(Enam belas)

4.2K 446 28
                                    

Didalam mobil ,Vanno duduk di kursi pengemudi, sedangkan Dion duduk di kursi penumpang.

Dion melihat sekeliling,"Bang kita mau kemana?"Entah pertanyaan ke berapa kali Dion menanyakan hal itu tapi Vanno tetap diam, dia hanya menatap fokus pada jalan di depan.

Dion yang melihat Vanno hanya diam pun semakin bingung , tidak biasanya Vanno diam seperti ini.

"Bang."Panggil nya lagi.

Vanno menghentikan mobil di tepi jalan, dia langsung melihat Dion "Kenapa?"tanyanya.

Hal itu membuat Dion semakin bingung apa Vanno tidak mendengarkan perkataan nya tadi? Padahal dia jelas jelas mengulang nya beberapa kali.

"Kita mau kemana bang? Kok dari tadi nggak sampe sampe?"Tanyanya kembali.

Vanno tersenyum tipis,"nanti juga tahu,sekarang diam dulu."Dia kembali menyalakan mobilnya .

Dion yang mendengar perkataan Vanno sedikit terkejut, biasanya Vanno tidak pernah menyuruhnya diam seperti sekarang .

Mobil berjalan melintasi jalan yang sepi dengan hutan yang lebat di sekelilingnya.

Dion semakin heran , kenapa mereka pergi kearah hutan,apa Vanno mengajaknya untuk camping?

"Bang kita mau kemana?"Tanya sekali lagi .

Vanno hanya menjawab pertanyaan Dion hanya dengan senyumannya.

Tidak lama mereka sampai di sebuah Mansion, Mansion itu terletak di tengah-tengah hutan.

"Ini mansion siapa bang?"

Diam, tidak ada suara yang dikeluarkan oleh Vanno, Vanno langsung keluar dari mobil ,Dion yang melihat itu langsung mengikuti Vanno.

Vanno dan Dion berdiri di depan pintu masuk mansion.

Dion takut sekarang mansion ini terkesan horor ,dia sedikit merinding melihat nya.

Dion meraih tangan Vanno"Bang takut."Ucapnya pada Vanno.

Vanno hanya tersenyum,dia memegang tangan Dion ,"tidak usah takut ,ada Abang."Vanno membawa Dion masuk.

Dion melihat sekeliling mansion, memperhatikan detail arsitektur yang rumit didalamnya membuat kesan bertambah horor.

Vanno berhenti membuat Dion menabraknya.

Dia berbalik dan memandang kearah Dion.

"Kenapa bang?"

Vanno langsung memeluk Dion ,hal itu membuat Dion bingung,tiba tiba Dion merasa ada suatu tajam yang menusuk lehernya.

Dion langsung memandang Vanno dengan sayu,dan setelah itu dia pingsan.

Vanno langsung memeluk Dion dalam dekapannya.

"Maafkan Abang Dion."Gumamnya.

* * *

Xevar sekarang tengah berada diruang bawah tanah miliknya,dia sedang menyiksa Xaga tentunya.

Xevar menendang dada Xaga berkali -kali .

"Sialan! Gara gara kebodohan mu itu aku kehilangan Evan ."

Xaga terbatuk-batuk dia mengeluarkan darah dari mulutnya.

"A-ku tidak sa-lah ,ka-u yang sa-lah! K-au mem-buat Je-ssie ku ti-dak meny-ukai k-u"

"Beraninya kau masih menjawab !"teriak Xevar berjongkok dan meninju wajah Xaga berkali kali,"Sialan ! Kenapa bisa aku ada adik bodoh seperti mu!"Xevar menghantukkan kepala Xaga kedinding.

Time Traveler ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang