Ntah sudah berapa lama sunoo menangis di halaman rumah itu mungkin seharian tandanya hari yg tadi siang sekarang sudah malam, sunoo tetap dalam posisi berjongkok dengan tangan menutup wajahnya. Juga masih terisak-isak.
Sunoo sedang tidak fokus tapi pendengarannya mendengar jelas suara langkah kaki, sunoo tidak mendongak berpikir mungkin saja dia salah pendengaran. Tapi kemudian sebuah jaket menutupi kepalanya, karena jaket itu besar jadilah seluruh tubuh sunoo yg sedang berjongkok itu tertutupi. Sunoo yg masih sesegukan mengintip di sela-sela jarinya melihat ujung sepatu seseorang sunoo juga mendengar helaan nafas. Maka sunoo langsung mendongak melihat ternyata dia sudah di kelilingi enam iblis itu. Iblis-iblis yg sudah membuatnya menangis seharian. Sunoo menatap tajam mereka semua dengan wajahnya yg basah oleh air mata tentu saja.
Enam iblis itu justru tertawa melihat sunoo yg seperti itu, mata cantik yg berkaca-kaca wajah yg basah oleh air mata itu apalagi sekarang posisi sunoo yg sedang berjongkok sungguhan seperti kucing yg minta di pungut.
"Pergii!!!" Sunoo meneriakan itu kemudian kembali menyembunyikan wajahnya di antara lengannya tidak ingin melihat iblis-iblis itu. Apa-apaan sunoo sudah seharian menangisi mereka karena tidak menemukan mereka dimanapun, tapi sekarang mereka seperti tidak terjadi apa-apa muncul dan tertawa. Ditambah saat tertawa begitu terlihat sangat tampan. Sangat menyebalkan.
Sunoo tersentak ketika tubuhnya dengan mudah di gendong ala koala. Sunoo jelas langsung memberontak tapi apalah daya tubuh mungilnya tidak memberikan efek apapun pada tubuh besar orang yg sedang menggendongnya.
"Jay!!! Lepass!!!" Sunoo menatap tajam mata elang itu yg sekarang malah tersenyum padanya, ck kenapa jay tidak gentar sedikitpun padahal sunoo sudah menatap tajam dan memasang wajah paling galak.Jay justru mengeratkan pelukan itu membuat sunoo mau tidak mau jadi menyembunyikan wajahnya didada bidang jay.
Sunoo memukul-mukul dada bidang itu.
"Kenapa kembali... Kalian sudah meninggalkan ku... Hiks... Kenapa masih disini.. sana pergi..." Sunoo mengatakan itu sambil terus sesegukan juga memukul-mukul dada jay"Stt... Sudah.. ayo masuk, kamu tidak lihat diluar sedang penuh salju begini, aku tau kamu menyatu dengan dingin tapi tetap saja sunoo" jay mengatakan itu dan berjalan masuk. Di ikuti oleh yg lainnya.
Sunoo yg mendengar itu terdiam, mengintip disela-sela dada jay, ternyata memang benar diluar penuh dengan salju, kenapa dia tidak menyadari itu, sunoo bahkan tidak memperhatikan sekitar ketika pikirannya terlalu kalut di penuhi enam iblis menyebalkan ini. Sunoo kembali menyembunyikan wajahnya di dada jay, tidak ingin melihat wajah mereka. Wajah menyebalkan itu.
Mereka sudah masuk kedalam rumah, sekarang duduk di ruang tamu. Jadi otomatis sekarang sunoo duduk dipangkuan jay masih kekeh tidak ingin melihat mereka.
"Coba sini lihat mana wajah jelekmu saat menangis itu..." Suara jahil niki menyapa pendengaran sunoo, sunoo dapat menebak sekarang niki duduk di sebelah jay dan bicara tepat di sampingnya karena sunoo dapat merasakan tangan niki mengelus bahunya.
Sunoo yg mendengar dia dikatakan jelek mengerucutkan bibir tentu saja semakin tidak ingin menunjukkan wajahnya. Sunoo yg masih diam saja itu kembali mendengar suara tawa menyebalkan mereka.
"Apa yg kamu tangisi hmm, berpikir pangeran-pangeranmu ini pergi yaa" itu suara sunghoon, sunoo dapat menebak saat mengatakan itu sekarang mereka semua tersenyum jahil
"Love.. we are here now stop sulking" itu suara jake, suaranya sangat dekat berarti yg duduk disebelahnya jay adalah jake, sunoo juga dapat merasakan bahunya di beri beberapa kecupan sekarang.
"Kalian iblis-iblis jelek. Aku tidak mau melihat wajah kalian!!!" Sunoo mengatakan itu dan suaranya teredam dada jay
"Benarkah, ya sudah kalau begitu kami pergi saja, sepertinya yang mulia ratu juga tidak ingin melihat kita" itu suara heeseung yg diakhiri dengan kekehan
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | Kim.Sunoo
Fiction HistoriqueSunooharem Au !!!! Sunoo tidak pernah menyangka bagaimana bisa dia sampai di malam yg penuh mala petaka tersebut. Malam petaka yg mengubah hidupnya, bukan hanya hidupnya tapi juga memori, indentitas dan spritualnya juga ikut berubah. Ada banyak pert...