Sunoo kembali melihat pantulan dirinya di dinding kaca, kali ini bukan hanya dirinya sendiri tapi seseorang juga sedang memeluknya dari belakang, tentu saja mereka baru saja selesai melakukan kegiatan panas. Sunoo menatap kosong pantulan kaca itu kadang sunoo merasa mulai berhalusinasi melihat pantulan diri sendiri di dalam kaca itu sedang menertawakannya, dalam pantulan kaca itu sunoo melihat dirinya seperti sedang tetawa dan memadang mengejek kearahnya. itu lah kenapa sunoo lebih suka memejamkan mata. Ingin sekali sunoo menghancurkan semua kaca yg ada dinding kamar ini lebih tepatnya sunoo ingin menghancurkan seluruh kamar ini sampai berubah menjadi debu.
Sunoo merasakan kepalanya di kecup berkali-kali, tangan besar itu juga mengelus bagian pinggulnya, sunoo mengepalkan tangannya sendiri dengan kuat, untuk memulai sandiwara itu ternyata tidak semudah yg dibayangkan, sulit sekali mengatur ekspresi, seperti ada batu besar yg mengganjal kerongkongan sunoo hingga rasanya sulit sekali mengeluarkan suara. Yg paling sulit adalah mengubah sorot mata. Bersandiwara bukan hanya soal kata-kata manis tapi juga bahasa tubuh dan yg paling penting sorot mata. Mereka tidak akan mudah di kelabui karena mereka sudah hapal betul bahasa tubuh sunoo, mereka seolah dapat membaca gerak gerik sunoo seperti membaca buku yg terbuka bahkan kadang sunoo berpikir apa mereka bisa membaca pikiran sunoo dan sunoo sesungguhnya pun begitu sunoo juga bisa membaca mereka juga seakan bisa membaca jalan pikiran mereka. Bahkan tanpa kata harus sunoo akui hubungan sunoo dengan mereka bahkan seolah dapat bicara meski hanya dengan melalui kontak mata. maka sangat sulit untuk menipu satu sama lain. Tapi kali ini sunoo harus lebih licik lagi. Dalam sandiwara ini hanya ada dua pilihan, mereka yg tertipu atau sunoo yg larut dalam sandiwara yg dia buat sendiri. Sunoo sudah lama tidak bicara dengan mereka, sunoo juga menghindari kontak mata dan hal-hal itu membuat mereka semakin murka tentu saja.
"Maaf... Apa masih sakit?" Suara berat Jake menyapa pendengaran sunoo, bersama bagian pinggang dan perutnya yg terus di elus lembut.
Mendengar itu sunoo hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.
Maaf.. kalimat itu sudah sunoo dengar ribuan kali. Setiap mereka selesai melakukan kekerasan atau penyiksaan, pertanyaan apa masih sakit tadi tentu di tujukan pada hal yg baru saja dia lakukan, jake menyetubuhi sunoo dengan begitu kasar. Apa masih sakit? Ingin sekali sunoo berdecih, itu pertanyaan konyol. memang ada yg tidak sakit setelah di tampar,dijambak,dan di cekik?. Yg benar saja. Jika sunoo seorang masokis mungkin iya dia baik-baik saja justru bahkan merasa senang tapi sunoo normal. sunoo yg mendengar nada tinggi saja rasanya sudah menusuk hati apa lagi sampai mendapat kekerasan, sakitnya tidak dapat dikatakan lagi. Sunoo terlalu sensitif untuk hal hal yg seperti itu hingga semua kekerasan, penghinaan, dan pelecehan yg sunoo dapatkan dari mereka rasanya sunoo benar-benar hancur, hati dan tubuhnya hancur, mentalnya benar-benar hancur. Ntah sejak kapan kata maaf itu seperti tidak ada artinya lagi bagi sunoo, mereka melakukan hal yg sama lalu meminta maaf begitu terus berulang-ulang. Mereka seperti pengidap bipolar dengan suasana hati yg berubah-ubah sewaktu-waktu menyiksa sunoo seperti kesetanan lalu meminta maaf seolah benaran menyesal. Sunoo muak. Pernyataan betapa mereka mencintai dan memuja sunoo lalu sewaktu-waktu sunoo kembali mendapat umpatan kasar mengatai sunoo pelacur dan jalang. Sunoo tidak mengerti jenis perasaan apa yg mereka punya untuk sunoo. Setelah semua ini sunoo hanya menyadari satu hal bahwa cinta itu sudah berubah menjadi obsesi. mana ada orang yg mencintai mengikat dan menyiksa orang yg di cintai-nya. Jiwa iblis itu mengubah cinta menjadi obsesi gila. Dan sunoo harus menjadi samsak obsesi gila iblis-iblis itu membuat sunoo juga merasa begitu gila dan hilang akal.Sunoo melihat dipantulan kaca jake yg masih saja mengecup puncak kepalanya menghirup dalam aroma sunoo. Sunoo pelan-pelan mengangkat tangan besar jake yg melingkar di pinggang rampingnya, sunoo berbalik menghadap kearah jake, tangan dan kaki sunoo masih terikat besi tentu saja tapi sunoo bisa bergerak sedikit karena rantai ini bisa memanjang dan memendek sesuai keinginan iblis-iblis itu. Sunoo berbalik menghadap kearah jake sebelum iblis itu protes sunoo lebih dulu mendusel manja didada bidang itu. Perlakuan sunoo itu sunoo yakin sekali jake sedang menyerngit bingung sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | Kim.Sunoo
Historical FictionSunooharem Au !!!! Sunoo tidak pernah menyangka bagaimana bisa dia sampai di malam yg penuh mala petaka tersebut. Malam petaka yg mengubah hidupnya, bukan hanya hidupnya tapi juga memori, indentitas dan spritualnya juga ikut berubah. Ada banyak pert...