Bab 32 : Wejangan Ibu Hyun Ok - cinta datang karena terbiasa

9 8 0
                                    

"Ayo, ayo, ayo, kemari masuk!" Keenan hanya bisa pasrah saat di desak paksa oleh Bae Hyun Ok.

"Yeayy, selamat datang Keenan! Ayo sini, kamu duduk di sebelah sini." sambutan meriah diberikan oleh Adnan dengan pelukan hangat sebelum menepuk kursi kosong di sebelahnya.

Senyuman canggung Keenan layangkan menyadari situasi yang agak aneh menurutnya ini. Sedetik kemudian dia teringat akan buah tangan di tangannya. "Oh iya! Ini Om Adnan, Keenan sengaja bawain kopi bubuk kesukaan Om, hehe..." ucap Keenan seraya menyodorkan tas coklat dari tangannya.

Kedua mata obsidian gelap milik Adnan berbinar terang seraya membuka hadiah. "Wahhh, ini kan kopi kesukaanku! Jadi nostalgia deh ini, makasih ya, Kee." menepuk singkat bahu Keenan.

"Sama-sama, kopi itu juga jadi canduku bahkan sampai sekarang, haha! Habisnya, dahulu Om Adnan yang kenalin kopi itu ke Keenan." jawab Keenan seraya duduk dengan nyaman.

Namun ada satu hal yang membuat tak nyaman ialah dengan keberadaan Qira duduk di sebrangnya menatap balik dengan wajah tidak bersahabat.

Sorot mata Qira semakin tajam saat Keenan balik menatap ke arahnya. "Dasar, bedebah tengik! Awas saja nanti, akan kubalas kamu!" umpat Qira dalam hati.

Namun fokus Keenan segera teralihkan kepada Adnan, "Oh, biar aku tebak! Kamu pasti dahulu pernah tanyain resep kopi ini ke Ibu Yeni, ya?!" tawa Adanan pecah dibarengi dengan kekehan halus keluar dari mulut Keenan.

"Kalian berdua ini, asyik sekali mengobrolnya sih! Jangan lupakan masih ada kami berdua disini, ya 'kan Qira sayang?" pancing Hyun Ok. Namun hanya dianggap angin lalu oleh Qira. Yang tetap konsisten dengan wajah anggunnya yang dingin.

"Oh Keenan, kamu silahkan cicipi sup iga buatanku!" segera Hyun Ok mengalihkan topik dan mengambilkan mangkuk kosong untuk Keenan seraya menuangkan sup.

Keenan menerima dengan senang hati. "Bagaimana, nak masakan Bibi?" sepasang mata kucing menatap antusias kepada Keenan selagi menunggu komentar yang keluar dari mulut yang terakhir.

Hal yang pertama Keenan lakukan adalah menghirup kuat aroma sup yang sudah nampak menggiurkan, mengambil sendok dan mencicipi kuah segarnya yang panas sampai beberapa kali percobaan.

"Mmm, kuah supnya sangat segar, Bibi! Apalagi aku tak menyangka kalau daging-daging yang menempel ke tulang ini... begitu lembut dan kuahnya sudah meresap ke lapisan daging paling dalam! Ini sangat enak lho, it's masterpiece!" jempol Keenan pamerkan kepada semua orang.

Bae Hyun Ok bertepuk tangan antusias. "Ahahaha... Bibi tidak menyangka kamu akan berkomentar selayaknya kritikus makanan saja, haha..."

Keenan hanya tersenyum kecil dan berniat memasang wajah low profile  karena dia juga pandai memasak.

"Tahu tidak, kalau resep sup iga ini ... adalah menu kesukaan Qira sedari kecil, lho!"

"Tch, Ibuu~ 'Kan tidak harus segala hal tentang Qira harus diberitahu!" protes Qira keberatan. Rengekan manja keluar begitu saja tanpa Qira sadari telah mendapatkan tatapan aneh dari Keenan.

"Hehe, ya tidak boleh begitu dong! Keenan juga sebagai calon imam kamu harus tahu betul seperti apa karakter wanita yang hendak dia nikahi." bela Hyun  Ok dengan pendapatnya sendiri.

"Uhuk-uhuk!" reflek Keenan tersedak tangannya bergerak mencari air minum. Sebuah tangan pucat menyodorkan segelas air mineral kepada yang terakhir. Keenan tanpa banyak berpikir langsung menerima gelas itu dan menenggaknya sampai habis. Tenggorokan Keenan masih sedikit perih.

"Kamu tidak apa-apa, Kee?" tanya Adnan khawatir.

Gelengan kepala Keenan berikan sebagai respon seraya mengatur tenggorokannya yang masih perih dengan deheman beberapa kali.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang