Chapter 72 : Berjuang sembuh

603 18 0
                                    

Segelintir orang yang mengetahui aku masih hidup adalah orang yang benar-benar terpercaya.

Mereka tidak akan berani mengadu pada dunia luar. Para pengawal Tuan Ōkuma pun yang sudah terlanjur melihat diriku tidak ada yang berani berkoar. Melirik melalui ekor mata pun mereka segan dan tidak pernah terjadi. Andai aku lewat pun, mereka menganggapku seperti penghuni tak kasat mata. Ibarat hantu bergentayangan di setiap sudut tidak ada yang menghiraukan.

Semua pada tutup mulut tak membual, menulikan telinga dan membutakan mata serta mengosongkan pikiran tidak tahu apa-apa karena nyawa merekalah taruhannya.

Jelas mereka bekerja dengan penguasa atau yang kita biasa disebut Yakuza bagi orang Jepang adalah ketua yang paling ditakuti. Apalagi mereka bekerja dengan Tuan Ōkuma. Walau sudah menjadi kakek-kakek tua rentan bau tanah, dia memiliki cucu yang menjadi ahli warisnya, dan kekuasaannya pun jauh lebih kuat.

Hubungan politik, bisnis dan juga bidang pertahanan semua bisa dikendalikan di tangan berdarah dingin keturunan Tuan Ōkuma. Mereka sangat amat menghormati bos besarnya. Sebab mereka dilatih dan dilantik bersumpah menggunakan tetesan darah nadi mereka sendiri yang disayat menggunakan samurai, lalu diambil segelas, kemudian diteguk sampai habis tak tersisa setetes pun.

Setelah itu, terdapat chip kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh sebagai bentuk pembuktian awal atas kesetiaan siap bekerja. Jika ada yang berani bertingkah, apalagi berbuat macam-macam sedikit pun, tubuh yang berkhianat, tanpa ampun akan meledak dengan sendirinya bagaikan bom yang diledakkan di udara. Balasan setimpal bagi orang pengkhianat adalah puing-puing tubuh mereka menjadi butiran debu.

Tentu tombol akan ditekan dari jauh oleh aku sendiri. Sejauh mata memandang, selama bersembunyi cukup lama hampir 17 tahun, rasanya tidak ada yang berani melakukan hal bodoh tersebut. Tidak ada yang berkicau pada media dan pihak lain.

"Alvarez dan Alvaro rencananya saat umur 17, akan kukirim ke medan negara penuh konflik untuk evaluasi terakhir. Mereka harus diajarkan hidup bertahan dan berpikir keras sembari membebaskan diri dari jeratan permasalahan pelik. Jika terluka mereka harus terbiasa mengobati dan tidak lagi merepotkan orang lain karena mampu mengatasi sendiri. Salah satu dari mereka akan menjadi pewaris tahta kepemimpinan Williams Corporation, jadi mereka tidak boleh memiliki jiwa pecundang." Aku mendengar alasan ayahku.

Bahkan kalimat yang dilontarkan terdengar sindiran halus yang disinyalir untukku. Tidak usah ditanya aku cukup mengerti dan paham makna tersirat dari ucapan tajam beliau.

Aku dan ayahku bertemu sesuai jadwal yang sama-sama telah kita atur. Itupun hanya bisa dilakukan setiap setahun sekali. Alasannya sudah pasti supaya tidak ada yang mencurigai setiap gerak-gerik yang ayah lakukan.

Dikarenakan sementara ini, pemegang perusahaan diambil alih lagi oleh ayahku setelah kematianku hari itu. Tidak ada yang bisa menggantikan karena ayahku pun semata wayang, dan tidak memiliki sepupu lain serta penerus lainnya.

Setiap kali bertemu dengan ayahku, pasti kami memilih janji temu di sebuah lokasi pulau terpencil sangat jauh dari jangkauan orang desa dan kota. Bahkan di peta saja, pulaunya masih belum terdeteksi. Hanya Benny, aku dan juga ayahku. Biasa kami pergi menggunakan helikopter bersama.

Hari terus saja berganti dan waktuku lagi-lagi terbuang sia-sia. Waktu semakin berjalan cepat tapi berjalan lambat bagiku sebab kakiku tak kunjung bisa sembuh. Entahlah aku pun terheran-heran. Padahal hasil MRI, CT scan, dan EMG sudah kulakukan dan hasilnya tidak menunjukkan aku berpenyakitan. Semua baik-baik saja. Setelah mencari informasi di internet aku memutuskan mencoba pengobatan herbal.

Benny pernah menyuruhku untuk melakukan pengobatan patah tulang yang sedang viral di negara kelahirannya. Aku menolak tegas sebab bisa saja orang itu tidak bisa dipercaya. Kalaupun orang asing itu kubawa ke pulau, akankah metodenya akan berhasil? Dari tampilan media sosial memang cukup menyakinkan, tapi kembali lagi, aku tidak mau banyak yang mengenal diriku masih hidup.

REVENGE DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang