08 | Keputusan Besar Kerajaan

3.1K 166 3
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



⚜️⚜️⚜️

NICHOLAS dan Anastasia bertemu dengan Raja Luther tepat pukul sepuluh pagi. Mereka mengira bahwa yang hadir di ruangan itu hanya mereka berdua dan Sang Raja, tetapi ketika masuk, keduanya terkejut melihat beberapa pejabat penting di kerajaan ada di sana, serta turut hadir Ibunda Permaisuri, Putri Joselynn, dan Pangeran William.

Tangan Anastasia semakin dingin digenggaman Nicholas. Ia merasa sangat gugup menghadapi para bangsawan penting yang tidak pernah ia jumpai sedekat ini. Namun, Nicholas tampak tenang, menarik tangan Anastasia dan memposisikan mereka berdua untuk duduk di kursi yang tersedia. Setahu Nicholas, Raja mengundangnya untuk membahas pernikahan, tetapi mengapa begitu banyak orang di sini?

"Begini, Tuanku Pangeran. Kami sudah berdiskusi selama satu jam perihal keinginan Tuanku yang ingin menikahi nona Anastasia," kata Sir Kaivan membuka percakapan. "Sebelumnya, apakah Tuanku mengetahui hukum di Kerajaan Tharvis bahwa bila anggota kerajaan menikah dengan rakyat biasa, mereka harus melepaskan gelar kerajaan mereka?"

Mimik wajah Nicholas berubah gelap dan penuh amarah. Nicholas mengakui bahwa peraturan itu tidak ia ketahui, namun ia tidak mau menyerah karena sudah menyusun strategi sejauh ini. Terlanjur.

Brak!

Nicholas menggebrak meja dan bangkit berdiri, membuat genggamannya terlepas dari tangan Anastasia. Semua yang ada di ruangan terkejut dengan tindakannya itu.

"Jadi maksud anda, aku akan diusir dari tempat aku lahir dan bertumbuh hanya karena menikahi Anastasia? Iya?! Peraturan seperti apa itu?! Katanya kerajaan ini adalah kerajaan yang adil dan makmur. Tetapi bila menikah saja harus dibatasi, itu berarti kerajaan ini membohongi semua orang!"

"Pangeran Nicholas, tenanglah. Jangan cepat marah seperti itu," ujar Ibunda Permaisuri.

"Sabar, Tuanku Pangeran. Karena itu, kami berdiskusi untuk menghargai anda. Duduklah terlebih dahulu."

Sejujurnya, Nicholas sangat takut sekarang. Rencananya tidak boleh gagal sedikit pun. Bukan Anastasia yang ia inginkan. Nicholas tidak mau kehilangan harta yang diwariskan padanya hanya karena seorang moore sialan itu! Brengsek! Mengapa ia lupa dengan peraturan dari kerajaan perihal pernikahan yang boleh dan tidak boleh? Seharusnya Nicholas tidak mengikuti kata-kata Eknath yang bodoh. Padahal maksudnya menikahi Anastasia adalah agar warisan dan wilayah yang ditujukan padanya segera diberikan tanpa harus menikahi pilihan Raja Luther.

"Aku tidak bisa tenang kalau kalian tidak memberikan solusi yang menguntungkan bagiku," kata Nicholas sambil mendudukkan dirinya kembali.

"Untuk itu, kami ingin bertanya, apakah Tuanku benar-benar mencintai nona Anastasia?"

Nicholas diam. Dari sudut matanya, ia melihat bayangan Anastasia yang sudah menoleh padanya. Nicholas tahu bahwa Kaivan tidak hanya seorang penasehat kerajaan, tetapi juga memiliki pengetahuan yang bisa membaca gerak-gerik seseorang melalui ekspresi wajah. Jadi, Nicholas harus bersandiwara sedemikian rupa agar mereka yakin bahwa ia mencintai Anastasia.

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang