Saka melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menyusuri jalanan yang lengang.
Di belakangnya, beberapa mobil hitam tampak mengejarnya dengan kecepatan yang sama.
Saka berbelok tajam ke kanan dan ke kiri, mencoba mempermainkan para pengejar itu.
Ia pun nekat menyelip di antara kendaraan lain demi menghindar.
Tiba-tiba saja mobil hitam itu menghentikannya, muncullah orang-orang berpakaian serba hitam dengan kacamata gelap.
Mereka mengepung Saka, berusaha menangkapnya.
"Mau apa lo semua!"
Saka menendang dan meninju dua orang di dekatnya.
Mereka tersungkur. Namun lebih banyak lagi yang mengerumuninya.
Satu orang berbadan besar maju dan menangkap pergelangan tangan Saka.
"Sialan! Lo mau apa bangsat!"
Tidak ada satupun kata yang keluar dari mereka.
Saka yang lengah dan tidak menyadari seseorang di belakangnya siap menyuntikkan suatu cairan.
"Sialan! Bangsat!"
Jarum suntik itu menembus lengan Saka.
Tubuhnya mulai limbung dan kesadarannya menghilang. Ia ambruk ke tanah.
"Bawa dia masuk ke mobil!" Perintah salah satu orang berpakaian hitam itu.
Mereka pun segera membopong Saka yang tak sadarkan diri dan membawanya pergi.
Para orang berpakaian hitam itu memasukkan Saka yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil hitam mereka.
Mobil-mobil itu melaju kencang meninggalkan tempat kejadian.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, sekitar 2 jam, mobil-mobil itu tiba di sebuah mansion besar.
Mansion megah dengan gaya Eropa klasik itu terlihat elegan.
Saka yang masih tak sadarkan diri segera dibawa masuk ke dalam mansion.
Saat sampai didalam, tampak ada tiga orang yang tengah duduk menunggu kedatangan Saka.
"Tuan kami sudah membawanya."ucap salah satu orang yang memopong Saka.
Tanpa berbicara salah satu dari mereka malah mengambil Saka dan mengendong Saka ke gendongannya.
"Pi! Papi apain Saka sampe pingsan gini?"panik seorang pemuda yang melihat Saka memejamkan mata.
"Tenanglah Revan, papi cuma menyuruh mereka menyuntikkan obat tidur saja."ucap seseorang itu yang ternyata adalah Aldric.
"Apa benar mas?"tanya Riana mencoba mengetahui kebenaran perkataan suaminya?
"Benar, aku hanya menyuruh mereka untuk menyuntikkan obat tidur, jika tidak, mana mungkin dia akan mengikuti mereka sampai kesini."
"Antarkan kekamar mas, kasian jika nanti tubuhnya malah jadi sakit."ujar Riana.
"Iya."tanpa berlama-lama Aldric membawa Saka ke kekamar yang sudah dia persiapkan lebih dulu.
Aldric menggendong Saka dengan hati-hati, membawanya menuju kamar tidur yang telah disiapkan.
Di belakangnya, Riana dan Revan mengikuti dengan langkah pelan.
Kamar itu didominasi warna biru muda yang menenangkan.
Aldric membaringkan Saka di atas kasur dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Traveler Man
Teen Fiction(Season 1,2,3,4,5,6) (Belum di Revisi) Jadi bocil? Bisa! Jadi Abang ? Bisa! Jadi ayah? Juga Bisa ! Baca aja di TIME TRAVELER MAN . Tentang Anka yang melakukan perjalanan misi kebanyak dunia novel dan ditemani oleh sistem tersayangnya yaitu Cio. Ba...