Epilog

955 78 18
                                    

Waktu itu relatif, hari-hari bahagia pernikahan mereka lewati dengan penuh kebahagiaan, hari berganti hari, berganti bulan, berganti tahun, ratusan tahun terlewati. Sesuai kesepakatan setelah hidup beberapa puluh tahun di dunia manusia maka mereka akan menetap di dunia bawah.

Mereka tinggal di dunia bawah, castil besar dan mewah, juga sangat indah. Castil itu mereka persembahkan untuk sunoo, ratu mereka. Castil yg disekitarnya terdapat air terjun, sungai bersih yg mengalir, danau, taman penuh bunga, bahkan mereka menciptakan matahari buatan untuk pembeda siang dan malam yg menerangi sekitar castil kala siang, bulan buatan dan bintang-bintang kala malam. Mereka juga membuat seakan empat musim terjadi di sekitar castil. Dunia bawah khususnya di sekitar castil itu seperti negeri dongeng. Apapun mereka lakukan untuk sunoo, dunia bawah yg biasanya hanya ada gelap dan lava menggelegak itu mereka mengubahnya menjadi taman surga untuk sunoo.

Biasanya sunoo dalam wujud ratunya dengan gaun keperakannya juga tiara indah yg menghiasi kepala cantiknya itu berjalan di sekitar castil saat sore, alunan merdu gesekan biolanya memenuhi castil, sunoo sering memainkan biolanya di sekitar danau, danau yg katanya selalu mengingatkannya tentang danau hijau yg ada di dunia werewolf. Setiap hari suaminya melihat betapa cantiknya sunoo, kecantikannya yg tak pernah lekang oleh waktu begitu pun rasa cinta mereka untuk sunoo.

Waktu berlalu terasa begitu cepat, rasanya baru kemarin mereka melihat betapa cantiknya sunoo berjalan ke altar dengan gaun pernikahan lalu mereka mengucapkan sumpah pernikahan, rasanya baru kemarin mereka menikah. tapi hari ini ternyata ratusan tahun kembali berlalu begitupun usia pernikahan mereka. Selama masa-masa pernikahan sunoo mengurus mereka dengan begitu telaten dan lembut, Tutur katanya juga selalu lembut, bahkan sejak menikah sunoo tidak pernah lagi meninggikan suaranya pada suaminya, meski ada banyak pelayan di castil tapi untuk urusan suaminya sunoo melakukannya sendiri dengan tangannya, memasak, menyiapkan baju, untuk urusan gunting rambut dan mencukur pun sunoo yg melakukannya karena suaminya yg senang sekali bermanja dengan sunoo itu tidak ingin rambutnya atau tubuhnya disentuh oleh orang lain selain sunoo. Sunoo melakukan semuanya dengan senang hati, tidak pernah luntur senyum teduh dari wajah cantiknya itu. Sunoo begitu sempurna sebagai sosok istri yg begitu berbakti, sunoo adalah istri terbaik di seluruh dimensi. Sunoo juga adalah wujud seorang Ratu, tidak ada satu mahkluk pun di dunia bawah yg tidak memujanya.

Tidak perlu di katakan lagi betapa beruntungnya iblis-iblis itu karena sunoo sudah menjadi istri mereka, sejak bersama sunoo rasanya iblis seperti mereka melupakan apa itu rasa marah,murka, setiap kali melihat senyum di wajah cantik sunoo itu tidak ada lagi perasaan lain selain dari pada perasaan betapa mereka mencintai sunoo. Rasanya setiap hari adalah perayaan, perayaan karena sunoo adalah istri mereka.

Tapi hari ini, setelah masa-masa penuh bahagia selama pernikahan, hari paling suram itu kembali menimpa mereka. Hari paling gelap. Dunia bawah yg seperti taman surga itu kini terasa seperti neraka, tidak ada kebahagiaan sama sekali, iblis-iblis itu tidak pernah tersenyum lagi hanya ada raut kemarahan, kemurkaan, juga kesedihan yg tidak dapat di katakan dengan kata-kata. Kenapa takdir senang sekali bermain-main dengan mereka. Jiwa iblis mereka yg beberapa ratus tahun terakhir itu dipenuhi cahaya kini kembali menjadi gelap gulita. tidak ada lagi cahaya karena yg menjadi penerang seluruh gelap gulita itu kini cahaya tengah redup. Bersamaan dengan enam iblis itu yg kini kehilang arah dan menjadi buta.



Pintu kamar itu terbuka, heeseung masuk kedalam kamar dengan wajah yg begitu suram juga kegelapan yg melingkupinya bahkan bayangan juga begitu gelap dan pekat, heeseung melangkahkan kakinya menuju ranjang. Duduk di kursi yg ada disamping ranjang. Matanya yg memerah itu menatap seseorang yg berbaring di ranjang, mata cantiknya itu tertutup, tangan besar heeseung mengambil tangan mungil itu, menggenggamnya merasakan tangan sedingin es itu. Heeseung membawa tangan dingin dan pucat itu kepipinya untuk meredakan perasaan yg begitu bergejolak dalam dirinya hingga rasanya tubuh heeseung begitu panas. Mata merah itu masih setia memandangi wajah cantik istrinya yg masih setiap menutup mata.

Nightmare | Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang