Bab 1 : Pernikahan yang tak diinginkan

137 39 2
                                    

*Qira side

Keadilan dan kejahatan bisa berubah tergantung pada sudut pandang seseorang bukan? Bagiku di dunia ini setiap orang memiliki dua sisi yang berbeda layaknya koin gope, kesukaan mendiang Pak Ogah yang terkenal dengan jargonnya : "eits, gope dulu dong~"

Dengan sadar aku menampar wajahku sendiri. Aku sangat lelah sehingga garis-garis filosofis yang harusnya bermakna malah dihancurkan oleh imajinasi liarku yang sudah tak tertolong lagi.

Ya Tuhan, tolong bantu kuatkan hamba-Mu ini di sisa kewarasanku yang sudah setipis tisu : "Saat air mataku mengalir... (*jeng-jeng~) Aku tak bisa menggunakan tissue~ (*jeng-jeng~) Aku butuh 4 lembar, 4 lembar, 4 lembar, ach...!"

"Anjir, kenapa malah jadi keinget lagu Squidward aihhh~"

Batinku mengolok-olok situasiku saat ini.

Aku telah memasang ekspresi kosong seperti mata ikan yang menatap lurus seolah tak tertarik dengan apapun disekitarku sejak beberapa jam yang lalu.

Tepatnya, saat si kepar.... sorry! Aku ulangi sekali lagi.... tepatnya saat pria yang katanya disesebut-sebut tampan disebelahku ini, telah resmi menyandang status sebagai suamiku. Dia dengan wajah menyebalkannya itu tiba-tiba muncul di penghujung acara pernikahan kami.

"Watdahell man...! Gila orang ini kenapa mesti datang sih, kan udah bagus dia tidak ada makanya pernikahan ini tidak pernah terjadi!"

Sebelum sepasang obsidian gelapku berubah dari yang melotot tajam kepada pria jangkung di sebelahku menjadi sepasang mata ikan yang menatap kosong lagi & jengah atas apa situasi tak terduga yang terjadi dengan sekitarku.

Padahal, sebulan sebelumnya kami resmi membuat kesepakatan bahwa : 'pernikahan tidak akan pernah terjadi'.

Kemudian kami sudah bersumpah disaksikan oleh hamparan bunga dandelion kering di halaman belakang milik mansion Widjayakusuma di Bandung.

Kami sudah bersumpah dengan memberi sedikit darah kami, sebagai bukti atas kesungguhan kami agar pernikahan hari ini tak pernah terjadi.

"Preett!"

Namun pada kenyataannya, sorak sorai kegembiraanku harus berakhir setelah pria disebelahku ini pada akhirnya muncul dengan kondisi wajah yang cukup memprihatinkan sih. Terdapat luka lebam, mungkin....? Dia habis menyeruduk tiang listrik didepan rumah? Kemudian dia dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan amnesia agar kita sama-sama dapat menghindari mala petaka hari ini?

Meskipun begitu, khalayak umum mungkin dapat dimanipulasi penglihatan mereka dengan bantuan taburan bedak bayi yang membuat bekas lebam tersamarkan dengan warna kulit pucat milik pria gila disebelah aku.

Tetapi tidak semudah itu Ferguso!

Segala keanehan tak mungkin lepas begitu saja dari pengawasan mata obsidianku begitu saja. Karena aku adalah Qira bukan sembarang Qira .... khe, khe, khe~

Tepat setelah suami aku mengucapkan ijab kabul, setelah itu dia menjadi patung. Tak mengeluarkan senyuman tengilnya lagi ataupun bahkan sekedar suara kentut saja.

"Ini orang kesambet setan penghuni pohon pinus kebon belakang kali ya?" aku menggerutu sebal.

Ketahuan bukan? Kalau aku ini gadis bertubuh tidak terlalu tinggi. Awas saja kalau kalian berani melakukan body shaming padaku! Akan aku buatkan tempat tidur khusus berukuran 2x1 sebagai tempat peristirahatan terakhir kalian selamanya~

Padahal aku sudah pakai heels tinggi tetapi... memang dasar pria bedebah ini, ehh-ehh...! maksudnya suamiku.

Memang dasarnya suamiku ini punya tinggi badan yang mirip atlit basket sih.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang