⚜️⚜️⚜️PAGI ini memulai perjalanan menuju daerah pesisir, Ibunda Permaisuri memutuskan untuk membawa Anastasia ke kuil agung terlebih dahulu. Mereka berharap mendapatkan berkat dan perlindungan dari Yang Maha Suci untuk perjalanan mereka.
Hellen agak terkejut ketika Nicholas dengan sukarela menawarkan diri untuk ikut berdoa. Biasanya, Nicholas jarang mau berdoa, tapi Hellen yakin hal ini karena Anastasia hadir bersama mereka.
Ketika mereka tiba di kuil, seorang Pendeta Agung keluar menyambut kedatangan mereka dari kereta kuda dengan penuh keramahan. "Selamat datang, Permaisuri Hellen, Tuanku Pangeran Nicholas, dan Putri Anastasia," sapa Pendeta Agung dengan penuh hormat.
"Terima kasih, Pendeta Agung," balas Hellen dengan senyuman, diikuti oleh Anastasia dan Nicholas. Pendeta Agung tersebut sedikit terkejut melihat Nicholas memberikan senyuman. Biasanya, saat mengantar Hellen untuk berdoa, Nicholas jarang menunjukkan sikap ramah seperti ini.
"Silakan masuk," ujar Pendeta Agung sambil mengarahkan mereka menuju pintu masuk ke dalam kuil. Di sepanjang koridor, ukiran-ukiran berwarna emas melintang di dinding, memiliki makna mendalam yang terkait erat dengan kepercayaan dan keagamaan.
Sesampainya di dalam ruang doa, mata mereka disambut oleh altar pusaka yang rapi, dihiasi dengan lilin-lilin yang berapi-api dan wangi dupa yang menyegarkan. Suasana yang damai memenuhi udara, menciptakan atmosfer teduh yang khusyuk. Hellen memulai langkahnya menuju altar pusaka, berlutut dengan khidmat di hadapan simbol keagungan itu. Anastasia dan Nicholas ikut bersimpuh di belakangnya, menyatu dalam doa.
Anastasia melirik ke arah Nicholas yang duduk di sebelahnya. Pangeran itu telah menutup mata dan meletakkan tangan di dada, berdoa dengan khusyuk. Ini pertama kalinya Anastasia melihat Nicholas berdoa, dan hatinya terharu. Ia berharap Nicholas akan selalu berdoa dengan tulus seperti ini. Bukan hanya karena bersamanya.
Setelah itu, Anastasia ikut menutup mata dan berdoa. Beberapa menit kemudian, ia membuka mata. Hellen sudah selesai berdoa dan duduk di sisi kiri kuil, sementara Nicholas masih tenggelam dalam doanya.
Anastasia tiba-tiba melihat air mata Nicholas jatuh perlahan di pipinya. Ada apa? Mengapa suaminya menangis? Anastasia penasaran apa yang sedang Nicholas doakan sehingga ia menangis di tempat yang suci ini.
Anastasia mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan Nicholas, namun sebelum sempat melakukannya, Nicholas sudah membuka mata. Ia menoleh ke arah Anastasia. Matanya yang berkaca-kaca bertemu dengan mata lembut sang istri, lalu tersenyum kecil. Anastasia masih bingung dengan apa yang terjadi.
Melihat kebingungan di wajah istrinya, Nicholas meraih tangan Anastasia dan menggenggamnya erat. Tatapan mereka tak terlepas sedetik pun. Di sisi kiri, Hellen beserta dayang dan pelayan yang sudah selesai berdoa menyaksikan mereka, penuh penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying A Prince ✔️
FantasyPangeran Nicholas Veer Ralph, putra bungsu dari Raja Luther pemimpin Kerajaan Tharvis, terkenal sebagai seorang yang angkuh, pemarah, dan pemberontak. Bahkan reputasinya sebagai seorang pemain wanita telah tersebar luas di seluruh negeri. Sikapnya y...