37 | Meminta Izin

790 60 2
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚜️⚜️⚜️

PANGERAN Nicholas memanggil para ksatria terbaik yang dimilikinya untuk menghadiri rapat mendesak. Dengan langkah tegas, ia memasuki ruang rapat, sementara para ksatria berdiri tegak untuk memberikan penghormatan. Nicholas berjalan ke arah mejanya, berdiri di sana sambil melihat sekeliling dengan tajam sebelum mulai berbicara.

"Kita sudah mendapatkan bantuan pasukan dari Marquess Fedorov. Hari ini, aku mengumpulkan kalian semua untuk merencanakan strategi melawan serangan Klan Arvaz. Mereka sudah kelewat batas, kesabaranku sudah habis. Aku putuskan kita akan menghabisi klan mereka sampai tuntas!"

Hari ini, tekad Nicholas sudah bulat. Ia tidak bisa lagi membiarkan para bedebah itu terus berkeliaran dan mengganggu rakyatnya.

"Ijin, Tuanku Pangeran Nicholas. Berdasarkan laporan yang kami terima, Klan Arvaz telah menyebar ke beberapa wilayah, termasuk Desa Tenelona, Kota Ginnos, dan Gunung Navaji. Dan pusat kekuatan mereka berada di Gunung Navaji. Menurut informasi yang kami peroleh, mereka sedang menarik rakyat yang tidak puas dengan kepemimpinan Tuanku untuk ikut bergabung melakukan pemberontakan. Selain itu, mereka juga menyewa pasukan bayaran dan memperoleh dukungan dari suku-suku barbar untuk memperkuat pasukan mereka," ungkap ksatria berkuda.

"Aku tidak merasa gentar. Pasukan kita lebih kuat dari mereka. Aku yakin pada kemampuan kita semua. Aku sendiri yang akan memimpin perang ini. Panggil semua ksatria untuk bergabung denganku agar bersama-sama menyerang dari arah barat Gunung Navaji! Siapkan semua pemanah handal dan perintahkan mereka untuk menduduki posisi tertinggi di hutan sekitar gunung!" ujar Nicholas dengan mantap, mulai memberikan instruksi secara rinci mengenai strategi serangan yang akan dilakukan.

"Aku mengirim lord Agast untuk memimpin pasukan berkuda dalam menyerang Klan Arvaz yang berada di Desa Tenelona. Untuk Kota Ginnos, aku percayakan kepada kepemimpinan lord Eknath. Sedangkan untuk lord Ramond, aku tugaskan untuk mengawal keamanan kastil. Jagalah kawasan sekitar tembok pertahanan dengan pasukan yang ada," tambahnya.

Agast, Ramond, dan Eknath saling berpandangan di ruangan itu dengan ekspresi khawatir yang sama. Mereka tahu betul bahwa Nicholas kurang terampil dalam hal berperang. Pernyataan Nicholas tentang keinginannya memimpin serangan di Gunung Navaji hanya menambah kecemasan. Mereka tidak bisa membiarkan Nicholas terlibat dalam pertempuran yang begitu berisiko, terutama melawan Klan Arvaz yang memiliki citra kuat di Negri Tharvis.

 Mereka tidak bisa membiarkan Nicholas terlibat dalam pertempuran yang begitu berisiko, terutama melawan Klan Arvaz yang memiliki citra kuat di Negri Tharvis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang