01 | Jamuan Makan Malam

7.5K 308 2
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

SAAT matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Pangeran Nicholas terlihat sedang berada di lapangan panah, area selatan Istana Riverdale. Ia berdiri tegak, memegang busur panahnya yang baru saja selesai setelah menunggu sebulan untuk ditempa. Di ujung sana, tepat di depannya, terdapat beberapa titik sasaran yang telah disiapkan. Penuh konsentrasi, ia membidik target.

Satu.

Dua.

Tiga.

Setelah helaan nafasnya yang dalam, dengan mantap Nicholas melepaskan panah ke arah sasaran. Suara desiran angin yang melintas saat panah meluncur menembus udara membuatnya menyeringai puas. Target pertama tepat sasaran.

Berubah posisi dengan cepat, Nicholas menarik anak panah yang lainnya dari dalam tabung. Dengan gerakan yang lincah, panah kedua pun dilepaskan dan menghujam dengan tepat di sasaran.

"Kau memang hebat Pangeran Nicholas," puji Lady Selova sambil bertepuk tangan.

Mendengar itu, Nicholas menyeringai tipis. Ia menurunkan busurnya, lalu menoleh ke perempuan-perempuan bangsawan cantik yang sengaja hadir setiap kali mengetahui Nicholas akan berlatih. Dan tentu Nicholas sangat senang dengan itu. Disaksikan oleh perempuan-perempuan bangsawan membuatnya merasa lebih hebat dan memberi makan egonya.

"Aku memang hebat, Lady Selova," ucap Nicholas sambil berjalan menghampiri ketiga perempuan itu. Diantara mereka, Selova yang terlihat paling terang-terangan menggodanya dari tatapan yang ia berikan. Sudut bibir Nicholas terangkat. Sepertinya malam ini akan berlangsung menyenangkan.

Nicholas meraih tangan Lady Selova, memberikan kecupan singkat secara perlahan di sana tanpa melepas tatapan mereka. "Karena kau sudah berbaik hati memujiku, aku ingin membalasnya dengan mengajakmu keluar malam ini, Lady Selova. Apa kau bersedia?"

Kedua mata mereka yang penuh hasrat saling bertemu dan mengirim sinyal yang jelas. Tidak sulit bagi Nicholas untuk mengetahui bahwa Lady Selova menginginkan hal yang sama.

"Tentu saja, Pangeran Nicholas."

Nicholas tersenyum puas. Dan begitulah perempuan di matanya. Bodoh dan selalu menyerahkan diri dengan gampang pada pesonanya. Tetapi Nicholas tidak peduli. Ia punya segalanya. Apapun yang ia mau, bisa ia dapatkan dengan mudah. Hatinya terlalu dingin untuk mengerti arti peduli. Atau sebaliknya, dunia sekitarnya terlalu dingin untuk ia berikan perhatian lebih. Paham bahwa bentuk kepedulian hanya sesuatu yang membuat seseorang lemah dan ia tidak ingin lagi terjebak di situasi itu.

"Ijin, Tuanku Pangeran. Hamba diberi perintah oleh Yang Mulia Baginda Raja Luther untuk memberikan kabar kepada Tuanku untuk bersiap." Salah seorang pengawal datang menghampiri Nicholas.

"Bersiap untuk apa?" Nicholas mengernyitkan dahinya. Ia tidak merasa ada janji temu dengan siapa-siapa.

"Maaf, Tuanku. Hamba tidak tahu."

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang