Bab 52 : Nasehat Kakek Guru Liam

1 0 0
                                    

Sesampainya di Bandara, "Terimakasih banyak sekali lagi, Matt." ucap Keenan dengan dingin setelah berhasil menginjakan kaki ke lantai seraya menutup pintu mobil.

"Hmm... Tolong jangan lakukan hal yang aneh-aneh ya setelah ini. Karena aku tahu persis kamu seperti apa kalau sedang kesal. Tidak hanya kamu, aku pun juga kecewa menyayangkan sikap Kak Yuyun. Sudahlah aku akan segera ke Hotel dan mengembalikan mobil ini, bye~" pamit Matthew seraya menginjak gas mobil.

Keenan masuk ke dalam Bandara namun bukan ke loket melainkan langsung menuju ke kamar kecil. Setelah dirasa aman dari jangkauan orang-orang, mulut Keenan bergumam lembut.

"Buka gerbang," detik itu juga udara mengalami retakan bersamaan dengan cahaya biru tua yang seakan merobek udara.

Keenan melebur menjadi debu berwarna biru tua seraya masuk ke dalam dimensi ruang yang terbuka, kemudian sobekan dimensi menutup. Dengan langkah pelan, Keenan berjalan menuju cahaya putih bersinar terang menyilaukan mata dan melewatinya.

Detik itu juga, saat Keenan membuka mata... kedua kakinya telah berpijak pada tanah dan bentang alam disekitarnya berubah menjadi tempat familiar yang sangat jarang sekali Keenan kunjungi. Sebuah mansion kuno dengan culture budaya yang sangat njomplang dengan kehidupan modern, Keenan menginjakkan kaki kembali setelah hampir 10 tahun lamanya mengunjungi mansion Klan Alexander.

Satu tangan kiri Keenan masukan kedalam saku celana depan, seraya berjalan dengan penuh kemantapan hati untuk menjumpai sosok pria tua yang begitu Keenan hormati. Sepanjang perjalanan seperti biasa, halaman mansion begitu damai dan sunyi. Tanpa ragu Keenan memasuki gedung utama mansion setelah melewati pintu kuno yang selalu terbuka lebar oleh siapapun.

Memasuki lorong yang berornamen kayu dan penuh kesan kuno, sepasang mata obsidian gelapnya mencari pintu familiar. Dengan pelan Keenan mendorong pintu kayu di hadapannya, seketika terkuar aroma semerbak tanaman herbal dan pil obat-obatan langsung menyapa indra penciuman Keenan.

Terdengar suara air mendidih dari salah satu sudut ruangan, yang tak perlu Keenan mencari tahu pasti orang itu tengah membuat pil. Keenan berjalan lebih dalam lagi sampai menemukan punggung familiar yang tengah sibuk menyempurnakan obat dalam tungku.

Keenan bergeming lama sembari mengamati kegiatan pria tua tersebut.

"Mau sampai kapan kamu berdiri disana terus hmm? Murid tengik macam apa kamu, mengapa baru berkunjung setelah sekian lama?!" omel pria tua berambut putih panjang yang hanya diikat ponytail, berbaju abu-abu kombinasi biru seperti pakaian orang kuno menggunakan kimono pria juga sendal kayu yang berjejer rapih di bawah dipan tempat dimana Liam tengah duduk bersilah. Pria tua itu bernama Liam Potter Alexander ll atau bisa disebut sebagai kakek buyut Keenan dari garis keturunan Marthaliani Alexander.

"Hehe... Kemampuan spiritual Kakek Guru memang tak perlu diragukan lagi." pujian setinggi langit Keenan layangkan kepada Kakek Buyut yang selalu menolak disebut Kakek karena menolak disebut tua.

Sepasang mata obsidian gelap milik Keenan memperhatikan ada banyaknya botol penyimpanan obat yang telah tersimpan rapih berjejeran diatas meja. "Eh? Kakek Guru, obat sebanyak ini untuk apa? Aku belum pernah melihatmu mempersiapkan segini banyaknya obat, apakah ada pembesar yang titip pesan obat?"

Liam menyimpan kembali obat yang berhasil dia sempurnakan ke dalam botol khusus seperti yang Keenan lihat diatas meja. Perlahan Liam berbalik badan serta duduk diatas dipan sembari menghadap Keenan. Cukup dalam satu lirikan saja, Liam sudah mengerti bahwa ada sesuatu yang mengganggu murid sekaligus cicitnya itu.

"Hmph...! Aku tidak tahu alasan persisnya kamu repot-repot sampai berkunjung kemari. Pastinya, telah terjadi sesuatu yang sampai mengganggu pikiran kamu bukan? Dan... soal obat-obat itu, tidak lama lagi akan ada perayaan ulang tahun pemimpin Klan Yu. Tentu saja, masing-masing perwakilan Klan akan diundang hadir ke mansion Klan Yu untuk mengikuti jamuan. Dan kebetulan sekali, karena kamu berada disini maka aku tak perlu repot-repot memanggilmu datang kemari... Karena, dengan adanya undangan jamuan ini akan menjadi saatnya kamu menjalankan tugas pertama sebagai pewaris Klan Alexander."

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang