*Qira side
Suasana di aula pernikahan berlangsung di kediaman keluarga Widjayakusuma begitu ramai meskipun hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat kedua pihak keluarga. Semua orang tampak berbisik-bisik, ada yang berjalan kesana-kemari dengan dunianya sendiri.
Qira dengan gaun putih bersih membalut hampir sebagian tubuhnya yang indah dengan kulit putih dan selembut willow, berdiri di tengah altar pernikahan dengan hati yang kosong. Saat semua tamu undangan tampak berbahagia tapi tidak dengan Qira yang berdiri dengan wajah dingin & anggun memperhatikan seluruh tamu undangan.
Dengan kecantikan sempurna yang tak terlukiskan, kehadiran Qira dimanapun akan selalu menjadi pusat perhatian karena parasnya yang indah serta kepribadiannya yang dingin. Dikelilingi tatapan 'memuja' sebetulnya Qira tidak perduli akan apa yang orang lain pikirkan tentangnya.
Qira dengan sebuket bunga ditangannya sekali lagi melirik jam analog kecil yang melingkar dengan manis di tangan kirinya. Tanpa ada yang menyadari sudut bibirnya sedikit terangkat dengan samar hatinya jelas bersiap merayakan momen yang paling dia tunggu dalam hidupnya.
"Ini sudah lebih dari sejam dan Keenan benar-benar menepati ucapannya, syukurlah..."
Helaan nafas panjang lolos dari mulutnya, disertai dengan suaranya yang berbisik.
Alunan iringan musik serta bisik-bisik dari para tamu undangan seakan mempertanyakan, : 'dimana keberadaan mempelai prianya?!'
Semua orang tampak cemas & ada pula yang coba menghubungi ponsel pengantin pria.
"Matt, tolong coba kamu hubungi dia sekali lagi... Kenapa ponsel Keenan tidak aktif...?!" suara baritone milik Louise yang rendah namun menakutkan berhasil mencuri atensi sebagian tamu undangan.
Tak terkecuali Qira yang melirik kepanikan dari wajah tampan Matthew, sahabat Keenan. Qira mendengus remeh tanpa ada yang menyadari tindakannya itu.
"S-Sudah saya hubungi berkali-kali Paman, tetapi... memang ponselnya tidak aktif semenjak kemarin. Bahkan sudah lebih dari 2 minggu yang lalu pesanku masih centang satu. Dia benar-benar tidak online belakangan ini..." jawaban Matthew terdengar gugup tetapi Qira bisa memastikan bahwa Matthew berkata jujur.
"Grhh...! Kali ini rencana gila apa yang tengah dia jalankan?! Berani-beraninya bocah tengik itu mempermainkan aku, grhh...!" gerakan teredam disertai dengan kilatan amarah sekilas tampak dari kedua mata Louise.
Setelah mengatakan itu, Louise merogoh ponselnya dengan wajah mulai mengeras lalu berjalan menjauhi kerumunan tamu. Qira menyaksikan itu semua sempat merasakan hawa tak enak, di benak Qira... aura Louise begitu berat, pekat, & penuh kebencian.
Qira menyaksikan Matthew dengan wajah gusar berjalan kesana-kemari coba menghubungi beberapa orang yang dikenalnya.
Detik demi detik berlalu, dan dengan setiap detak jam, kegelisahan di ruangan semakin terasa. Para tamu mulai berbisik lebih keras, beberapa mencoba menghubungi sang pengantin pria, sementara yang lain mengalihkan perhatian dengan percakapan yang dibuat-buat.
Qira bisa melihat Marthaliani ditemani oleh Hyun Ok serta Adnan, mereka tampak semakin cemas... namun berusaha tetap tersenyum saat beberapa tamu mendekat untuk bertanya kejelasan yang terjadi.
"Kamu tenang saja Martha, Keenan yang kukenal tidak akan lari dari masalah, seberat apapun itu." berbicara dengan tenang Adnan berusaha menenangkan hati sahabatnya itu.
"Tch...! Kamu tahu apa soal anakku hmm?! Pasti... pasti telah terjadi sesuatu kepadanya. A-Aku... hatiku begitu tak tenang saat ini..." suara Marthaliani terdengar gemetar seolah kehilangan separuh jiwanya entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Aku Dirimu
Romance"Mengapa semua sangat berbeda dengan apa yang aku impikan selama ini!? Aku berniat segera kembali ke Pulau Bali untuk segera melamar Kak Yuyun... Tetapi, nampaknya Tuhan punya kehendak lain seperti plot twist di film-film. Sekarang dan selamanya, ak...