Bab 17 : Ayam geprek

9 9 0
                                    

"Ka-kamu? Ngapain belum pulang?" kejut Qira.

"Hai..." sapa orang itu begitu ramah.

Kedua mata sipit Qira melotot melihat keberadaan makhluk yang tengah dia hindari belakangan ini, sekarang berada tepat di hadapannya.

"Reyhan, aku bertanya kenapa kamu belum pulang? Ini sudah hampir pukul 20.00 malam lho, shift kamu sudah berakhir dua jam yang lalu!"

Yang terakhir hanya terkekeh pelan.

"Buset, apal bener sampai jadwal aku segala~" ledek Reyhan dengan cengiran khasnya.

*Plak!

"Aww, sakit Qira!" rengek yang terakhir saat sebuah benda dari tangan Qira melayang tepat mengenai kepala Reyhan.

"Jangan kepedean ya kamu! Ini hanya botol bekas yang melayang, besok-besok kalau kamu lakuin hal yang sama lagi... kepalamu melayang lho~" ancam Qira dengan wajah serius.

Untuk sesaat Reyhan bergidik ngeri.

"Widihh, mirip Agung Hercules dong kamu bwaha ha ha...!" tawa Reyhan pecah dengan wajah jenakanya.

Mulut Qira berdecak sebal.

"Bisa tidak sih, kamu serius sebentar saja!" dengus Qira sebal seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Reyhan perlahan kembali ke keadaan normalnya. Wajahnya berubah tenang dengan tatapan yang tak pernah lepas dari wajah anggun Qira.

"Ohoo~ Tentu saja bisa, tapi kamu saja yang tak menyadarinya, sayang." sebuah kedipan mata genit Reyhan layangkan kepada Qira yang bertambah kesal melihat tingkahnya.

"Aishh, bocah ini benar - benar tidak ada sopan santunnya. Hey, ingatlah aku jauh lebih tua darimu ya!" gerutu Qira mengacungkan jari tengahnya kepada yang terakhir.

"Ha... hahaha~ Mana ada, cuman selisih 3 bulan saja kok bangga, wlee~" menjulurkan lidahnya kepada Qira. Bahkan wajah Qira sudah berubah hijau keputihan menahan marah agar tidak meletup.

"Kamu-! Kalau kesini cuman mau bikin aku kesal mending pergi deh!" usir Qira dengan wajah tanpa dosa.

"Yah, kok gitu~ Aku kesini sengaja tungguin kamu selesai operasi, yuk kita makan malam bareng... Aku lagi pengin beli ayam geprek ini!"

"Nggak, nggak! Aku lagi males, kamu saja yang beli sendiri sanah!"

Wajah sumringah Reyhan seketika luntur setelah mendengar jawaban dingin dari Qira.

"Yah, kok gitu~ Aku kan cuman pengin hibur kamu saja, supaya kesedihanmu tidak berlarut - larut." Reyhan mengerutkan bibirnya cemberut.

Qira memalingkan wajah dengan sebal.

"Ya-ya, baiklah... Ayo kita beli ayam geprek, tapi kamu yang traktir." seraya berdiri dan berjalan santai meninggalkan Reyhan yang tengah bersorak ria dalam diam.

Selepas kepergian Qira, kedua mata Reyhan berbinar terang seraya mengepalkan tangan ke udara dengan ber-yes ria.

"Akhirnya aku berhasil...." bisik Reyhan tanpa didengar oleh siapapun.

***

"Ahh, akhirnya perut aku terpuaskan pakai sambel level 5, yeay~" sorak Reyhan kegirangan.

Qira hanya melirik lewat ekor matanya memperhatikan tingkah sahabatnya itu.

"Kamu kek bocil, seperti tidak punya beban hidup." komen Qira kembali menatap jauh kedepan sana.

Kedua sahabat beda gender itu tengah berjalan santai selepas keluar dari kedai ayam geprek tempat mereka nongkrong bertiga bersama mendiang Dante.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang