Bab 45 : Si Wanita Kulkas

1 0 0
                                    

Adnan memimpin jalan begitu mereka berjalan keluar dari pintu utama Bandara, ada Louise yang tengah menunggu mereka.

"Adnan! Akhirnya kamu pulang kampung juga, hmm... hahaha..." gelak tawa pecah entah apa yang menjadi jokes para bapak-bapak sampai membuat Qira hanya mengerutkan dahi dengan heran.

Adnan menimpali, "Ahaha, ada benarnya juga kamu! Nanti deh, aku bakal ajak Istri dan Anakku ke makam orang tuaku."

"Masuklah, ini mobil kalian. Maaf kita pisah mobil karena aku baru ada meeting dengan client ke luar kota. Dan supirku sudah stand by menunggu kedatangan kalian. So, sebaiknya kita bergegas supaya kalian bisa beristirahat dengan nyaman nantinya." dengan santai menunjuk mobil di belakangnya.

Joni keluar dari kursi kemudi seraya memberi salam kepada keluarga Bae, dan bergegas melakukan tugas semestinya dengan memasukkan koper-koper mereka ke dalam bagasi.

Qira juga Hyun Ok duduk di kursi belakang, meninggalkan Adnan yang duduk di sebelah Pak Joni. Mobil mereka melaju mengikuti bekas jejak mobil Louise yang memimpin jalan di depan.

Butuh sekitar 3 jam lamanya untuk sampai mobil mereka melewati pos gerbang luar. Qira dan Hyun Ok dibuat tercengang akan lokasi mansion Widjayakusuma yang benar-benar jauh dari pemukiman penduduk dan berada di pegunungan.

Sepasang mata obsidian Qira yang awalnya mengantuk mendadak on fire dan terus mengamati perjalanan menuju ke rumah Keenan yang begitu unik dan seru. Ada melewati hutan-hutan pinus dengan jalan berkelok dan naik, sesekali Qira menemukan kijang yang tengah berkeliaran didalam hutan pinus jauh disana.

Kemudian mobil mereka harus melewati pos penjagaan sekali lagi sebelum benar-benar memasuki pekarangan mansion yang begitu luas dikelilingi oleh taman yang indah serta air mancur. Mobil yang ditumpaki Qira berhenti di sebuah garasi yang begitu luas.

Dan ternyata kedatangan mereka selisih beberapa menit saja dengan sebuah mobil sedan hitam yang semua penumpangnya tengah menyapa hormat kepada Louise.

"Selamat datang kembali, Ayah." sapa pria yang menyebut Louise adalah Ayahnya.

"Sayang, bagaimana perjalananmu?" tanya sesosok wanita di sebelah pria itu dengan tangannya meminta diberikan oleh tas yang sedang dibawa oleh Louise.

"Ya terimakasih. Seperti biasa, tidak selalu berjalan mulus tetapi aku bisa memenangkan hati Dewan Pak Bandi agar berpihak kepada kita selamanya. Tentunya, dengan penawaran yang tidak sedikit agar bisa menjamin kesetiaan Pak Bandi kepada pihak kita." sempat terjadi perbincangan serius di garasi.

Sampai akhirnya Adnan berani mengintrupsi dan menyapa wanita dan pria disebelahnya tadi. "Haloo selamat pagi, Elisa juga...? Ahaa~ aku ingat sekarang... kamu Devan bukan?!"

Devan mengernyitkan kening menatap Adnan dengan bingung.

"Kalau tidak salah... kamu ini—?! Ah iya benar, kamu Adnan bukan?! Si tukang pembuat masalah di bar, ya....? 11-12 samalah dengan Louise sewaktu muda."

"Hey, kamu ini! Aku baru datang malah sudah spill aib lamaku di hadapan semua orang. Nah kebetulan sekali, ayo sayang kemarilah..." ajak Adnan kepada Bae Hyun Ok juga Qira.

Aura dingin muncul dari wajah Hyun Ok namun lebih parah lagi adalah Qira yang tidak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan saat sepasang mata obsidian milik Devan yang tampan tengah menatapnya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Qira sama sekali tidak terpengaruh akan pesona Devan. Yang ada malah justru sebaliknya.

"Perkenalkan ini adalah keluarga kecilku, Istriku bernama Bae Hyun Ok dan ini putri semata wayang kami bernama Bae Dzakiya Qira." senyuman bangga tidak pernah luntur dari wajah Adnan.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang