09 : liebesleid

1.7K 194 8
                                    

Disebuah kamar bernuansa klasik itu terdengar decakan berkali-kali yg keluar dari mulut sunoo, sunoo juga sudah berguling kesana-kemari di atas kasurnya merasa gelisah. Konsep vampir yg tidak tidur, sunoo belum terbiasa, karena tidak tidur kepala sunoo menjadi selalu berisik, sunoo jadi memikirkan banyak hal, biasanya dulu jika sunoo banyak pikiran dia akan mencari pelarian dengan tidur, tapi sekarang sunoo tidak bisa tidur lagi.

Sunoo duduk di tepi ranjang, mata sunoo menelisik seluruh isi kamar, netra sunoo tidak sengaja menemukan sebuah kotak biola di salah satu meja di pojok kamar, sunoo berdiri dan mendekat ke meja itu.
Tangan sunoo membuka kotak biola itu,. ternyata ada isinya, sebuah biola berserta bow-nya. Mata sunoo berbinar seketika saat melihat biola tersebut, tangan sunoo menelusuri biola kecoklatan yg tanpak sedikit berdebu karna sepertinya sudah lama tidak digunakan,sunoo tau biola ini terbuat dari kayu eboni. Jari sunoo juga menelusuri empat senarnya. Sepertinya biola ini masih berfungsi dengan baik. Sunoo menutup kembali kotak biola tersebut, sebuah ide terlintas dalam benak sunoo. Sunoo kembali membuka kotak biola itu, mengeluarkan biolanya, sunoo tahu ini sudah sangat tengah malam, seluruh penghuni rumah sepertinya sudah tertidur, hanya sunoo yg tetap terjaga. Sunoo membuka pintu kamar berjalan sepelan mungkin, lalu turun kebawah dan membuka pintu belakang, untuk pergi kehalaman belakang, sunoo tiba-tiba terpikirkan kenapa dia harus repot-repot berjalan diam-diam begini, padahalkan sebenarnya tadi bisa saja sunoo loncat dari balkon kamar meskipun kamar sunoo dilantai dua dia yakin dia tetap bisa dengan mudah melompat kebawah., pasti cara itu lebih cepat, sekali lagi sunoo berdecak dan kakinya terus melangkah.

Dinginnya udara malam menyatu dengan kulit dingin sunoo, sunoo terus melangkahkan kakinya menuju danau, danau dengan air yg berwarna hijau jika dilihat dari balkon kamar sunoo, sunoo berjalan keujung danau, sekarang mungkin jarak sunoo dengan rumah itu cukup jauh.
Sunoo sudah sampai diujung danau, cahaya rembulan berpantul di air danau, sunoo duduk disebuah batu yg menghadap langsung kedanau, mulai memposisikan biola tersebut dibahunya, tangan kanan sunoo memegang bow-nya siap menggesekkan, jari lentik sunoo mulai menekan senar dan mulai memaikan biola itu.

Summer vivaldi mulai mengalun disekitar danau, gesekkan cepat pada biola itu sangat cocok untuk perasaan sunoo saat ini, Setelah satu lagu itu selesai perasaan sunoo mulai merasa membaik, sunoo siap untuk lagu kedua.

Liebesleid Fritz Kreisler, kali ini sunoo memejamkan matanya, Liebesleid favorit sunoo, sunoo menggesekan biolanya dengan penuh perasaan. Suara alunan liebeslaid memenuhi perasaan sunoo, terimakasih untuk fritz kreisler karena sudah menciptakan melodi seindah ini. Saat pertama kali mendengar Liebesleid sunoo langsung jatuh cinta pada lagu ini. Tidak akan pernah jemu sunoo memaikan lagu ini, paman ann juga senang sekali mendengar sunoo memainkan lagu ini, sunoo jadi rindu dengan pamanya itu, semoga paman ann baik-baik saja.

Sunoo membuka matanya, tapi ternyata seseorang sudah berdiri disebelahnya. Lihatlah saking menghayati Liebesleid, sunoo sampai tidak sadar seseorang sudah berdiri disebelahnya.
"Sunghoon sejak kapan kamu berada disini?" Sunoo bertanya pada sunghoon

"Mainkan satu lagu lagi" suara dingin itu terdengar seperti nada yg tidak menerima penolakan.

Sunoo mendongak melihat wajah pria itu, angin malam menerbangkan surai hitam legam sunghoon. pria jangkung itu masih setia menatap sunoo dengan wajah datarnya.
Kemudian tanpa banyak kata lagi sunoo akhirnya mengangguk dan mulai memainkan biolanya.

Paganini la Campanella mulai mengalun lagi, musik klasik kembali terdengar disekitar danau, sunoo jadi ingat dia dulu menghabisi cukup banyak waktu untuk belajar bermain biola, sunoo terus mengesek biola itu sesuai temponya,
Selagi sunoo terus menggesek biolanya sunoo sadar mata sunghoon tidak lepas darinya bahkan sampai lagu itu berakhir.

Nightmare | Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang