Bab 22 : Bagaikan anjing dengan kucing

12 10 2
                                    

Matahari perlahan tergelincir menuju ke tempatnya bersemayam. Seperti biasanya rumah sakit tidak pernah sepi, dan hari ini jadwal Qira lumayan padat dengan menangani 5 pasien operasi hari ini, ini sudah lebih dari kuota yang membolehkan 3 pasien atau maksimal 4 dalam situasi dan kondisi tertentu.

Tentu saja dara berusia 29 tahun itu merasa kelelahan yang teramat sangat, namun Qira begitu mencintai bidang pekerjaannya yaitu membatu meringankan beban orang lain. Hidup sedang capek-capeknya giliran mau pulang malah ponsel Qira ketingalan di ruang kerjanya.

Mau tak mau, Qira harus putar balik dan mengambil ponselnya. Kembali melewati depan kamar inap Keenan yang anehnya hari ini begitu sepi.

"Sangat tidak biasa, hari ini begitu sepi." komen Qira namun tetap kembali melanjutkan langkahnya menyusuri tiap koridor rumah sakit.

Tepat di belokan berikutnya, koridor yang dilewati Qira bersebelahan persis dengan taman rumah sakit yang begitu luas dan banyak ditumbuhi tanaman hijau yang menyegarkan mata dan disediakan wahana permainan anak juga bagi keluarga pasien yang membawa anak - anak. Agar mereka tetap merasa nyaman walaupun harus berada di rumah sakit selama berjam - jam lamanya.

*Jegerr!

Kilatan cahaya guntur mengagetkan seluruh penduduk bumi. Hembusan angin kuat datang bersamaan dengan hujan deras disertai guntur dan angin topan.

"Eee, ayam - ayam - ayam~" cantik tapi kalau kaget latah, merupakan salah satu dari sekian banyak rahasia yang disimpan oleh seorang Qira.

Kepalanya celingukan debaran jantungnya menggila panik, "Tidak ada yang lihat bukan?? Fyuh... Syukurlah, tidak ada yang melihat~"

Akhirnya Qira bisa bernafas lega.

"Hujaaann!" teriak semua orang bersahutan.

Kejadian tiba - tiba tersebut sontak membuat pasien yang tengah bersantai di taman, berlarian mencari tempat berteduh terdekat. Ada pula orang yang berhamburan masuk kembali ke gedung rumah sakit.

"Yah... basah! Padahal sudah lari kencang lho tadi."

"Mau bagaimana lagi, badai tiba - tiba datang menerjang." sahut salah seorang dengan santai.

Kejadian itu membuat Qira hanya bisa mendesah pasrah, mana payungnya ada di dalam mobil pula!

"Seharusnya si aman, karena mobilku ada di dalam basement. Hanya saja ... aku tetap harus menepi agar tidak basah saat masuk ke basement." gumam Qira pada dirinya sendiri.

Perhatian Qira teralihkan kepada sekelompok orang yang tengah berbisik - bisik entah sedang membicarakan apa. Kedua alis Qira mengerut heran tak sengaja ada perkataan mereka yang masuk ke telinganya.

"Psst, hey...! Coba kalian lihat itu, disana! Ada seseorang yang masih hujan - hujanan di taman." ucap wanita a.

"Mana ada, dimana si?!" sela wanita b.

"Ck, itu lho... ada orang yang masih duduk di kursi taman sejak tadi. Kalau tak salah ingat, tadi pagi aku lihatnya sudah ada disana lho~" tunjuk wanita a dengan jarinya.

Wanita b dan Qira mengikuti arah yang ditunjuk wanita a.

Kedua mata sipit Qira terbelalak kaget.

"Eh, iya bener itu ada orang yang masih duduk bangku!" ucap wanita b membenarkan pernyataan wanita di sebelahnya.

"Emang bener kamu sudah melihatnya disana sejak tadi pagi?" tanya wanita b ragu.

"He - ehh bener! Tapi tadinya aku pikir orang itu lagi berjemur terus ketiduran, begitu... Kan aku masuk ke kamar lagi mengurusi keperluan Ibu dan gantian sama Ayah buat jagain Ibu. Eh, taunya orang itu masih ada disana juga ya... Aku heran, laki - laki itu ketiduran atau pingsan si?! Atau jangan - jangan malah sudah mati lagi!"

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang