⚜️⚜️⚜️SAAT matahari mulai terbenam, Nicholas meninggalkan ruang rapat dengan langkah cepat sambil memijat lembut tengkuknya yang tegang, menuju kamarnya. Sehari penuh telah dihabiskannya membahas topik-topik yang membebani pikiran. Meskipun tubuhnya lelah, kegembiraan mengalir di hatinya, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Anastasia, sang istri yang selalu menjadi sumber kekuatannya.
Saat ia membuka pintu, pandangan Nicholas langsung tertuju pada Anastasia yang duduk di kursi tempat biasanya merajut. Perempuan itu tidak menyadari kehadiran Nicholas di ruangan tersebut, sehingga dengan langkah hati-hati, Nicholas mendekati Anastasia dari belakang dengan maksud untuk memberinya kejutan.
Perlahan ia memeluk Anastasia dengan erat dari belakang, hangatnya pelukan itu seolah menghapuskan semua kelelahan yang dirasakannya. Benar adanya, Anastasia adalah obat yang mujarab bagi hati Nicholas.
"Bie... Aku merindukanmu," bisik Nicholas dengan lembut di telinga istrinya, lalu mencium pipi Anastasia dengan penuh kasih sayang.
Anastasia hanya diam tanpa menjawab.
"Bie... Hari ini aku merasa luka diperutku sudah sembuh. Aku merasa lebih leluasa. Bagaimana jika malam ini kita melanjutkan apa yang tertunda di penginapan kemarin?" bisik Nicholas lagi dengan nada genit, sambil menggigit lembut telinga Anastasia untuk menggodanya.
Namun, Nicholas tidak mendapat sambutan hangat seperti yang diharapkannya. Sebaliknya, Anastasia bereaksi dengan kasar, melepaskan tangan Nicholas dengan keras, lalu bangkit berdiri dengan tatapan penuh amarah dan air mata.
"Bie? Ada apa? Mengapa kau menangis?" tanya Nicholas heran, mengernyitkan dahi. Ia kebingungan, merasakan ketidaknyamanan yang menjalar.
Anastasia—yang telah menahan kesedihannya sejak tadi—mendekati meja rajutan kaus kaki dan sarung tangan bayi yang sudah disiapkannya. Dengan geram, ia melemparkan semua itu ke arah Nicholas. Wajahnya tertahan oleh tangis, hampir tersedak karena emosinya.
Nicholas terkejut dan bingung. Ia mengambil kaus kaki dan sarung tangan rajutan itu, memperhatikannya dengan seksama, lalu menoleh pada Anastasia. "Bie, tolong katakan. Ada apa? Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?" tanyanya dengan nada cemas. Nicholas sama sekali tidak mengetahui di mana letak kesalahan yang dilakukannya.
PLAK!
Tamparan keras mendarat di pipi Nicholas, membuatnya terdiam. Sebelum ia sempat bertanya lagi, Anastasia meninggalkan ruangan dengan cepat, menyenggol lengan Nicholas dengan keras sekali, meninggalkannya dalam kebingungan yang semakin dalam. Langkahnya cepat, menggiringnya keluar dari ruangan itu.
"Bie... Hei, ada apa?" Nicholas menarik tangan Anastasia dengan gemetar. Ia merasa ketakutan dengan perubahan yang terjadi pada istrinya, yang kini seakan menjauh dan menunjukkan sikap jijik kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying A Prince ✔️
FantasyPangeran Nicholas Veer Ralph, putra bungsu dari Raja Luther pemimpin Kerajaan Tharvis, terkenal sebagai seorang yang angkuh, pemarah, dan pemberontak. Bahkan reputasinya sebagai seorang pemain wanita telah tersebar luas di seluruh negeri. Sikapnya y...