Bab 41 : Melawan penjahat bersenjata api

1 0 0
                                    

"Kyaaa! Bawa motornya pelan-pelan dong!" teriak Qira panik ketakutan pasalnya dengan mudah Keenan meliuk-liukkan motornya membelah padatnya lalu lintas Kota London malam itu.

Keenan menyeringai puas karena berhasil membuat wanita kutub itu ketar-ketir.

Dari kejauhan Keenan melihat segerombolan penjahat yang beberapa waktu yang lalu dia temui saat mereka tengah mengganggu Anna putri dari mantan Walikota London. Salah seorang pria dengan wajah yang familiar tengah menunjuk ke arah Keenan dengan senjata apinya.

"Oh, shit!" ucap Keenan masih bisa terdengar oleh Qira yang menggunakan helmnya.

Sedangkan di tengah jalan terdapat 2 buah mobil yang tengah memblokade jalan. "Eh buset, ini mereka sengaja mau balas dendam atau mau bikin aku jadi ayam geprek disini ya?"

Qira juga menangkap keanehan pada jalan di depan sana yang ditutup oleh sekelompok orang yang sepertinya bukan orang baik karena mereka membawa senjata api. Mereka seolah tengah menghadang kedatangan musuh mereka. Dan Qira sempat mendengar perkataan Keenan.

"Ada apa Keenan? Apakah mereka punya masalah denganmu?" tanya Qira penasaran.

"Nanti akan kujelaskan, Kak. Sekarang... tolong pegangan yang erat karena aku tak ingin kamu terluka nantinya." mendengar saran dari Keenan membuat Qira tidak setuju apalagi harus menempel padanya.

"Hey, yang benar saja kamu! Jangan cari kesempatan dalam kesempi — kyaaa!" perkataan Qira terpotong karena Keenan tiba-tiba menarik dalam gas motornya.

Sontak Qira yang panik langsung memeluk pinggang Keenan dan menempelkan wajahnya ke bahu Keenan.

"Ack....! Yang benar saja kamu?!" teriak Qira dengan adrenalinnya diuji dadakan.

Qira sangat terkejut ketika motor mereka tiba-tiba melompat melewati barisan mobil milik para penjahat itu.

"Wushh!"

Rahang Qira jatuh kebawah ketika memperhatikan wajah para penjahat itu tengah terperangah syok melihat motor yang dikendarai mereka terbang melompat. Dan saat berada tepat di atas mereka, cahaya hijau lumut merembes keluar dari sekeliling mereka berdua. Yang tak lama kemudian mengelilingi para penjahat itu.

"Eh-eh, apa ini?!"

"Ack...!"

Kepanikan mereka berubah menjadi tangisan kematian tanpa jejak, yang mana tubuh mereka mendadak menjadi abu dan tersapu oleh angin. Qira melihat betul detail kejadian dengan kedua mata telanjangnya.

"Oh!" kejut Qira sekaligus bergidik ngeri.

"Kyaaa!" teriakan Qira terdengar menggema bersamaan dengan suara decitan ban motor yang berhasil mendarat ke atas aspal dengan sempurna.

Keenan sempat menarik rem dan membuat posisi motor terbalik 180 derajat, maka jadilah motor mereka menghadap ke sekelompok penjahat itu. Qira dengan cepat membuka kaca helmnya guna memperjelas apa yang barusan dia lihat.

Kedua matanya masih terbelalak kaget melihat kejadian yang begitu cepat, tah terjadi pembunuhan tepat di depan wajahnya.

"Plak!" Sekuat tenaga Qira memukul kepala Keenan hingga panas perih.

"Ack...! Hey, yang benar saja dong! Ini kepala ya, bukan bola voli! Main pukul saja!" bentak Keenan emosi.

Belum puas sampai disitu, Qira dengan semangat menjewer satu telinga Keenan.

"Y-yah, yah, yahh...! Hey, wanita bar-bar cepat lepaskan telingaku, woy!" erang Keenan seraya merintih kesakitan.

"Rasakan itu! Siapa suruh kamu bertindak keji, kenapa kamu lakuin itu ke mereka, hah?!" bentak Qira yang masih betah menjewer telinga Keenan.

Separuh Aku DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang