32 | Marahmu Lukaku

1.1K 72 2
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

DI dalam kereta kuda yang melaju perlahan di sepanjang jalan setapak yang terbentang di antara pepohonan yang rindang, Anastasia duduk termenung. Pikirannya melayang jauh, terhanyut dalam perjumpaannya dengan seorang anak laki-laki bernama Kellan di panti asuhan yang baru saja ia kunjungi.

Kellan, dengan mata cokelatnya yang penuh kepolosan dan wajahnya yang menggemaskan, telah mencuri hati Anastasia. Meskipun awalnya Kellan hanya diam, tidak seceria teman-temannya, tetapi Anastasia berhasil mengajaknya berbicara. Dan entah mengapa, mereka berdua jadi sangat akrab. Seolah-olah ada ikatan khusus di antara mereka.

Ibu pengasuh panti asuhan menceritakan kepada Anastasia tentang latar belakang Kellan, bagaimana ia ditinggalkan oleh orang tuanya yang menjadi korban perang di perbatasan. Cerita itu membangkitkan kenangan pahit dalam hati Anastasia, mengingat tragedi yang pernah menimpa keluarganya sendiri.

Ketika tiba saatnya bagi Anastasia untuk berpamitan pulang, Kellan menangis tersedu-sedu, memegangi gaun Anastasia dengan erat, seolah tak ingin membiarkannya pergi. Itu membuat Anastasia terharu.

Irene melihat ekspresi yang serius di wajah Anastasia, dan merasa khawatir. "Putri Anastasia, apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?"

Anastasia tersadar dari lamunannya dan tersenyum lembut kepada Irene. "Tidak. Hanya tiba-tiba sudah merasakan rindu pada Kellan. Dia anak yang baik dan menggemaskan."

Eknath, yang tiba-tiba ikut dengan Anastasia ketika melihat perempuan itu akan pergi, tiba-tiba bersuara, "Aku perhatikan Kellan hanya mau bermain denganmu. Dia bahkan tidak mau dekat-dekat dengan kami yang lain, Putri," ucapnya dengan nada yang dibuat patah hati.

Anastasia tersenyum lembut mendengar itu.

"Mungkin kedekatan Putri Anastasia dengan Kellan adalah pertanda bahwa sebentar lagi, Putri akan segera mengandung," ujar Irene.

Anastasia menatap Irene dengan tatapan terkejut, namun senyuman muncul kembali di bibirnya. Kata-kata Irene membuatnya terharu dan memicu rasa harap di dalam hatinya. Suatu hari nanti ia akan menjadi seorang ibu.

Anastasia menundukkan kepala agar bisa memandang perutnya yang masih datar, lalu dengan lembut mengarahkan tangan untuk mengelus perutnya, seolah-olah merasakan kehangatan dari seorang anak yang belum lahir di dalamnya.

Melihat senyum yang mempesona di bibir Anastasia, Eknath ikut tersenyum sambil membayangkan bagaimana jadinya jika dulu yang menikahi Anastasia adalah dirinya. Pasti akan menjadi suatu kebahagiaan yang tak terkira. Ia pasti akan mencintai Anastasia dengan sepenuh hati, tidak seperti Nicholas yang hanya memanfaatkan perempuan itu. Baginya, Anastasia tidak layak mendapat Nicholas yang bajingan.

Tanpa sadar, tangan Eknath bergerak dengan sendirinya dan meletakkannya di atas tangan Anastasia, mengelusnya lembut. Saat Irene melihat gestur Eknath yang tidak pantas itu, hatinya berdebar kencang. Ia tahu betul bahwa tindakan seperti itu tidak boleh terjadi. Bila Nicholas tahu, itu akan menjadi masalah besar.

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang