⚜️⚜️⚜️ANASTASIA menatap heran ketiga sahabat Nicholas di depannya. Mereka saat ini sedang berada di ruang makan istana. "Jadi para lord di hadapanku ini, tadi bertengkar hanya karena ingin menjadi orang pertama yang menyapaku?"
Ketiganya mengangguk serempak bak anak kecil. Anastasia menahan senyumnya karena merasa ekspresi mereka sangat lucu.
"Kenapa harus rebutan? Siapapun boleh menyapaku, dan aku akan senang hati menerimanya."
Ketiganya diam sambil menunduk, kompak menggaruk kepala mereka walaupun Anastasia yakin itu tidak gatal. Tingkah mereka sangat gemas. Bahkan diawal berkenalan pun Anastasia selalu dibuat tertawa oleh ketiganya.
Hening.
"Uhm.. Bagaimana kalau aku membuatkan para lord yang baik hati ini pai labu dan pai apel?"
Mendengar itu, ketiganya cepat-cepat mengangkat kepala mereka dan memandang Anastasia dengan antusias.
"Aku setuju.." Ramond mengangkat tangannya terlebih dahulu.
"Aku juga." Agast dan Eknath juga mengangkat tangan.
Anastasia tertawa kecil dan manggut-manggut. "Kalau begitu tunggu sebentar, ya."
Mereka mengacungkan jempol sebagai tanda setuju, dan Anastasia pun memasuki dapur untuk menyiapkan pai labu dan pai apel untuk mereka.
Baru saja mulut Ramond hendak bertanya keberadaan Nicholas, tiba-tiba saja orang yang dicari muncul dari balik dinding kokoh yang menyekat ruangan tempat mereka menunggu pai buatan Anastasia.
Ramond cepat keluar dari kursinya dan berlari menghampiri Nicholas di sana. "Darimana saja kau, Nicholas? Kami mencarimu," kata Ramond sambil merangkul sahabatnya dengan tiba-tiba, membuat Nicholas kaget.
"Sejak kapan kau ada di sini?"
"Sedari tadi. Aku datang bersama Agast dan Eknath," jawab Ramond, menunjuk ke arah keduanya yang sudah melambaikan tangan dengan semangat.
"Mau ngapain datang?"
"Halah. Kau ini ya. Pertanyaanku belum dijawab, tapi kau sudah menanyakanku banyak pertanyaan. Jawab dulu yang ku tanya."
Nicjolas diam sejenak lalu melanjutkan. "Aku baru bertemu Raja membahas wilayah Swindon."
Ramond memicingkan matanya, menatap tidak percaya, lalu mengendus-endus baju Nicholas untuk menemukan tanda-tanda minyak wangi perempuan yang mungkin menempel pada baju sahabatnya itu.
"Ck! Kau ini mau ngapain?"
"Hanya memastikan."
"Kau pikir aku seperti mu yang setiap saat meniduri perempuan tanpa melihat waktu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying A Prince ✔️
FantasyPangeran Nicholas Veer Ralph, putra bungsu dari Raja Luther pemimpin Kerajaan Tharvis, terkenal sebagai seorang yang angkuh, pemarah, dan pemberontak. Bahkan reputasinya sebagai seorang pemain wanita telah tersebar luas di seluruh negeri. Sikapnya y...