Bab 38 : Bubur telur

4 0 0
                                    

"Ya ampun...! Apa yang telah aku perbuat?" decak Qira sebal melihat hasil bubur telur buatannya yang pertama kali dan hasilnya terbanting jauh dari ekspetasi.

Sudah setengah jam lamanya Qira berkutat dengan mengandalkan resep dari internet kali ini Qira merutuki kesalahannya sendiri.

"Tck, aku malas banget kalau soal masak-memasak begini..." keluh Qira karena ini adalah pengalaman memasaknya pertama kali.

Bahkan kalaupun dulu Dante maupun Qira yang sakit, tidak ada yang kerepotan begini sampai-sampai membuatkan bubur segala.

"Tch, awas saja nanti kalau dia sudah sembuh pasti aku akan lebih rajin lagi menghajarnya!" geram Qira sebal.

Dengan sendok kecil Qira mengambil sedikit bubur mencicipi rasanya.

"Yuck, kok aneh begini ya rasanya? Ah bodo amatlah... bubur sudah matang, dia juga sudah aku kompres... Sekarang waktunya aku pulang."

Qira pergi begitu saja setelah mengambil tas juga jaketnya yang tergeletak di meja. Dengan langkah mantap Qira pergi dari rumah Keenan tanpa menoleh lagi.

***

*Keesokan harinya

Keenan terperanjat kaget dari tidurnya dengan leher kaku, punggungnya yang sakit karena Keenan tertidur di sofa dengan posisi yang sama. Alhasil, bukannya bangun tidur badan bugar tetapi justru badan pegal-pegal.

"Ack...! Badanku sakit semuanya ini..." lenguh Keenan seraya memijit lehernya yang kaku.

Sepasang mata obsidian gelap itu memperhatikan penjuru ruang tamu yang masih sama seperti saat terakhir kali Keenan meninggalkan rumahnya.

"Eh, apa ini... kain? Siapa yang membuat kompresan untukku, mungkinkah ... Reyhan?" tanpa sengaja tangan Keenan menyentuh kain kompres yang sempat terjatuh di atas pangkuannya.

Keenan melirik ada baskom berisi air yang sudah dingin. Perlahan Keenan beranjak berdiri.

"Syukurlah, pusingnya sudah pergi." ucap Keenan dengan wajah lega.

Tenggorokan yang kering memaksa Keenan untuk pergi ke dapur hendak mengambil minum. Namun, keanehan terjadi pada kondisi dapurnya yang sudah berubah.

"Loh, perasaan kemarin aku tidak menggunakan panci, kok ada diluar sih?" dengan tatapan bingung Keenan iseng membuka tutup panci.

Seketika sepasang mata obsidian gelapnya terbelalak kaget melihat hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

"Hah, ada bubur telur...?!" kejut Keenan seraya dengan iseng mengambil sendok dan menyicipinya.

"Hmph, kok begini, rasanya aneh...!" komen Keenan saat bubur dingin itu masuk sesuap ke dalam mulutnya.

Segera Keenan pergi ke kulkas dan mengambil air mineral.

"Hah, kok tidak ada? Padahal aku menaruh obat tidur itu disini lho, aku ingat betul!" kepanikan mulai merasuki pikiran Keenan.

"Jangan-jangan semua ini ulah dari Reyhan lagi?! Bisa gawat, kalau nanti Reyhan melaporkan soal temuan obat tidur dari kulkasku kepada Bibi Alexis." tanpa sadar Keenan menggigit bibir bawahnya ketika memikirkan semua skenario terburuk apabila Alexis sampai mendengar kebenaran ini.

Namun rasa lapar mampu menyaingi kepanikan yang dialami Keenan sehingga dia memutuskan untuk memakan semua bubur telur namun sempat dia panaskan terlebih dahulu.

Satu hingga dua suapan pertama Keenan masih mempertahankan wajahnya yang tak enak setiap kali bubur itu masuk ke dalam mulutnya.

"Yahh, ketimbang mubadzir kalau di buang." Desahan panjang keluar dari mulut Keenan seraya meratapi nasibnya nanti jika Alexis datang dan memberinya hukuman berat.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang