36 | Terasa Berat

2.1K 138 2
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

NICHOLAS dan Anastasia baru saja selesai melakukan pertemuan dengan para ksatria dan tokoh penting wilayah Swindon. Mereka membahas segala kerusakan yang ditimbulkan oleh Klan Arvaz di beberapa daerah, terutama Desa Tenelona. Mereka bersepakat untuk mengirim surat kepada Marquess Fedorov, ayah dari Putri Daishana, yang bertanggung jawab atas perbatasan wilayah Swindon, memohon kiriman pasukan perang. Nicholas juga setuju untuk mengirim surat ke Istana Riverdale, menguraikan situasi saat ini untuk mempersiapkan langkah-langkah darurat jika diperlukan, sehingga istana dapat segera memberikan bantuan.

Sikap Klan Arvaz yang anarkis sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Nicholas menerima laporan bahwa mereka masih menimbulkan keonaran di pedesaan maupun perkotaan hingga saat ini. Mereka tidak akan berhenti kecuali jika Nicholas sendiri turun tangan untuk bertemu dengan Robin.

Nicholas dan yang lainnya telah sepakat untuk memulai perang sebagai bentuk perlawanan. Namun, penyelesaian seperti ini tidak didukung oleh Anastasia. Ia masih berharap agar Nicholas bisa mengajak Klan Arvaz untuk berdialog dengan kepala dingin, tetapi pandangannya sepertinya terabaikan. Semua sepakat untuk melancarkan perlawanan karena telah habis titik kesabaran.

"Yang penting, kalian yang sudah kutugaskan, jangan sampai lengah. Pastikan Klan Arvaz tidak mengganggu pembangunan tembok, saluran air, dan sistem pembuangan sampah. Kita sudah mengeluarkan banyak biaya untuk itu. Jangan biarkan usaha kita sia-sia," tegur Nicholas dengan tegas.

"Baik, Tuanku Pangeran."

Tok! Tok! Tok!

"Silakan masuk."

"Ampun, Tuanku. Hamba ingin melaporkan bahwa di depan kastil, banyak masyarakat yang melakukan unjuk rasa. Mereka membawa obor dan memanggil-manggil nama Tuanku Pangeran. Mereka ingin Tuanku Pangeran menunjukkan keseriusannya dalam menangani kasus Klan Arvaz yang meresahkan dan membuat mereka cemas. Mereka telah kehilangan banyak harta benda dan saudara-saudara mereka."

Nicholas terlihat kaget. Ia bangkit dari kursinya untuk melihat ke arah jendela. Ternyata benar. Di sana, ribuan masyarakatnya berkerumun melakukan unjuk rasa, memanggil namanya.

"Aku harus menemui mereka," gumamnya. Ia mengenakan jubahnya dan segera keluar dari ruang rapat. Anastasia menyusul di belakangnya.

Langkah Nicholas terburu-buru. Dari ruang rapat hingga pintu utama kastil, memakan waktu lebih lama karena luasnya mencapai 4 hektar. Ia harus melintasi beberapa lorong yang panjang.

"Tuanku..." panggil pengawal lain yang berlari mendekat.

"Ada apa lagi?" tanya Nicholas, mulai merasa jengah dengan banyaknya laporan yang diterimanya setiap hari.

"Tuanku, hamba menerima laporan dari perwira kesehatan masyarakat bahwa terjadi kematian besar-besaran di beberapa daerah Swindon, Tuanku. Perwira kesehatan tersebut melihat adanya kesamaan dalam penyebab kematian mereka. Perwira kesehatan menduga ini adalah wabah penyakit menular yang disebabkan oleh sampah-sampah kotor. Setiap hari, ada puluhan kasus baru akibat penyakit ini. Hari ini saja, mereka telah menguburkan 37 orang yang meninggal karena penyakit tersebut dan 49 orang lainnya terindikasi memiliki gejala. Angka ini terus meningkat setiap harinya. Perwira tersebut meminta hamba untuk menyampaikan niatnya agar bisa bertemu dengan Tuanku dan meminta tindakan segera karena penyakit ini menyebar dengan cepat dan telah mencapai taraf epidemik."

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang