⚜️⚜️⚜️SELAIN tradisi puasa makan daging di hari Sabtu, ada satu tradisi lagi yang dilaksanakan pada hari yang sama di negeri Tharvis, yaitu turnamen persahabatan—pertarungan antara para kesatria atau prajurit terlatih di Arena Arion. Pertarungan ini bertujuan untuk mengasah ketrampilan para kesatria dan prajurit yang siap berperang jika terjadi serangan dari musuh dalam ataupun luar negri.
Biasanya, para kesatria akan mengenakan baju zirah dan pakaian perang lengkap lainnya, serta menunggangi kuda yang gagah. Turnamen ini juga akan disaksikan oleh Raja Luther, yang sangat gemar menyaksikan kegiatan semacam itu sebagai hiburannya. Tidak hanya Raja, para bangsawan juga banyak yang hadir untuk menyaksikan dan secara diam-diam ataupun terang-terangan bertaruh koin, mendukung jagoan mereka masing-masing.
Bagi Nicholas, tidak ada manfaat khusus yang dirasakannya dengan menyaksikan turnamen semacam itu. Ia tidak suka. Namun, karena Anastasia terpengaruh oleh ajakan langsung dari Raja Luther yang membuatnya penasaran, Nicholas akhirnya menurutinya untuk bergabung.
Anastasia dan Nicholas duduk di tribun arena yang disediakan khusus untuk keluarga kerajaan. Berbeda dengan William, Nicholas enggan menyapa para bangsawan yang hadir. Dengan wajah datar, ia menatap seolah-olah tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di depannya.
"Nich. Tersenyumlah sedikit. Kau seperti terlilit utang," kata Anastasia yang lelah melihat Nicholas seperti itu.
"Senyumku hanya untukmu, Stasia," jawab Nicholas dengan suara datar. Ia meraih tangan Anastasia dan menggenggamnya erat.
Anastasia menggeleng-geleng kepala. Ia tahu itu hanya alasan. Dan untuk Nicholas sendiri? Hah! Ia tidak mau menyibukkan dirinya dengan berpura-pura tersenyum di depan para bangsawan yang munafik. Mereka semua hanya akan tersenyum pada Nicholas karena menghormati Raja Luther, tapi di belakang itu? Mereka akan mencela Nicholas. Sampah!
Beriringan dengan dimulainya turnamen, Eknath, Agast, dan Ramond tiba dan duduk di belakang kursi Nicholas.
"Hai," sapa Ramond pada Anaastaia, yang dibalas dengan anggukan dan senyum ramah.
Nicholas hanya melirik dengan ujung matanya. Para sahabatnya itu sudah terbiasa diperlakukan dengan dingin, jadi tidak mempermasalahkan sambutan sedingin itu.
"Psst..." Agast menggoyangkan kaki Eknath dan Ramond.
"Apa?" bisik Ramond.
"Lihat tangan Nicholas yang bergenggaman dengan tangan Putri Anastasia," kata Agast.
Eknath menoleh, melihat tangan Nicholas yang bergenggaman dengan tangan Anastasia dan terletak di atas paha perempuan itu.
"Terus, apa masalahnya?" tanya Ramond.
"Sejak kapan Nicholas mau melakukan hal itu di depan umum? Dia melakukannya dalam keadaan sadar atau pura-pura?" tanya Agast.
"Mana ku tahu. Tanya saja padanya!" Ramond sedikit kesal. Ia mengira ada hal penting yang akan disampaikan Agast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying A Prince ✔️
FantasyPangeran Nicholas Veer Ralph, putra bungsu dari Raja Luther pemimpin Kerajaan Tharvis, terkenal sebagai seorang yang angkuh, pemarah, dan pemberontak. Bahkan reputasinya sebagai seorang pemain wanita telah tersebar luas di seluruh negeri. Sikapnya y...