Anka and mission travel two worlds novel Part 12

766 96 0
                                    

Anka berada diruang sistem sekarang, dia tengah beristirahat sebelum memulai drama lagi nantinya.

"Tuan anda harus segera sadar, nanti mereka pikir tuan kena overdosis obat tidur lagi."Ucap Cio yang membuat Anka kesal.

"Baru juga gua rehat bentar Cio, bentar lagi napa."

"Tuan ini, ini bukan sebentar lagi, tuan sudah seharian tidak sadar, mereka jadi khawatir."

"Siapa suruh ngasih gua bius, itu udah resiko."

"Tuan tapi ini sudah lama, jadi tuan harus sadar."

"Lo bawel ya Cio, tambah lama tambah nyerocos aja."Delik Anka.

"Cio tidak cerewet ya tuan, Cio ..."

"Udah diem dulu, gua mau tidur bentar."

Cio menutup mulutnya rapat saat tuannya ini malah menatap tajam dirinya.

Mungkin Anka lelah karena melakukan dua misi secara bersamaan, jadi dirinya mudah emosi. Itu yang dipikirkan oleh Cio.

Sedangkan di kamar Saka, Revan, Rania dan Aldric menatap heran Saka yang tidak bangun bangun dari kemarin.

"Pi, Saka kok nggak bangun-bangun? Papi ngasi apa ke Saka sampe nggak bangun-bangun gini?"

Aldric juga bingung, pasalnya dia menyuruh orang suruhannya untuk memberikan bius dosis rendah, biasanya dua atau tiga jam pasti Saka sudah bangun, ini sudah seharian Saka tidak membuka matanya.

"Mas, apa kamu yakin? Sepertinya Saka masih belum ada tanda-tanda bangun?"Riana juga sedikit cemas, bisa saja  tubuh Saka overdosis obat.

"Aku yakin, mereka juga mengatakan jika memberikan dosis yang rendah, aku tidak tahu apa yang terjadi."Ucapnya."Revan, panggil dokter."Titahnya.

"Iya Pi."

Revan mengeluarkan handphonenya dan ingin memanggil dokter tapi diurungkan niatnya itu karena melihat Saka menggerakkan tubuhnya seperti ingin bangun.

Benar saja, setelah mengedipkan matanya beberapa kali Saka bangun dengan sepenuhnya.

"Ssst pala gua."Saka memegang kepalanya yang sedikit sakit.

"Kau tidak apa apa?"Aldric sedikit panik melihat itu, dia ikut memegang kepala Saka, Saka yang baru menyadari ada orang lain selain dirinya terkejut, dia menyentakkan tangan Aldric dari kepalanya.

"Siapa Lo!"Turun dari kasur dan menatap tajam pada Aldric.

"Tenang Sak."Ujar Revan yang melihat Saka ingin mengamuk.

"Revan? Sialan! Jadi Lo yang nangkep gua! Lo mau apa ha! Lo berkhianat dan gua! "Saka menuju kearah Revan dan memegang kerah pakaian Revan dengan erat.

"Keluarin gua!"

"Tenang Sak, gua nggak akan apa-apain lo."Revan mencoba menenangkan Saka tapi dirinya malah kena bogeman mentah yang Sama berikan.

"Saka! Tenanglah! Kami bukan orang jahat."Riana juga ikut menenangkan Saka, dia membawa Revan pada belakang tubuhnya.

"Mau apa lo lo pada?"tanyanya menyelidik.

"Tenang Sak, gua nggak mungkin khianatin geng kita, tapi gua bawa lo kesini dengan suatu alasan."ucap Revan.

"Lo pikir gua percaya? Orang gila mana yang percaya tiba-tiba diculik terus dibawa ketempat lain dan bilangin mau ngucapin sesuatu? Seharusnya lo ngomong aja! Kenapa sampe nyulik gua bangsat!"

Mereka memandang satu sama lain, benar juga, tapi jika mengatakannya dengan Saka apa Saka akan ikut, sepertinya Aldric lebih memikirkan jalan ini supaya mereka tidak sulit membawa Saka nantinya.

Time Traveler ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang