Aroma wangi kue memenuhi seluruh rumah, tiramisu cake dan brownies cake itu sudah selesai sunoo hias dan Langsung sunoo masukkan kedalam kulkas, bungopang dan tanghulunya juga sudah selesai, sunoo membersihkan semua sisanya, setelah itu sunoo meninggalkan dapur juga berjalan ke kamarnya juga ingin membersihkan diri dan mandi.
Sunoo membuka kamarnya, masuk kedalam ketika sudah di dalam sunoo terkejut karena dinding dinding kacanya menghilang, kamar ini sudah seperti kamar normal sekarang dengan jendela besar kaca transparan menghadap langsung ke hamparan bunga mawar, sunoo tersenyum dan berdiri beberapa menit didepan jendela itu melihat keluar, salju memang tidak lagi turun tapi tumpukan putih seluas mata memandang itu juga belum mencair. Baru sekarang sunoo menikmati tempat ini, tempat yg sunoo sebut tempat terkutuk selama hampir setahun kebelakang ini tenyata tempat ini sangat indah juga terasa begitu tenang.
Suara pintu dibuka dan langah kaki yg mendekat, setelah itu sebuah lengan kembali melingkar di perut sunoo. Sunoo hanya mengelus lengan itu tidak terkejut lagi ketika dia yg tiba-tiba di peluk dari belakang juga sekarang leher sampingnya yg di ciumi. Sunoo merasakan rambut heeseung yg masih basah.
"Hee rambutmu masih basah...""Hmm..." Heeseung hanya berdehem masih mengecupi leher sunoo.
Sunoo melepaskan dekapan itu dan menghadap ke heeseung, benar saja rambut heeseung masih basah bahkan airnya ada menetes di jidatnya. Sunoo menjijit dan mengambil handuk yg tersangkut di leher heeseung. Heeseung yg mengerti langsung menundukkan badannya agar sunoo dengan mudah mengeringkan rambutnya. Heeseung memejamkan mata merasakan sunoo yg mengeringkan rambutnya dengan begitu lembut sunoo juga sedikit memberikan pijatan di kepalanya. Tidak ada yg boleh menyentuh kepalanya selain sunoo.
"Sudah selesai..." Sunoo mengatakan itu sambil memperbaiki rambut heeseung yg berantakan karena baru saja di lap dengan handuk.
Heeseung membuka mata dan langsung dihadapkan dengan wajah cantik sunoo, kenapa cepat sekali padahal heeseung masih ingin menikmati sentuhan sunoo di kepalanya. Heeseung dengan cepat mencuri satu kecupan di bibir ranum itu. Melihat sunoo yg ingin membuka mulut ingin bicara tapi heeseung lebih dulu membuka suara.
"Aku membawakan mu bajuku, kamu juga ingin mandikan".Sunoo yg tadinya ingin protes karena heeseung mencium bibirnya tanpa aba-aba jadi tidak jadi, mendengar perkataan heeseung itu sunoo langsung melihat kekasur ternyata sudah ada kemeja warna putih disana. Sudah jelas kemeja itu lagi-lagi kebesaran di badan sunoo.
"Tidak ada celananya?" Sunoo bertanya melihat heeseung"Tidak akan ada yg muat sunoo, sudah jelas akan kebesaran". Heeseung memandang sunoo dari atas sampai bawah melihat tubuh mungil itu.
Sunoo yg mendengar itu akhirnya hanya mengangguk.
"Ya sudah sana keluar aku juga akan mandi". Sunoo mengatakan itu dan mendorong bahu heeseung untuk segera keluar dari kamarnya."Tidak mau mandi bersama?" Heeseung memandang sunoo dengan wajah menggoda
"Jangan aneh-aneh, kamu baru saja selesai mandi..." Sunoo mengatakan itu sambil mendorong punggung heeseung.
Heeseung yg mendengar itu menghela nafas kecewa.
"Baiklah aku akan keluar".Sunoo yg melihat wajah kecewa heeseung hanya tertawa, melihat sunoo yg tertawa itu heeseung tersenyum miring setelah itu heeseung berjalan keluar setelah mencium bibir ranum sunoo juga memberi sedikit lumatan tentu saja, ciuman yg membuat sunoo terdiam melihat punggung heeseung menghilang di balik pintu.
Sunoo menghabiskan waktu untuk mandi kira-kira 20 menit, berpakaian dan menata sebentar penampilannya di kaca. Sunoo menggulung sampai siku lengan baju kemeja putih kebesaran itu, sunoo melihat pantulannya di kaca, melihat lagi-lagi pahanya terekspos tapi ya sudahlah ini lebih mending dari pada biasanya dia yg tidak mengenakan baju. Sunoo juga kembali tersenyum saat melihat kalung berliontin bulan sabit yg menghiasi lehernya, sunoo menyentuh kalung itu kalung yg memang tidak pernah sunoo hilangkan lagi dan selalu sunoo pakai sejak malam itu, sejak malam perayaan festival musim panas di dunia manusia.
Setelah puas memandangi kalung itu sunoo melangkahkan kakinya keluar kamar berjalan menuju ruang tamu ternyata mereka sudah berkumpul di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | Kim.Sunoo
Historical FictionSunooharem Au !!!! Sunoo tidak pernah menyangka bagaimana bisa dia sampai di malam yg penuh mala petaka tersebut. Malam petaka yg mengubah hidupnya, bukan hanya hidupnya tapi juga memori, indentitas dan spritualnya juga ikut berubah. Ada banyak pert...