdulikan ucapan dari Sarah.
Sarah menahan tangan Raka dan mengelusnya pelan,"Raka kamu nggak boleh gitu, aku yang salah, seharusnya aku tahu kalo Saka pasti terlambat tapi aku malah menanyakannya."Sarah menunduk sedih, "Maaf ya Saka."lanjutnya.
Saka hanya diam dan memutar matanya malas,"cepetan pak! Gua mau kekelas."
"Kamu! Berani sekali kamu menyuruh saya! Sudah terlambat tapi malah kamu yang mengatur! Sekarang kamu bersihkan toilet!"ucap pak Supri yang sedikit kesal dengan tingkah Saka.
"Gua nggak mau!"ketus Saka dan ingin pergi dari sana tapi tangannya ditahan oleh Raka.
"Kau harus mematuhi apa yang disuruh pak Supri!"Ucapnya.
"Lepas! Kalo lo mau, lo aja yang bersihin toilet! Dan kenapa dia juga nggak dihukum pak? Dia juga terlambatkan? Oh jadi ini contoh teladan dari ketua OSIS?"sinis Saka yang membuat Raka sedikit terpancing emosi.
Pak Supri yang melihat itu memisahkan mereka, dia tidak mau ada perkelahian antara Saka dan Raka.
"Sudah sudah! Kalian ini sama saja! Kamu juga Raka walaupun kamu seorang ketua OSIS kamu sudah tahu peraturan sekolah, seharusnya kamu mematuhinya! "tegas pak Supri.
Raka hanya berdehem sebagai jawaban, sebenarnya dia tidak akan terlambat jika tidak menjemput Sarah yang sangat lama dalam berdandan, dia jadi kesal sendiri.
"Cepat kalian kerjakan! Dan untuk kamu Sarah, kamu bersihkan toilet perempuan!"
Sarah yang mendengar itu menggeleng pelan,"Pak, saya dan Raka cuma terlambat dua menit, tolong ya pak jangan hukum kita, kita nggak akan ngulangin lagi."Sarah menatap Pak Supri dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Lihatlah protagonis sedang memainkan perannya, Anka sungguh jijik melihat itu.
"Tidak Sarah, saya sudah berbaik hati membiarkan kalian membersihkan toilet, saya bisa saja membuat kalian membersihkan toilet yang ada diseluruh sekolahan ini, kamu mau yang mana? "ucap pak Supri yang sedikit melembutkan nada bicaranya, dia sedikit luluh melihat anak orang yang mau menangis dengan perkataannya.
"Sudah saya tidak mau tahu, sekarang kalian pergi, ini sudah jam berapa, kalian bisa ketinggalan belajar nantinya."setelah mengucapkan itu pak Supri pergi dari sana meninggalkan mereka yang hanya mematung.
Saka yang sudah mendegar perintah itu langsung pergi tapi tangannya kembali ditahan oleh Raka.
"Mau kemana? Kau tidak dengar jika kita disuruh membersihkan toilet?"ucapnya pada Saka.
"Lepasin! Emangnya gua pikirin? Lo aja sana sama dia!"Saka menyentakkan tangannya tapi masih saja ditahan oleh Raka.
"Ikut aku."Raka menarik tangan Saka untuk mengikuti dirinya.
"Apaansih lo! Lepasin gua anjing!"Saka mencoba melepaskan tangannya dari Raka tapi Raka masih saja kuat menggenggam tangannya.
"Raka!"Panggil Sarah yang ditinggal sendirian,"Ish kenapa gua malah ditinggal!"dengan menghentakkan kakinya Sarah pergi dari sana, entahlah dia akan menjalani hukumannya atau tidak.
Raka menarik tangan Saka hingga mereka sampai pada toilet, dengan kasar Saka menarik tangannya kembali.
"Apaansih lo!"
"Kau harus menjalani hukuman mu."ujar Raka yang membuat Saka hanya mendelik kesal.
"Jadi kalo gua jalanin hukuman gua lo nggak akan jalanin hukuman lo gitu? Iya? Sialan! Buabh waktu gua aja!"Saka ingin keluar tapi tangannya kembali ditarik oleh Raka.
"Apa! Lo ini kenapa sih! Mau berantem sama gua? Iya?"sergah Saka.
"Aku hanya mau kau bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan."
"Anjing! Gua bahkan nggak ngelakuin apa-apa! Kenapa lo mau gua tanggung jawab! Emang dasar gila! Awas!"Saka berjalan kekiri dan Raka juga mengikutinya, dia berjalan kekanan Raka kembali mengikutinya.
"Lo maunya apasih njing!"geram Saka yang melihat Raka malah mempermainkan dirinya.
"Kau terlambat jadi kau harus menjalani hukuman."ucap Raka santai yang membuat Saka tambah emisi.
"Sialan! Emang sialan lo!"Dengan mendorong sedikit tubuh Raka, Saka mendekati sikat pembersih lantai yang ada di sebalik pintu toilet, dia mencoba membersihkan lantai.
Raka yang melihat itu hanya tersenyum tipis, walaupun Saka mengucapkan tidak mau, tapi dia juga melakukannya, dia juga mengambil sikat pembersih dan mencoba mengikuti Saka.
Rasanya hati Raka senang saat berduaan seperti ini dengan Saka, bukan berarti menyukai Saka hanya saja dia merasa jika dia sangat senang menganggu Saka dan melihat dia marah-marah seperti ini.
Rasanya seperti melihat adik kecil yang dijahili oleh kakaknya, Raka terdiam, dia jadi teringat dengan kembarannya yang menghilang itu,"Pasti dia seperti Saka, dia kan cerewet."Raka terkekeh pelan yang membuat Saka melihatnya dengan pandangan yang aneh.
"Ngapain lo senyum-senyum sendiri kesurupan lo!"ucapan dari Saka membuat Raka tersadar, dia kembali mandatarkan wajahnya dan melanjutkan membersihkan lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Traveler Man
Teen Fiction(Season 1,2,3,4,5,6) (Belum di Revisi) Jadi bocil? Bisa! Jadi Abang ? Bisa! Jadi ayah? Juga Bisa ! Baca aja di TIME TRAVELER MAN . Tentang Anka yang melakukan perjalanan misi kebanyak dunia novel dan ditemani oleh sistem tersayangnya yaitu Cio. Ba...