Walau tidak yakin, Elina kembali pulang menuju rumah ibunya setelah makan bersama di restoran Jepang dengan Julian. Dan pria itu juga yang mengantarkannya pulang.
"Terima kasih. Pulanglah kembali ke Roma." kata Elina setelah turun dari mobil Julian, berbicara lewat kaca sebelah pria itu.
"Kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Julian lagi yang sudah ia tanya puluhan kali ketika dalam perjalanan.
Hanya saja pria itu juga tidak yakin Sherina akan menerima kedatangan Elina setelah sekian lama tidak bertemu. Putri yang tidak diinginkan akan membuat Sherina mudah naik darah.
"Jika sesuatu hal buruk terjadi, kau orang pertama yang akan kuhubungi." janji Elina menerbitkan senyum.
Tanpa ucapan mobil yang dikendarai Julian melesat pergi setelah Elina meyakinkan sekali lagi bahwa dirinya baik-baik saja.
Senyum palsu terbit hanyalah topeng untuk Julian tidak perlu merasa khawatir. Pria itu telah banyak menolongnya. Sudah tiga tahun ia tidak pulang dan tidak berjumpa dengan Sherina lagi setelah pengusiran ia dan neneknya. Tangannya mulai basah j keringat dingin. Degup jantung Elina berdetak tidak karuan akibat gugup bukan main. Ia sejujurnya takut menemui sang ibu yang saat ini tengah melayani pria lain di dalam rumah.
Sebuah jam tangan melingkar indah di pergelangan kini menunjukkan pukul duabelas malam, dan sejak empat jam lalu, Elina hanya berani bersembunyi di balik pohon palem yang untungnya menyembunyikan tubuhnya dengan baik. Sembari menunggu klien ibunya keluar, ia duduk manis memainkan daun yang jatuh di musim gugur dan melafalkan firman-firman Tuhan mendoakan Sherina hatinya terbuka dan luluh.
Rumah sederhana mereka terletak di daerah pedesaan asri pinggir kota Paris. Neneknya sengaja memilih tempat tinggal yang dipenuhi pohon-pohon rindang dan tumbuhan lebat serta terdapat danau di penghujung menuju area hutan. Menghindar dari segala hiruk pikuk perkotaan yang membuat pusing akan suara bising kendaraan. Mungkin tidak seindah desa Mürren yang berlokasi di Swiss, namun desa yang ditempatinya pun juga tidak kalah nyaman dan sejuk.
Terlebih orang-orang sekitar rumahnya ramah dan sopan. Serta paling bagusnya mereka menutup mata dan telinga atas kelakuan Sherina.
Sebenarnya para tetangga sungguh merasa sangat kasihan pada nasib buruk yang menimpa Sherina. Kehamilan tanpa suami dan fakta ia berselingkuh dengan suami orang membuat isi kepala dan hati menggerogoti Sherina. Gadis remaja itu terkenal ramah dan sopan. Kecantikan wajahnya mampu menghipnotis wanita maupun pria. Namun sikap manusia tak lagi sama. Sekarang perilakunya membuat sakit kepala Selena dan menjadikan Sherina bukanlah yang dulu lagi. Kini dia berubah menjadi wanita nakal dan hatinya sudah dingin tidak tersentuh siapapun.
Diusir saat usia 12, Elina merasa sedih melihat Sherina masih saja melakukan pekerjaan malamnya menjual tubuh pada pria hidung belang. Bukan kupu-kupu malam yang bekerja demi menafkahi keluarga, melainkan Sherina memilih bekerja karena melampiaskan emosinya yang masih belum mereda akibat luka masa lalu. Melukai diri sendiri atas dendam masa lalu adalah cara bodoh remaja labil. Hidupnya tak berjalan mulus hingga merusak diri sendiri.
Pertama, ditolak dan dipermainkan oleh Jackson Rathore yang kini sudah bahagia dengan istrinya.
Kedua, merasa dikhianati serta dibodohi karena Leonardo membuat Sherina kehilangan jati diri untuk kedua kalinya.
Kedua lelaki pria sialan itu membuat hati Sherina tidak mempercayai pria manapun lagi.
"Aku akan datang lagi." kata seseorang sambil menggulung ujung kemeja sampai siku.
Elina sembunyi lagi ketika pintu perlahan-lahan terbuka dan memunculkan sosok Sherina yang ia rindukan dalam balutan kimono satin licin berwarna putih. Di belakangnya ada pria asing yang sedang merapikan pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE DESIRE
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Sean yang sudah berusia 29 tahun, terpaksa menikah dengan wanita pilihan ayahnya. Pernikahan ini dilaksanakan atas dasar perjodohan...