Chapter 43 : Tawaran kerjasama

729 18 0
                                    

Sesuai janji Sean pada kepala kepolisian setempat, hari ini Elina datang ditemani oleh salah seorang penjaga mendatangi kantor polisi untuk memberi kesaksian.

Mengalami muntah lalu meninggalkan kamar, Elina yang hendak pergi ditahan oleh pria berbadan besar dan kekar. Entah sejak kapan bangunan putih tersebut berkerumun banyak pria serba hitam. Satu hal yang pasti Elina tidak boleh pergi tanpa pengawalan.

Wanita itu tidak tinggal diam, selama tiga hari ia mencoba berbagai cara untuk kabur, namun usahanya selalu gagal kecuali keluar baik-baik melewati pagar.

Tujuan Sean hanya satu. Sebelum membenarkan kecurigaannya pada pria bedebah itu, dia akan terus mengurung Elina agar selamat dari ancaman luar. Tidak lupa Sean menahan ponsel agar tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar. Elina pun lelah memberontak dan tak berdaya. Jadi ia berserah diri dan membiarkan dirinya menjadi tawanan. Siapapun manusia waras yang tinggal disana tidak akan bisa melarikan diri dari penjagaan ketat dan tembok-tembok beton kokoh yang menjulang tinggi. Kecuali manusia itu bisa merayap dinding dan tak kasat mata oleh kamera pengawas yang terpasang di seluruh sudut rumah.

Elina tidak mau balik. Ia mencoba berlama-lama di kantor polisi sambil memikirkan cara agar terbebas dari penjaga yang terus menempel. Namun selagi berada di kantor polisi, Elina meminta izin pada Esteban Gazalo untuk bertemu dengan wanita yang bernama Regina Madrić. Sebelum wanita itu dipindahkan ke sel kejaksaan, ia gunakan kesempatan untuk mengorek informasi.

Sayangnya pria berpenampilan formal itu tidak setuju. Namun setelah menerima telepon dari seseorang barulah Esteban Gazalo menyetujui. Tidak perlu berpikir keras, kepala Elina sudah menebak bahwa dia mendapat panggilan dari Sean.

Elina paham betul akan dunia kepolisian dan gemerlap sisi gelapnya. Kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan segala dunia lain berada di bawah kendali orang yang beruang dan berkuasa. Memiliki keduanya, maka kewenangan otoriter akan tunduk di kakimu.

Keluar dari ruang integorasi, Elina berjalan mengikuti petugas wanita yang ditunjuk oleh Esteban Gazalo. Tidak perlu banyak melangkahkan kaki, berbelok ke sebelah koridor kanan dari ruang sebelumnya, Elina sudah sampai di ruang tahanan. Lagi-lagi ada satu penjaga yang patuh mengikutinya dari belakang dan memantau tidak jauh dari tempatnya.

"Terima kasih. Kau bisa pergi." kata Elina sopan sambil duduk dan petugas wanita tersebut meninggalkan diri.

Dari celah pintu berbeda, Elina melihat sosok wanita dewasa berumur sekitar 35 tahunan datang. Mata Elina terus mengarah pada wanita yang sedang berjalan menghampirinya dengan tangan diborgol, lalu Elina menyandarkan punggungnya di kursi.

Itukah wanita yang bernama Regina Madrić? Harus Elina akui bahwa raut wajahnya begitu cantik, lekukan tubuhnya seperti model papan atas. Piercing pada telinganya sangat banyak serta hidungnya yang ditindik menampilkan dia benar-benar tampilan istri seorang mafia. Apalagi tato yang menghiasi sepanjang kedua tangan wanita itu. Oh, semakin dilihat dari dekat ternyata ada tato juga di lehernya, ukiran tato naga berlilit pedang.

Tato yang sama seperti milik kakaknya. Ada hubungan apa mereka? Apa Fransisco termasuk geng mafia? Pikiran buruk mulai mengoceh benak pikiran Elina.

Elina dan Regina kini keduanya saling duduk berhadapan.

"Ada keperluan apa?" Regina membuka obrolan langsung tapi nadanya seolah ingin mengakhiri segera. "Aku tidak suka basa-basi. Cepat katakan!"

Sudut bibir Elina terangkat membentuk sebuah cengiran tanpa disengaja. Tidak percaya bahwa aura Regina sangat kuat. Suara yang dikeluarkan pelan namun cukup mengintimidasi lawan bicara lewat nadanya yang terdengar tajam.

"Oke, mari kita buat ini jadi singkat. Kenapa kau membunuh Michael dan Felicia?" Nada suara Elina terdengar tegas.

"Aku tak suka mengulangi jawaban yang sama. Sudah kubilang semuanya saat diinterogasi." jawab Regina santai, lalu melirik sekilas lewat ujung ekor matanya pada sipir wanita yang sedang bertugas berada tidak jauh dari sampingnya sambil mencatat.

REVENGE DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang