Bab 51 : Perpisahan dengan Yuyun

0 0 0
                                    

"Kamu tidak tahu apapun Matthew, jadi sebaiknya kamu diam saja!" bentak Yuyun dengan tegas.

"Tch...! Tidak tahu apa-apa katamu?! Aku tahu segalanya... aku ada disana tetapi yang kamu lihat hanyalah Keenan, Keenan, dan Keenan seorang!" Yuyun mengerutkan dahi saat mendengar pengakuan dari Matthew.

"Dan kamu menerapkan pola yang sama setiap saat! Tidak pernakah kamu tahu bagaimana perasaanku padamu? Ah benar, kamu sebenarnya tahu tetapi menutup mata berlagak tidak tahu apapun. Dan itulah kamu yang sebenarnya. Aku menyukaimu tetapi itu tidak penting sekarang!" semua pengakuan tiba-tiba dari Matthew membuat Yuyun tak habis pikir.

"Kamu," bisik Yuyun. Menggeleng lemah, tak habis pikir.

"Terimakasih, sekali lagi terimakasih atas berkatmu... karena kamulah persahabatan kami rusak hanya karena satu wanita. Bahkan sampai membuat aku hampir kehilangan sahabatku SELAMANYA! Tidakkah kamu tahu apa saja yang telah terjadi saat kamu pergi...?!" emosi Matthew telah membuncah selama ini dia keluarkan semua keluh kesahnya. Dan itu sempat membuat Yuyun terkejut.

Kedua alis Yuyun mengernyit bingung, "A-apa, apa yang tidak aku ketahui...?"

"Hmph!" dengus Matthew melirik remeh kepada Yuyun.

"Kamu!" tunjuk Yuyun mengarah ke wajah Matthew.

"Sudahlah. Jangan sia-siakan energimu untuk menerangkannya, karena sampai kapanpun wanita itu tidak akan bisa mengerti." sela Keenan dengan deep voice-nya.

Perhatian Yuyun kembali jatuh kepada Keenan yang terus sibuk dengan kegiatannya.

"Lawan bicaramu ada disini, hey lihat aku!" bentak Matthew. Yuyun terpaksa kembali menoleh kepada Matthew.

"Dia....! Orang yang kamu campakkan itu disana, hampir-hampir meninggal karena sebuah kecelakaan maut! Tidak hanya Keenan tetapi ada banyak korban lain, tetapi beruntungnya si bocah tengik itu masih selamat meskipun kondisinya sangat memprihatinkan!" mendengar penjelasan dari Matthew membuat hati Yuyun hancur sehancur-hancurnya. Kedua lututnya terasa lemas seperti jelly.

"A-apa?!" bisik Yuyun seakan suaranya tercekat pada tenggorokannya.

"....Berminggu-minggu sudah bahkan sampai 3 bulan lamanya, bocah tengik itu akhirnya baru sadar dari perjuangan antara hidup dan mati! Dan... sejauh yang aku tahu ternyata Keenan telah berhasil menjalani operasi transplantasi jantung tetapi bahkan sampai detik ini, pihak rumah sakit tidak ada yang membuka suara perihal penolong baik hati yang rela mengorbankan hidupnya untuk orang lain." Yuyun terduduk lemas di tanah dengan gaun putihnya yang kotor juga lusuh, make up yang rusak karena deraian air mata.

"Bisa kamu tebak apa yang ditanyakan oleh Keenan saat siuman pertama kali? Iya itulah kamu, Kak! Kemana gerangan perginya 'orang yang paling dekat' dengannya namun bahkan sampai Keenan bisa hidup dengan normal kembali, orang itu tidak pernah muncul lagi. Dan bahkan sekarang, keluarganya diam-diam telah menga—!"

Perkataan Matthew dipotong oleh yang bersangkutan, "Matt, cukup! Semua penjelasan kamu percuma karena tidak bisa mengubah apapun."

Keenan beranjak berdiri dari duduknya, lalu melempar satu demi satu sketsa yang sudah dia persiapkan kedalam kobaran api yang dia buat.

Yuyun melihat kegiatan Keenan, berusaha berdiri dan mendekati Keenan yang tengah berdiri dengan angkuh. Sepasang mata karamel miliknya mengikuti gestur tangan Keenan yang melempar lembar demi lembar kertas ke dalam kobaran api.

"A-apa, apa yang kamu bakar itu Keenan?" tanya Yuyun.

"Tidak ada yang penting, hanya kertas-kertas bodoh yang tadinya sih mau aku kasih kepadamu... tapi tidak jadi deh." sahut Keenan dengan tenang & acuh.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang