⚜️⚜️⚜️TIGA HARI KEMUDIAN.
Seluruh penghuni istana, termasuk bangsawan, pejabat, dan pelayan, mengenakan pakaian istimewa berkumpul di halaman istana bersama penabuh gendang dan peniup terompet untuk menyambut kedatangan Ibunda Permaisuri Hellen dan Putri Anastasia setelah kunjungan keluar.
Prajurit gagah mengenakan baju zirah lengkap membentuk dua barisan rapi di sisi jalan yang akan dilintasi rombongan Ibunda Permaisuri. Barisan itu membentang dari pintu gerbang hingga pintu utama istana. Beberapa prajurit membawa tiang dengan lambang kerajaan Tharvis yang berkibar di atasnya.
Tepat pada waktu yang ditentukan, terdengar suara gemuruh dari tiupan trompet dan tabuhan gendang. Perlahan, Kesatria Stephen dan Kesatria Eilish membuka gerbang istana, memperlihatkan kereta kuda elegan yang ditarik oleh empat kuda putih gagah. Di dalamnya, Hellen dan Anastasia duduk dengan anggun.
Prajurit mengangkat senjata mereka sebagai bentuk penghormatan saat kereta melintas. Rombongan kemudian bergerak menuju teras istana.
"Anastasiaku telah tiba," ucap Nicholas dengan mata berbinar, memandangi kereta kuda yang berhenti di teras istana yang luas.
Ketika pengawal membukakan pintu kereta, William berlari menghampiri. Ia membungkuk memberi hormat, menyambut Ibunda Permaisuri yang turun, mengambil tangannya dengan lembut dan menciumnya.
"Selamat datang kembali, Ibunda," kata William.
"Terima kasih, anakku." Hellen tersenyum hangat dan mencium kepala William dengan sayang.
"Selamat datang kembali, Putri Anastasia," kata William sambil menoleh pada Anastasia.
"Terima kasih, Pangeran William." Anastasia membungkuk dengan hormat.
"Ada yang sangat merindukanmu. Setiap hari dia berisik dan membuat kami kesusahan," ujar William, melirik ke arah Nicholas.
Anastasia tersipu malu dan ikut melirik Nicholas yang berdiri di depan pintu istana, tepat di sebelah Raja Luther.
"Mari," William mempersilakan. Mereka berjalan di atas karpet merah yang terbentang hingga pintu utama.
Mata Nicholas tidak bisa lepas dari Anastasia yang terlihat semakin cantik dengan gaun merah anggur yang elegan. Leher jenjangnya dihiasi permata mewah, rambutnya diikat sempurna dalam sanggul klasik, dihiasi anting-anting mutiara indah. Hati Nicholas berdebar kencang.
Sementara Anastasia berjalan, ia memandang Nicholas dengan senyum hangat, seolah-olah melihat fajar setelah malam yang panjang. Getaran rindu yang sama dirasakannya di dada saat mereka berpisah sebelas hari yang lalu.
Nicholas tidak bisa lagi menunggu. Anastasia terasa terlalu lama berjalan menghampirinya, jadi ia berlari dari depan pintu istana, melesat cepat ke arah Anastasia. Semua mata memandangnya, seperti adegan dalam drama kerajaan. Namun, Nicholas tidak peduli dengan perhatian orang lain; ia hanya ingin merasakan pelukan Anastasia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying A Prince ✔️
FantasyPangeran Nicholas Veer Ralph, putra bungsu dari Raja Luther pemimpin Kerajaan Tharvis, terkenal sebagai seorang yang angkuh, pemarah, dan pemberontak. Bahkan reputasinya sebagai seorang pemain wanita telah tersebar luas di seluruh negeri. Sikapnya y...