23 | Serangan Serigala

2.9K 166 12
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

ANASTASIA dan Nicholas memasuki tenda untuk beristirahat. Satu per satu pengawal juga memasuki tenda masing-masing. Beberapa di antaranya ditugaskan untuk berjaga di depan api unggun. Mereka berencana bergantian tidur menjelang tengah malam.

Anastasia meletakkan kepalanya di atas tumpukan tangan, punggungnya menghadap Nicholas yang tidur di sebelahnya. Sejak mereka memasuki tenda, Nicholas belum menjawab pertanyaan Anastasia tentang keyakinan hatinya. Alih-alih memberikan jawaban, Nicholas malah membahas topik lain mengenai mitos naga terbang yang menjadi lambang kerajaan mereka. Meskipun tidak relevan, Anastasia tahu itu hanya alibi untuk mencari topik lain.

Nicholas menatap langit-langit tenda, sulit terpejam. Pikirannya terus menerus memikirkan pertanyaan dari Anastasia. Ia merenung, berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya yang diinginkan hatinya. Ia melirik ke samping, mungkin Anastasia sudah tertidur. Dengan hati-hati, ia mencoba mendekat, menyelinapkan tangannya di pinggang  Anastasia. Tapi Anastasia dengan segera menahan tangannya. Ternyata, istrinya masih terjaga. Nicholas mengalah dan menarik tangannya kembali.

Satu jam berlalu, malam semakin dingin menusuk tulang. Nicholas gelisah karena udara yang terlalu dingin di hutan itu. Tangannya gemetar saat mengusap wajahnya dengan kasar. Sementara Anastasia di sampingnya sudah meringkuk, memeluk tubuhnya sendiri. Nicholas bangkit duduk dan membenarkan selimut yang menutupi Anastasia hingga ke lehernya. Dengan penuh kasih, Nicholas merendahkan kepala untuk mencium kening Anastasia. Kemudian, ia menarik tirai tenda untuk keluar dan duduk di depan api unggun.

"Tuanku, butuh sesuatu?" tanya seorang pengawal yang sedang berjaga.

"Tidak, aku hanya sulit tidur karena kedinginan."

"Apa perlu hamba buatkan minuman hangat, Tuanku?"

"Tidak perlu. Aku hanya ingin duduk di sini," kata Nicholas sambil menunjuk batu besar di dekat api unggun. Para pengawal itu paham, lalu memberi hormat sebelum akhirnya membiarkan Nicholas di sana.

Anastasia, yang belum tidur, bisa merasakan apa yang Nicholas lakukan. Untuk apa Nicholas keluar dari tenda? Pertanyaan itu melayang di benaknya, menciptakan rasa curiga. Bayang-bayang tentang Nicholas mencium dan meniduri perempuan lain sungguh membuatnya trauma. Apalagi pengakuan Nicholas yang pernah berniat sesuatu pada Irene membuat Anastasia sulit berpikiran positif saat ini

Dengan hati berdebar, Anastasia mengintip keluar dari tirai tenda, mencoba mencari Nicholas. Namun, apa yang ia temukan jauh dari dugaannya. Nicholas duduk sendirian di depan api unggun, merangkul tubuhnya sendiri. Matanya tertuju pada nyala api yang beekobar, sambil sesekali ia menjulurkan tangan untuk mencari kehangatan.

Anastasia menoleh ke tempat Nicholas tadi berbaring. "Kenapa dia meninggalkan selimutnya di sini?" desis Anastasia dalam hati. "Dia tahu betapa dinginnya malam ini, tapi kenapa malah..."

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang