Bab 18 : Menjenguk Keenan

10 9 0
                                    

*Keesokan harinya

"Yeay, akhirnya...! Hari ini kita bisa jenguk bos Keenan." teriak Anthony excited.

"Iya benar, cukup lama kita sabar menunggu hari ini tiba." timpal Galvin.

"Eh, parsel buahnya sudah ready?" tanya Pricilia.

"Sudah kok, ada di jok belakang mobil aku." sahut Mikha.

"Pak Matthew, anda ikut juga kan?"

Mendengar pertanyaan Jordy membuat Matthew tersentak kaget dari lamunannya. Ekspresinya yang murung seketika berubah.

"Ah iya - iya, saya ikut kok." sahut Matthew.

Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam Matthew belum siap bertemu dengan Keenan lagi, pasalnya - karena beberapa situasi membuat Matthew bingung entah harus apa yang dia katakan nanti kepada Keenan.

"Huhh..." desahan nafas panjang keluar dari mulutnya.

Sepasang mata obsidian gelap itu beralih kepada kursi kosong yang tak berpenghuni berada di sudut ruangan. Ada kehampaan yang Matthew rasakan tapi sebenarnya dia merasa lega akhirnya Keenan telah siuman dari koma panjangnya.

"Ya Tuhanku, tolong beri aku kekuatan menghadapi badai yang akan segera datang~" lirih Matthew seraya membereskan barang - barangnya di atas meja.

"Ayo teman - teman, karena waktu jenguk kita hanyalah sejam." ucap Anthony.

Mereka bergegas meninggalkan gedung studio dan menguncinya rapat, menyisakan Matthew yang berjalan gontai seperti raga tanpa nyawa. Beruntunglah karena Matthew tidak ditebengi oleh teman lainnya, sehingga tidak ada yang bisa melihat ekspresi sedih dari wajah tampannya.

Mobil Matthew mulai melaju mengikuti mobil mereka, sekelebat bayangan wajah Yuyun yang tengah tersenyum anggun kepadanya terus berputar di kepala Matthew.

Tanpa sadar genggaman tangannya pada stir mobil mengencang kuat. Mulutnya berdecak sebal saat mengingat momen terakhir mereka bertemu dengan Keenan sebelum dia berpamitan pergi ke Bandung. Dan betapa menjengkelkannya saat Yuyun beserta Keenan memamerkan kemesraan mereka di depan umum. Hati Matthew terasa sesak dan sakit melihat Yuyun tertawa lepas bersama dengan sahabat satu - satunya.

"Cih, bagiku semua tak lagi sama semenjak hari itu."

Ingatan Matthew berputar semenjak kejadian itu banyak hal yang terjadi, terutama karena ini tentang emosi Matthew yang selama ini tidak ada orang yang mengetahuinya.

*Flashback on

Yaitu sepeninggalnya mobil Keenan, diparkiran masih ada Yuyun, Mentari dan keluarganya, juga yang lainnya.

Matthew mendengus sebal melihat senyuman manis dari wajah Yuyun yang tak pernah luntur itu.

"Well, well, well~ Bisa - bisanya kalian berdua tega menyembunyikan berita sepenting ini dari aku? Memangnya selama ini kalian anggap aku ini apa, hmm" tatapan sengit Matthew layangkan kepada Yuyun yang telah menoleh sepenuhnya ke arah Matthew.

"Apa maksudmu, kami memang sebetulnya belum siap mengumumkan hubungan kami. Dan kami berencana menunggu waktu yang pas untuk memberitahukan segalanya." bela Yuyun.

Dulunya alunan suara Yuyun adalah kesukaan bagi Matthew namun tidak setelah hari ini.

"Waktu yang pas apanya! Setidaknya kasih tahu aku dong, aku ini kan sahabatnya kalian~" kesal Matthew yang sudah tak terbendung lagi.

"Apa perlu aku ingatkan lagi, padahal dulu akulah orang yang mengenalkan kalian berdua. Ternyata, kalian berdua bermain api di belakang aku." lanjut Matthew lagi.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang