Aroma kopi dan coklat memenuhi penciuman mereka, tapi tentu saja dari banyaknya aroma hanya ada satu aroma yg selalu berhasil menarik atensi mereka, aroma wangi dan manis. Vanilla rose... Aroma yg melekat kuat di ingatan dan sanubari mereka. Dimanakah pemilik aroma itu?, sepertinya ada di belakang.
"Selamat datang, mau pesan apa?" sebuah suara menyapa pendengaran mereka juga sebuah senyuman ramah. Seorang pria tinggi dengan pakaian khas barista. Pria itu ricky, dari jarak sedekat ini mereka menyadari satu hal, ternyata warna mata Ricky sama dengan warna mata sunoo. Meskipun sekarang ricky memakai soflen, mata mereka masih dapat melihatnya dengan jelas warna mata Ricky, honey eyes. Warna mata yg sama seperti sunoo. Mengetahui itu dan melihat vampir itu mood mereka langsung turun dengan anjlok.
"Iced americano 6, chess cakenya juga enam" jake yg menyebutkan pesanan. Terlihat ricky mencatat itu, setelah itu mereka memilih duduk di salah satu meja yg sudah di sediakan.
Setelah duduk di salah satu meja agak pojok di dalam cafe itu, sudah dapat di tebak enam iblis itu langsung menghela nafas, mereka mengandarkan pandangan ke sekitar. Cafe ini nuasanya tenang khas sunoo sekali. Cafe ini menyediakan minum dan beberapa jenis cake tipikal cafe untuk bersantai terbukti yg duduk di dalam ini juga sepertinya hanya mengobrol santai. Disana mereka juga melihat ada sebuah piano. Cafe ini juga bernuansa clasik karena dominan terbuat dari kayu-kayu.
"Itu dia..." Jay berguman, mendengar itu mereka semua melihat arah pandang jay, terlihat sunoo baru saja meletakkan sebuah kue di etalase. Sunoo juga terlihat membicarakan sesuatu dengan ricky.
"Bagus sekali, mereka membuka bisnis bersama". niki menumpu dagunya dengan tangan dan masih memperhatikan sunoo.
Mendengar itu yg lain tidak menanggapi sibuk dengan pikiran masing-masing. Lebih tepatnya sedang menahan diri agar kekuatan tidak lepas kendali, mau bagaimanapun mereka tidak ingin mengahancurkan cafe sunoo, cafe sunoo dan ricky. Fuck!! Sumpah serapah itu sudah mereka lontarkan dalam benak. Dari sini mereka dapat melihat sunoo dan ricky nampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ricky yg membuat minuman sunoo yg membuat kue-kuenya.Beberapa saat setelah itu mereka melihat sunoo mendekat tentu saja dengan nampan membawa pesanan mereka. Mereka melihat sunoo juga sedikit tersenyum sebelum meletakkan minuman itu, mereka tidak mengatakan apa-apa sampai sunoo datang untuk yg kedua kalinya membawa cake pesanan mereka. Mereka melihat sunoo kembali ke belakang meja counter mendekat dengan ricky yg lagi-lagi ntah membicarakan apa, mereka melihat dengan jelas sunoo sedikit tertawa dan Ricky melempar senyum.
Heeseung menyesap americano yg ada di atas meja. Mengumpat lagi. Pahit. Tapi hidupnya lebih pahit lagi melebihi americano yg baru saja dia minum. Yg lain juga mulai meminum americano pahit itu. Rasanya tambah pahit melihat sunoo yg disana bersama Ricky.
Sunghoon yg pertama kali menyuap cheese cake itu, rasanya sama persis seperti buatan sunoo, sudah jelas karena ini memang buatan sunoo. Tapi ntah kenapa rasanya sulit sekali menelan kue itu jika memakannya sambil melihat sunoo yg sedang tertawa bersama Ricky.
Mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing, sudah jelas dengan wajah yg begitu suram rahang mengeras dan tangan yg terkepal kuat. Mereka kesini tadi dengan semangat, mereka tau sunoo membuka cafe dari harua. Sudah berniat ingin membantu sunoo di cafe terserah melakukan pekerjaan apapun niatnya ingin membantu sunoo, tapi yg mereka temukan hal lain, wajah Ricky adalah hal pertama yg menyapa mereka saat masuk. Tidak terpikir kalau ternyata sunoo membuka cafe ini dengan Ricky, hanya mereka berdua tidak ada pekerja lain. Bahkan nama cafenya Risun cafe. Tulisan itu terpampang besar di depan cafe. Risun, singkatan Ricky sunoo . Jangan tanya lagi bagaimana kondisi enam iblis itu sekarang sudah jelas rasanya ingin membakar seluruh dunia.
Tapi mereka tidak juga kunjung pergi dari cafe itu, tidak dapat menahan diri untuk ingin terus melihat sunoo yg tersenyum kesana kemari melayani pelanggan tidak dapat di sangkal sunoo terlihat cantik dan manis dengan pakaian khas barista, bahkan beberapa pelanggan seperti mencuri Pandang dengan sunoo bahkan ada yg terang-terangan memperhatikan sunoo, hal itu sudah jelas membuat mereka ingin mencokel mata siapapun yg sudah berani melihat sunoo-nya. Mereka bahkan sudah empat kali memesan untuk alasan agar mereka tetap bisa disini. Pengunjung lain datang dan pergi tapi mereka tetap disitu. Menyesap pahitnya americano sambil melihat sunoo yg tersenyum manis. Lupakan meski kadang sunoo tersenyum karena Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | Kim.Sunoo
Ficción históricaSunooharem Au !!!! Sunoo tidak pernah menyangka bagaimana bisa dia sampai di malam yg penuh mala petaka tersebut. Malam petaka yg mengubah hidupnya, bukan hanya hidupnya tapi juga memori, indentitas dan spritualnya juga ikut berubah. Ada banyak pert...