Matthew mengusap wajahnya frustasi. Desahan panjang keluar dari mulutnya.
"Sudahlah, kita bertengkar pun .... tidak akan mengubah kenyataan bahwa Kak Yuyun telah pergi, selamanya." ucap Matthew lirih.
Kedua mata Keenan terbelalak kaget, sedikit kesusahan dia mendongakkan wajah ke arah Matthew yang terus memperhatikan pemandangan diluar jendela.
"What—!? A-apa maksdunya ini? Si-siapa yang pergi, jawab aku, Matthew!" panik Keenan berharap kalau dia salah dengar kali ini. Sepasang mata obsidian gelapnya tampak terguncang hebat, atas berita tak mengenakan ini.
"Hey, pantat ayam, tolong kamu jangan bercanda ya disaat seperti ini!" omel Keenan.
Perlahan Matthew menoleh menatap lurus kepada sepasang obsidian gelap yang tengah melotot kearahnya.
"Apa menurutmu wajah aku yang tampan ini terlihat sedang bercanda? Bercyaanndaaa, bercyaanndaaa~ begitu?"
Reyhan berusaha menahan tawanya agar tak lepas terlebih saat melihat wajah konyol Matthew saat memparodikan lelucon yang tengah viral itu. Tapi reaksi berbeda di tunjukan oleh Keenan, karena dia merasa seolah Matthew tengah mengolok - olok dirinya.
"Hentikan, perutku eneg melihatnya." ucapnya dingin wajahnya pun tak menunjukan ekspresi apapun.
Matthew menjulurkan lidahnya kepada Keenan. Namun Keenan tetaplah Keenan, jika dia sudah penasaran maka dia berusaha keras untuk mendapatkannya.
"Mengapa kamu mengatakan hal mustahil seperti itu soal kak Yuyun." hanya Keenan yang otaknya masih waras disini.
Perkataan Keenan yang dingin seolah dia tak tertarik untuk balas kelakuan Matthew terhadapnya.
"Tidak ada yang mustahil di dunia ini, Ferguso! Buktinya saja ada di depan matamu, dan mengapa tidak kamu langsung berterus - terang saja bertanya kepadaku : dimana kak Yuyun, mengapa dia tak ikut bersama kalian?" ucap Matthew namun mulutnya nyinyir saat sedang memperagakan ucapan Keenan yang seharusnya dia dengar sejak tadi.
"Cih, berhentilah mengejek kondisi aku saat ini. Aku bisa saja melompat dan mematahkan lengan kamu saat ini, ya kalau aku mau." decakan sebal keluar dari mulut Keenan yang tak suka dengan cara Matthew menyindirnya.
"Tapi perkataan aku ada benarnya kan? Biar ku beritahu satu hal, meskipun kita berkelahi disini ... tak ubahnya dapat merubah kenyataan bahwa kak Yuyun tak akan pernah kembali." ucap Matthew penuh keseriusan dari wajahnya.
"Ta-tapi bagaimana mungkin!? Bukankah selama ini dia ada bersama kalian!? Matt, tolong kasih tahu aku segala hal yang tlah aku lewatkan." tuntut Keenan paksa hanya dibalas dengan helaan nafas panjang dari yang terakhir.
Ingatan Matthew berputar mengingat kejadian tempo dulu kemudian dia menceritakannya lagi kepada Keenan.
"Ingat tidak, dihari yang sama saat kamu berpamitan pergi kepada kami? Selepas itu kami pergi ke pantai bersama - sama, namun aku kehilangan jejak kepergian Kak Yuyun yang berkata kalau dia ingin memisahkan diri dari rombongan." jelas Matthew.
"Dan apakah kamu tidak mengikutinya, tumben sekali kamu tidak kepo dengan urusan orang?" potong Keenan dengan nada sebal.
Muncul perempatan siku di kening Matthew deretan gigi peraknya menggeram kesal.
"Berisik! Saat itu aku masih denial tidak percaya bahwa kalian sudah berpacaran, tahu! Selain itu aku masih sakit hati melihat kebersamaan kalian di depan umum." dengus Matthew sebal seraya memalingkan muka dan melipat kedua tangannya di depan dada.
Reyhan menggeleng menyaksikan pertengkaran mereka.
Sedangkan Keenan hanya memasang wajah mencibir tanpa berniat membalas perkataan Matthew.
![](https://img.wattpad.com/cover/358425354-288-k373876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Aku Dirimu
Romance"Mengapa semua sangat berbeda dengan apa yang aku impikan selama ini!? Aku berniat segera kembali ke Pulau Bali untuk segera melamar Kak Yuyun... Tetapi, nampaknya Tuhan punya kehendak lain seperti plot twist di film-film. Sekarang dan selamanya, ak...