02 | Gadis Dari Pulau Erast

5K 259 5
                                    

⚜️⚜️⚜️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



⚜️⚜️⚜️

PAGI ini, dari jendela kamarnya, Pangeran Nicholas bisa melihat rombongan kereta kuda dari Kerajaan Utara telah tiba. Rupanya Raja Luther tidak main-main mengenai keinginannya menikahkan Nicholas dengan Putri Madeleine. Perempuan itu sudah ada di sini. Sialan! Nicholas merasa kesal, kedua tangannya terkepal dengan geram. Ia tidak bisa diam begitu saja membiarkan nasibnya dipaksa menikah dengan perempuan itu. Ia harus memikirkan sesuatu.

Waktu terus bergulir, di kamarnya Nicholas sibuk mondar-mandir. Dan untunglah ia mendapat ide dan bergegas mengganti pakaiannya agar tidak terlihat terlalu mencolok. Kemudian memutuskan untuk kabur melalui pintu selatan Istana Riverdale. Ia harus cepat keluar, sebelum para pengawal datang mencarinya.

Langkah kaki Nicholas terburu-buru melintasi lorong-lorong istana yang tidak terlalu ramai, selalu menunduk untuk berusaha menghindari siapa pun yang mungkin mengenali dirinya. Rasanya ingin mengutuki istana Riverdale yang terlalu luas, membuatnya memakan waktu lama untuk sampai di pintu selatan. Sekarang para pengawal suruhan Raja Luther pasti sudah mencarinya kesana-kemari karena tidak menemukan Nicholas di kamarnya.

Dug!

"Aduh!"

"Ssshh!"

Benar-benar hari sialnya. Niicholas terjatuh ketika tubuhnya bertubrukan dengan seseorang yang berjalan dari berlawanan arah.

"Kau tidak punya mata, ya?!" bentak Nicholas sambil meringis, merasakan bokongnya perih.

"Ampun, Tuanku Pangeran. Hamba sungguh minta maaf atas kecerobohan ini," kata orang itu yang juga ikut terjatuh. Ia segera bangkit berdiri dan membantu Nicholas.

Nicholas enggan merespons, ia mengawas orang itu dari hadapannya sedikit kasar. "Minggir!" katanya.

Orang itu sedikit terhuyung tapi lagi dan lagi...

Dug!

Nicholas kembali terjatuh karena tersandung kaki orang itu, membuat kepalanya terantuk ke marmer istana. Sang pangeran meringis sakit. Mengusap wajahnya dengan frustasi. Rasanya ingin berteriak! Sekarang bukan hanya sakit tapi malu juga!

"Ya Tuhan. Tuanku Pangeran. Maafkan kakiku," kata orang itu dengan panik. Masih berbaik hati membantu Nicholas berdiri.

Nicholas mengepal kedua tangannya, bersiap-siap ingin mengomel. "Kau ini-" cicit Nicholas terhenti ketika akhirnya menyadari orang di depannya adalah seorang gadis cantik yang memiliki rambut panjang berwarna emas. Gaunnya yang terlihat kumal dan lusuh sangat kontras dengan wajahnya yang tampak angun dan teduh.

Nicholas mengernyit. "Kau pelayan di sini?" tanyanya. Ia tidak pernah melihat gadis ini berada di sekitaran istana. Meski ada ratusan perempuan di dalam istana, kalau urusan perempuan cantik, Nicholas pasti segera tahu.

Marrying A Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang