*Qira side
Marthaliani mengerutkan kening, "Ada dimana anak itu? Tumbenan sudah jam segini apa masih belum turun juga dari kamar?" bergumam bingung kemana perginya Keenan yang belum juga kelihatan.
Kebetulan Marthaliani melihat Joni yang melintas, "Joni, tunggu sebentar...!" seru Marthaliani seraya berjalan mendekat.
"Iya, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?"
"Apa kamu melihat Keenan hari ini? Jika benar, tolong segera panggil dia kemari karena kita akan makan sore bersama. Sepertinya Keenan juga melewatkan sarapan paginya." ucap Marthaliani.
"Oh, baiklah Nyonya, siap laksanakan!" sahut Joni seraya pergi.
Langkah kaki jenjangnya membawa Joni pergi ke berbagai tempat di seluruh sudut mansion.
***
"Silahkan, ini kamar anda Nona Bae." tunjuk Yeni setelah meninggalkan kamar Qira dan bergegas membawa Hyun Ok ke kamarnya.
Sementara Qira menatap takjub akan luasnya kamar tempat dia menginap begitu luas dan tidak menyangka.
"Wahh, lebih mirip kamar hotel bintang 5!" rasa penasaran yang tinggi membawa Qira mengecek kamar mandinya.
"Astaga, bahkan ada bathtub tempat berendam segala, kamar mandi yang luas dan bersih. Mereka cukup rajin merawat kamar tamu." pujian berikutnya terlontar dari mulut Qira.
"Aku ingin berendam air hangat deh, semua badanku terasa pegal dan kaku." jari Qira menekan tombol di tembok dan tak lama kemudian kucuran air panas mulai menggenangi bathtub.
Qira kembali ke kamar, menata semua barangnya selagi menunggu air penuh. Qira memutuskan untuk berendam mandi.
Setelah melumuri sabun ke seluruh kulitnya, Qira bersandar santai pada tepian bathtub menikmati momen santainya sampai Qira merasa bosan.
"Huhh... Bosan juga aku lama-lama, apa aku sebaiknya berkeliling saja ya? Siapa tahu aku menemukan hal yang menarik." seringai tipis dilayangkan oleh wajah dingin Qira.
Dengan cepat dia membersihkan diri dan kembali ke kamar.
"Mmm, aku pilih cardingan sama kaos dan rok saja deh. Kayaknya cocok outfit ini untuk jalan-jalan!" tak lupa Qira menggunakan sepatu sneakers nya untuk melengkapi acara jalan-jalan siang ini.
Dengan langkah santai Qira keluar dari pintu utama mansion dan mulai mengelilingi taman di depan rumah.
"Udara disini meskipun sudah siang hari tetap saja segar, tidak menyesal aku ikut pergi ke Bandung."
Wajah dingin Qira terlihat lebih santai saat ini. Langkah kakinya membawa Qira mengelilingi komplek mansion sampai langkah lakiknya berhenti karena mendengar suara teriakan yang cukup familiar di telinganya.
"Suara itu...?" karena rasa penasaran yang tinggi akhirnya menuntun Qira sampai di komplek tenis lapangan dimana ada seseorang dengan rambut panjang dan menggunakan jaket, tengah menggunakan lapangan tenis itu.
Kedua kaki Qira terasa lemas saat mendaki sedikit ke sebuah bukit sebelum sampai di tempat tenis, benar saja! Ada sesosok punggung familiar dengan rambut gondrong yang pertama kali dia lihat selama ini.
"Eh, i-itu Keenan 'kan ya...?" tunjuk Qira pada dirinya sendiri.
"Bughh!"
"Hyaaatt!"
Keenan melompat tinggi dengan melihat kearah datangnya bola dan memukul dengan keras. Dengan nafas terengah-engah Keenan memegangi kedua lututnya. Bahkan anak kecil juga bisa melihat kalau Keenan sudah mencapai batasannya. Dengan dibawah pengawasan mata Qira, Keenan kembali mengisi mesin pelempar bola tenis otomatis lalu kembali ke posisinya semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Aku Dirimu
Romance"Mengapa semua sangat berbeda dengan apa yang aku impikan selama ini!? Aku berniat segera kembali ke Pulau Bali untuk segera melamar Kak Yuyun... Tetapi, nampaknya Tuhan punya kehendak lain seperti plot twist di film-film. Sekarang dan selamanya, ak...