Prolog...
Sunoo terus berlari dengan keringat yg bercucuran dipelipis, dengan nafas yg terengah-engah sunoo terus berlari tanpa menoleh kebelakang sedikitpun, dimalam yg gelap dan dingin di tengah hutan dengan pepohonan yg menjulang tinggi, sunoo terus berlari meski rasanya kakinya sudah mati rasa, kaki sunoo terluka karna dia tidak mengenakan alas kaki, darah...
Darah yg merembes dari kaki sunoo yg tadi sempat tertusuk ranting kayu tanpa sunoo tau aroma darah itu sudah meninggalkan jejak, tak peduli sejauh mana sunoo berlari mereka akan menemukan sunoo.
Ntah sudah sejauh mana sunoo berlari tapi sunoo tidak kunjung keluar dari hutan ini, atau justru sunoo semakin jauh masuk kedalam hutan, lolongan hewan itu terdengar jelas, sunoo berhenti sejenak hanya untuk mengambil nafas, sunoo mengadah ke atas melihat bulan yg bersinar penuh. Bulan purnama, disini tidak lagi terlalu gelap sunoo mengedarkan pandangannya ke sekeliling dia masih didalam hutan.
Sunyi... hanya ada terdengar suara nafas sunoo. ini terlalu senyap. tidak ada lagi suara hewan malam apapun. angin berembus dingin membuat sunoo semakin meremang.
Hingga sunoo dapat mendengar gemerisik langkah kaki di dedaunan kering, rating kayu yg di injak patah dan suara nafas berat yg mendengus.
Dengan takut-takut sunoo berbalik kebelakang mata sunoo membola ketika matanya bertemu pandang dengan kedua mata merah kelam semerah darah yg menyala dalam gelap, bukan hanya satu pasang mata, sunoo mendongak dan ada empat pasang mata.
Tubuh sunoo membeku sunoo bahkan lupa caranya bernafas sekarang hanya suara dengusan nafas berat yg berasal dari empat hewan itu. sunoo replek terjatuh dan dengan sisa keberanian sunoo beringsut mundur.
Sunoo masih mendongak ntah kenapa matanya juga tidak bisa teralih dari mata merah yg kini juga menatapnya lapar seperti hanya dengan hitungan detik saja hewan dengan tinggi satu meter lebih itu dengan bulu abu-abu? Dengan kuku yg tajam itu. sunoo tau dengan taring dan kuku yg tajam itu akan dengan mudah mengoyak tubuh sunoo, tubuh kecil sunoo hanya seperti boneka kecil di bandingkan tubuh besar hewan tersebut.
Sunoo susah payah menelan salivanya tubuhnya bergetar karna rasa takut dan hawa dingin yg menusuk tulang. Karna sinar bulan yg terang sunoo dapat dengan jelas mengidentifikasi makhluk apa yg ada dihadapannya sekarang.
Serigala...
Empat serigala itu maju semakin dekat dengan sunoo, keempatnya sekarang mengelilingi sunoo, sunoo yg jatuh terduduk ditanah.
Sekarang gelap, tubuh besar serigala tersebut menutupi cahaya bulan.
dekat semakin dekat, sekarang jarak sunoo dan serigala-serigala tersebut hanya ada enam langkah.Sunoo memejamkan matanya menggenggam ranting yg ada didekatnya dengan erat sampai tidak sadar tangan nya terluka, dan lagi-lagi mengeluarkan darah.
Dapat sunoo rasakan nafas hewan tersebut berembus didepan mukanya, dan dapat sunoo dengar nafas berat tersebut semakin memburu. sunoo semakin memejamkan matanya
air matanya sudah merembes dari tadi.. merutuki diri sendiri harusnya dia tidak nekat masuk kehutan ini sendirian. Akibat rasa ingin tahunya siapa sangka berujung mala petaka.Apakah malam ini akhir dari hidupnya, mati sendirian jauh didalam hutan dengan tubuh terkoyak-koyak... Air matanya jatuh semakin deras. Sunoo menangis tanpa suara. Sunoo masih memejamkan matanya. Bersama nafas panas makhluk tersebut yg dapat sunoo rasakan disekitar lehernya.
"Tolong,aku masih ingin hidup...".
Setelah mengatakan itu dengan lirih sunoo semakin terhuyung kebelakang, tubuhnya ambruk, bersama hilangnya kesadaran sunoo. Ternyata dia pingsan duluan sebelum ajal menjemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | Kim.Sunoo
Historical FictionSunooharem Au !!!! Sunoo tidak pernah menyangka bagaimana bisa dia sampai di malam yg penuh mala petaka tersebut. Malam petaka yg mengubah hidupnya, bukan hanya hidupnya tapi juga memori, indentitas dan spritualnya juga ikut berubah. Ada banyak pert...