41 | Perempuan Berjubah Gelap

1.9K 119 5
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

ANASTASIA tengah sibuk mengganti perban yang melilit luka Nicholas di kamar mereka menginap. Nicholas duduk di sisi kasur, memperhatikan dengan penuh kesabaran setiap langkah yang dilakukan istrinya. Hujan turun di luar, namun perapian di pojok kamar cukup mampu memberikan kehangatan yang mereka butuhkan.

Perlakuan tulus dari Anastasia sungguh membuat Nicholas sadar bahwa cinta masih ada di dunia ini dan nyata adanya. Perlahan tapi pasti, ia mulai membuat keputusan bulat untuk melepaskan masa lalunya dan membentuk masa depan yang baru bersama Anastasia.

"Apa lukamu sudah terasa lebih baik?" tanya Anastasia dengan lembut, sembari melepaskan perban lama di perut Nicholas dengan hati-hati.

Nicholas meringis, "Pelann, sayang," katanya. Lukanya masih terasa sakit meskipun tidak seburuk seperti hari-hari sebelumnya. Ia sengaja mengeluarkan rintihan keras hanya untuk menarik perhatian Anastasia.

"Iya, maaf. Sedikit lagi," ucap Anastasia sambil melanjutkan.

Nicholas mengangguk. Sementara Anastasia sibuk membersihkan luka dan mengoleskan obat, Nicholas malah sibuk bermain-main dengan rambut panjang berwarna emas milik istrinya. Sesekali, ia menyulap rambut itu menjadi kumis palsu di atas bibirnya. Sesekali juga, ia menciptakan poni palsu di keningnya. Anastasia hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu Nicholas.

"Nich, angkat kedua tanganmu ke atas. Aku akan memasang perban yang baru," pinta Anastasia.

Nicholas patuh. Ia mengangkat tangannya ke atas dan membiarkan Anastasia memutar perban di sekitar tubuhnya untuk membungkus lukanya.

Anastasia terkejut ketika Nicholas tiba-tiba memeluknya erat. "Eh? Jika kau memelukku seperti ini, aku tidak bisa melanjutkan memasang perbanmu," ucapnya, sedikit kebingungan.

"Hanya sebentar. Aku ingin memelukmu," kata Nicholas sambil mengeratkan pelukannya, mencium aroma wangi dari leher Anastasia.

Anastasia tidak memprotes. Ia merasa hangat di dalam pelukan Nicholas, meletakkan tangannya di belakang leher suaminya, mengelusnya dengan lembut dan penuh kasih.

"Bie."

"Hm?"

"Aku lagi ingin."

Anastasia dengan cepat melepaskan pelukan mereka dan menatap wajah Nicholas lamat-lamat. "Kau ini ada-ada saja. Berjalan saja masih harus dibantu," keluh Anastasia agak heran. "Apa kau mau lebih banyak merintih daripada aku karena kesakitan nanti?" ledeknya.

Nicholas diam sejenak. "Hehe.. Mungkin kamu benar," ucapnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kau masih bisa menahannya, kan?"

Nicholas mengangguk. "Tapi nanti, setelah aku sembuh, kita bisa memperpanjang durasinya, ya?"

"Hmm.." Anastasia hanya bisa mengangguk, sambil tersenyum, menjawab pertanyaan Nicholas yang selalu ada saja dan tak pernah habis.

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang