10 | Sisi Lain Sang Pangeran

3.1K 168 7
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



⚜️⚜️⚜️

KEESOKAN harinya, Nicholas dan Anastasia diminta untuk bertemu dengan Raja Luther. Nicholas dapat menebak bahwa pertemuan kali ini pasti akan membahas peralihan kekuasaan wilayah Swindon ke tangannya, sesuai dengan janji yang diberikan oleh Raja tempo hari. Ia sudah tidak sabar. Dengan perlahan namun pasti, semua kebebasan dan impiannya akan terwujud. Ia ingin menjalani hidup sesuai dengan aturannya sendiri di Swindon.

"Sejak tadi kau terus bercermin," Nicholas memperhatikan Anastasia yang sibuk menatap dirinya berulang kali di depan cermin besar di kamar mereka.

"Aku khawatir penampilanku tidak cukup menarik untuk bertemu dengan Yang Mulia Baginda Raja."

"Kau tetap cantik meski hanya dengan sedikit riasan. Tidak perlu khawatir, Stasia."

Anastasia menundukkan kepala sambil mengulum senyum di bibirnya. Meski sering dipuji oleh Nicholas, ia tetap tidak dapat menahan rona merah di pipinya setiap kali Nicholas berbicara seperti itu.

"Terima kasih, Nicholas."

Nicholas tidak memberikan respons, sibuk memilih jas yang akan dipakainya.

"Izinkan aku membantumu," kata Anastasia sambil mendekati suaminya dan mengambil inisiatif untuk memilihkan salah satu jas dari banyaknya jas di dalam untuk Nicholas.

"Bagaimana dengan yang ini?" Anastasia menunjuk salah satu jas berwarna hitam polos yang mengkilap.

"Menurutmu, aku akan terlihat bagus kalau mengenakan ini?"

"Bagus."

"Hanya bagus?" Nicholas mengangkat salah satu alisnya.

Anastasia diam, dan memandang wajah Nicholas dengan kebingungan. Apa yang diharapkan oleh suaminya itu?

"Stasia."

"Ya?"

"Hanya bagus?"

"Uhm. Dan tampan." Anastasia mengigit dinding mulutnya lalu menunduk malu.

Nicholas mengangkat dagu Anastasia dengan jari telunjuknya. "Kenapa malu-malu memuji suamimu sendiri?"

"Maaf. Aku hanya tidak terbiasa." Anastasia mengakui bahwa ia belum memiliki pengalaman berpacaran sebelumnya. Jadi, wajar jika ia merasa canggung dengan Nicholas yang tiba-tiba menjadi suaminya tanpa melalui proses pendekatan.

"Kalau begitu, mulailah terbiasa sekarang." Bagi Nicholas, ini memang berbeda dari pengalamannya bertemu dengan perempuan-perempuan yang secara terang-terangan menggodanya. Mereka bahkan menyerahkan diri tanpa diminta. Sedangkan Anastasia terbilang pasif.

Anastasia mengangguk paham, menelan ludahnya dengan berat saat Nicholas perlahan mendekatkan wajahnya. Deru napas Sang Pangeran menerpa wajah cantiknya yang memucat. Meskipun mereka sudah melakukannya beberapa kali, ia selalu merasa gugup. Dan sekarang matanya terpejam, merasakan bibir Nicholas yang hampir menyentuh bibirnya.

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang