03 : rumah sakit jiwa

2K 202 1
                                    

Sunoo dan taki keluar dari mobil dan berjalan memasuki kawasan rumah sakit. sesampai didepan resepsionis taki berbicara dengan beberapa perawat kelihatan akrab memang taki sudah sering menjadi sukarelawan dirumah sakit ini. sunoo menunggu dikursi tunggu.

Beberapa saat taki datang bersama seorang perawat.
"ayoo noo...suster hea akan mengantar kita bertemu nenek itu"

Sunoo berdiri dan jalan mengikuti suster tersebut, berjalan di koridor rumah sakit mereka melewati sebuah taman dan dari sini sunoo dapat melihat ada banyak pasien rumah sakit jiwa yg nampak sedang bermain sibuk dengan dunianya sendiri dan diawasi beberapa perawat laki-laki.

"Nenek minju sedang ada dikamarnya hanya boleh satu orang yg masuk"
perawat hea menjelaskan sambil membuka kunci pintu kamar rawat.

"Kamu yg masuk noo, aku bakal nunggu disana"
taki menunjuk salah satu bangku.
sunoo tampak ragu. tapi melihat takii yg mengangguk meyakinkan akhirnya sunoo melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.

Sunoo memasuki kamar tersebut, kamar sepetak yg hanya terisi ranjang kecil untuk satu orang dan didekat jendela ada satu meja dan sebuah kursi.. dikursi itu lah sunoo dapat melihat seorang wanita lansia, nenek yg mungkin berumur 90 tahun lebih rambutnya sudah putih semua dan kelihatan sekali sudah renta..nenek minju sedang melihat keluar jendela, sunoo melangkahkan kakinya perlahan berusaha tidak menimbulkan bunyi. tapi tetap saja nenek minju berbalik kearah sunoo. dan nenek itu tersenyum ke arah sunoo, sunoo terpaku bingung ingin mengatakan apa. nenek minju berdiri dan menghampiri sunoo.
"Kamu akhirnya datang juga".

Nenek minju memegang tangan sunoo dan membawa sunoo untuk duduk di ranjang nya. Setelah mereka berdua sama-sama duduk.. sunoo memperhatikan wajah nenek minju.

"Nenek mengenal ku?" Sunoo membuka suara pertama kali.

Nenek minju menggeleng,
"Aku tidak mengenal mu, tapi aku tau seseorang akan datang padaku suatu hari"

"Namaku sunoo nek"

"Sunoo..."

Nenek minju lagi-lagi tersenyum tulus sambil memegang tangan sunoo.

"Sebelumnya mohon maaf nek, nenek tidak kelihatan seperti pasien yg mengidap gangguan jiwa"
sunoo berkata pelan takut kalau-kalau perkataanya menyinggung.

"Untuk seseorang yg sering berbicara tentang sesuatu yg tidak jelas, maka dianggap oleh sebagian orang itu tidak normal, aku hidup sebatang kara, aku sudah disini hampir 20 tahun, aku bisa melihat kejadian yg belum terjadi"

"Nenek bisa melihat masa depan, itu lah sebabnya nenek tau aku akan datang?" sunoo bertanya memastikan.

Nenek minju mengangguk
"Penglihatan itu hanya samar-samar sunoo, aku tidak bisa melihat dengan begitu jelas.. dan aku juga tidak terlalu percaya pada penglihatan yg aku lihat, karna itu bisa berubah-ubah dan penglihatan itu hanya menampilkan sepotong kejadian yg tidak lengkap terkadang itu bisa menimbulkan kesalahpahaman"
"Katakan sunoo apa yg kamu ingin tanyakan?"

Sunoo menggeser duduknya, duduk di tepi ranjang... mata sunoo menemukan ukiran lambang daun di dinding kamar. Tangan sunoo mengusap lambang daun yg memiliki lima ujung tersebut.
"Nenek tau lambang apa ini?"
sunoo menoleh ke arah nenek minju yg juga sedang memperhatikan arah tangan sunoo.

Nenek minju mengalihkan pandangannya keluar jendela.
"Kaum elf "

Sunoo menaikkan alisnya tanda bingung
"Maksud nenek?"

"Lambang daun yg memiliki lima ujung seperti itu adalah lambang para elf".

"Mereka nyata?"

"Dikehidupan ini bukan hanya ada manusia sunoo, ada beberapa jenis, seperti kamu adalah jenis salah satunya"

Nightmare | Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang