Reyhan celingukan menunggu kedatangan Qira. Semilir angin sore menyibakkan rambut Reyhan tertiup mengikuti arah angin pergi.
Sebuah tepukan mengenai tepat punggung Reyhan membuat yang terakhir oleng kedepan.
"Hey, siapa itu yang berani main pukul, mau aku pukul juga memang, hah?!" teriak Reyhan kesal seraya berbalik badan.
Kedua mata Reyhan melotot saat mendapati wajah datar Qira tengah menatap dingin kearahnya.
"Ada masalah?" sapa Qira acuh.
Beberapa kali Reyhan mengerjapkan mata sebelum menghembuskan nafas kasar. "Astaga, kamu beneran kayak hantu lama-lama lho... buat kaget saja sih!"
"Hentikan omelanmu, sebelum rasa laparku pergi." sela Qira dengan wajah tak berekspresi langsung melenggang masuk ke kursi samping kemudi.
Reyhan hanya bisa mengusap dada melihat kelakuan random sahabatnya itu.
"Untung cantik, coba kalau dia laki-laki... Sudah aku pukulin itu mukanya yang menjengkelkan!" gerutu Reyhan seraya masuk mobil dan mengambil kemudi.
"Kita akan makan di restoran terbuka, mau ya? Sambil melihat sunset, hehe..."
"Seterah," ketus Qira.
"Tch, terserah...! Bukan se...te...rah!" omel Reyhan.
"Ya-ya-ya-ya..."
Reyhan hanya memasang wajah sebal. "Cantik tapi ngomong suka kebalik-balik." gumam Reyhan namun tidak digubris oleh yang terakhir.
Mobil Reyhan membawa mereka ke sebuah Restoran Las Vera di dekat Pantai Guinevvia. Sebuah pantai yang cukup ramai dan banyak menjadi rekomendasi untuk masuk ke dalam daftar tour guide dan banyak menerima bintang 5 sebagai review-nya. Maka tak heran, banyak para wisatawan lokal maupun luar negeri mengumpul di bibir Pantai sambil menikmati keindahan salah satu sunset terbaik di negeri ini.
"Kita duduk disini saja, tidak perlu ke dalam restoran. Aku sedang ingin menikmati angin sore." permintaan Qira disanggupi oleh Reyhan yang segera memanggil waiters dan memesan makanan mereka.
"Kamu mau pesan cumi, Qira?" tanya Reyhan saat memilih menu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku menu.
"Tidak, karena jika pengolahannya tidak benar maka alergiku akan muncul. Meskipun betapa senangnya aku dengan olahan ikan laut, tapi ya... mau bagaimana lagi? Pesankan saja ayam geprek crispy yang ekstra pedas, ya?!Minumnya... aku sedang ingin mango jus."
"Noted, Miss." sahut waiters wanita seraya mencatat pesanan Qira.
"Aku....? Cheeseburger dan stik kentang serta minumnya cola segar, Miss."
"Okay, tolong tunggulah beberapa saat lagi, Tuan juga Nyonya." seraya pamit pergi menyerahkan catatan pesanan ke bagian koki dapur.
"Nyonya, dia bilang...?! Memangnya aku terlihat terlalu tua ya?" protes Qira tak terima.
"Tenang saja Qira, usia bukanlah tolak ukur kepribadian manusia kok... melainkan kedewasaan seseorang saat menghadapi masalah terberatnya sekalipun."
"Tch, kamu ngomongin soal umur... memangnya anda tidak merasa tua apa, hmm?! Ingat lho, kita sama-sama sudah 29 tahun yang tapi kamu juga masih belum punya pasangan padahal sebentar lagi kamu memasuki fase jompo!" ejek Qira.
"Enak saja, kata siapa aku belum punya pasangan?!" sewot Reyhan tersulut emosi.
"Lah, fakta membuktikan seperti itu. Buktinya, selama kita berteman... belum pernah tuh, aku denger atau melihatmu kencan dengan seseorang." meluruskan kedua tangan sebelum melipatnya di depan dada, seraya menaikan sebelah alisnya menatap sinis kepada Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Aku Dirimu
Romance"Mengapa semua sangat berbeda dengan apa yang aku impikan selama ini!? Aku berniat segera kembali ke Pulau Bali untuk segera melamar Kak Yuyun... Tetapi, nampaknya Tuhan punya kehendak lain seperti plot twist di film-film. Sekarang dan selamanya, ak...